Adopsi Teknologi Analisis Pendapatan Sistem Integrasi Usahatani Salak Pondoh dan Kambing Peranakan Etawa di Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

14 Selain biaya dalam usahatani juga perlu diketahui mengenai besarnya pendapatan. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Besarnya pendapatan sangat bergantung pada komponen pengeluaran dan penerimaan dalam proses produksi. Adapun analisis pendapatan bertujuan untuk menggambarkan keadaan sekarang dari suatu usaha dan keadaan yang akan datang dari perencanaan. Selain itu, analisis pendapatan penting dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu kegiatan yang diusahakan. Besarnya biaya dan pendapatan yang diperoleh petani tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi produksi usahatani tetapi juga dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani antara lain: 1 faktor internal yaitu: umur petani, pendidikan, pengalaman, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, dan modal; 2 faktor eksternal yaitu: input meliputi ketersediaan dan harga, output meliputi permintaan dan harga; 3 faktor manajemen Suratiyah 2006.

2.4 Adopsi Teknologi

Inovasi teknologi di bidang pertanian guna meningkatkan produktivitas telah banyak dikembangkan. Teknologi yang diperkenalkan kepada petani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan tetapi juga untuk memperbaiki dan mempertahankan fungsi ekosistem. Feder et al. 1981 menyebutkan bahwa adopsi inovasi teknologi di bidang pertanian telah menarik perhatian terutama di negara-negara sedang berkembang yang sebagian besar masih bergantung pada pertanian karena memberikan peluang untuk meningkatkan produksi secara substansial. Adanya perubahan perilaku petani terhadap suatu teknologi sangat erat kaitannya dengan proses pengambilan keputusan untuk melakukan adopsi inovasi tersebut. Soekartawi 2005 menyatakan ada dua elemen penting yang perlu diperhatikan dalam proses adopsi inovasi yaitu adanya sikap mental untuk melakukan adopsi inovasi dan konfirmasi dari keputusan yang telah diambil. Hanafie 2010 mendefinisikan adopsi sebagai proses perubahan perilaku, baik 15 yang berupa pengetahuan cognitive, sikap affective maupun keterampilan psychomotoric pada diri seseorang setelah menerima inovasi. Secara ekonomi, petani akan melakukan adopsi teknologi dengan pertimbangan dapat memaksimalkan tingkat utilitas yang disesuaikan dengan harga, kebijakan, karakteristik pribadi petani dan ketersediaan sumberdaya Caswell et al. 2001. Proses pengambilan keputusan petani untuk melakukan adopsi inovasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Pattanayak et al. 2002 menggolongkan penentu adopsi teknologi di bidang pertanian dan kehutanan ke dalam lima faktor, yaitu: 1. Preferensi petani, secara eksplisit efek preferensi petani sulit untuk diukur sehingga dilakukan pendekatan berdasarkan kondisi sosial demografi seperti umur, jenis kelamin, pendidikan dan status sosial. 2. Resource endowment, digunakan untuk mengukur ketersediaan sumberdaya yang dimiliki oleh adopter dalam hal ini petani untuk diimplementasikan pada teknologi baru. Contohnya adalah kepemilikan aset seperti tanah, tenaga kerja, ternak dan tabungan. 3. Insentif pasar, merupakan faktor yang berhubungan dengan rendahnya biaya yang dikeluarkan atau tingginya manfaat yang diterima dari adopsi teknologi. Insentif pasar berfokus terhadap faktor-faktor ekonomi seperti harga, ketersediaan pasar, transportasi dan untung atau rugi. Faktor insentif pasar ini diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sehingga memiliki pengaruh yang positif terhadap adopsi teknologi. 4. Faktor biofisik, faktor ini memiliki pengaruh terhadap proses produksi dalam bidang pertanian dan kehutanan. Contohnya, kualitas tanah, kemiringan lahan pertanian dan luas lahan. Secara umum, faktor biofisik yang rendah seperti kemiringan lahan yang besar sehingga berpotensi menimbulkan erosi akan mendorong adanya adopsi teknologi oleh petani dengan harapan dapat meminimalisasi hal tersebut. 5. Risiko dan ketidakpastian, faktor ini menunjukkan adanya ketidaktahuan petani terhadap kondisi pasar dan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Contohnya, risiko dan ketidakpastian dalam jangka pendek tersebut adalah harga komoditas yang berfluktuatif, jumlah output dan curah hujan. Salah 16 satu contoh risiko dan ketidakpastian dalam jangka panjang adalah tidak terjaminnya hak kepemilikan. Mengingat lamanya jangka waktu pengembalian investasi di bidang pertanian dan kehutanan ini maka adopsi teknologi menjadi cara untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dari investasi tersebut. Upaya untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam bidang pertanian dan kehutanan ditempuh melalui adopsi teknologi. Penerapan teknologi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu usahatani. Hal ini erat kaitannya dengan upaya untuk meningkatkan jumlah komoditas yang ditawarkan. Menurut Rahim dan Hastuti 2007 kemajuan teknologi mampu mengurangi biaya produksi, mempertinggi kualitas dan produktivitas dan menghasilkan komoditas baru.

2.5 Penelitian Terdahulu