38 penguasaan lahan salak yang dimiliki petani non integrasi lebih luas dibandingkan
dengan petani integrasi.
5.2.2.2 Status Usahatani Salak
Masyarakat  Desa  Girikerto  pada  umumnya  menjadikan  usahatani  salak pondoh  sebagai  mata  pencaharian  pokok  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidup
keluarga.  Sebagian  besar  responden  baik  petani  integrasi  maupun  non  integrasi menyatakan  bahwa  usahatani  salak  sebagai  pekerjaan  utama.  Status  usahatani
salak pondoh memperlihatkan seberapa besar waktu dan perhatian petani terhadap pekerjaannya.  Tabel  12  menyajikan  data  yang  menunjukkan  bahwa  89,29  dari
28  responden  petani  integrasi  menyatakan  usahatani  salak  sebagai  pekerjaan utama  dan  sisanya  sebesar  10,71  memilih  usahatani  sebagai  mata  pencaharian
sampingan. Sementara itu, pada petani non integrasi sebesar 86,67 menjadikan usahatani  salak  sebagai  pekerjaan  utama  mereka  dan  sisanya  sebesar  13,33
memilih sebagai pekerjaan sampingan. Tabel 12  Jumlah petani integrasi dan non integrasi berdasarkan status usahatani
Sumber: Data Primer, diolah 2013
5.2.2.3 Pengalaman Budidaya Salak
Keberhasilan usahatani petani responden tidak terlepas dari pengalamannya dalam  mengelola  lahan  yang  dimiliki.  Oleh  karena  itu,  pengalaman  menjadi
indikator  keberhasilan  usahatani.  Semakin  lama  petani  berusaha  dalam  budidaya salak  maka  akan  semakin  banyak  pengalaman  yang  diperoleh  sehingga
diharapkan  petani  mampu  mengelola  usahataninya  menjadi  lebih  baik.  Hal  ini dikarenakan melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya petani responden dapat
memahami cara mengelola lahan salak miliknya agar menghasilkan produksi yang lebih berkualitas dan sesuai dengan apa  yang diinginkan. Adapun data mengenai
pengalaman budidaya salak petani responden disajikan pada Tabel 13.
Status Usahatani
Petani Integrasi Petani Non Integrasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
Pekerjaan Utama 25
89,29 13
86,67 Pekerjaan Sampingan
3 10,71
2 13,33
Jumlah 28
100,00 15
100,00
39 Tabel  13  Jumlah  petani  integrasi  dan  non  integrasi  berdasarkan  pengalaman
budidaya salak
Pengalaman Budidaya Salak tahun
Petani Integrasi Petani Non Integrasi
Jumlah orang
Persentase Jumlah
orang Persentase
10 4
14,29 2
13,33 10-20
15 53,57
8 53,33
21-30 6
21,43 4
26,67 30
3 10,71
1 6,67
Jumlah 28
100,00 15
100,00 Sumber: Data Primer, diolah 2013
Berdasarkan  Tabel  13  terlihat  bahwa  pengalaman  budidaya  salak  di  Desa Girikerto  beragam,  dengan  pengalaman  paling  rendah  yaitu  5  tahun  dan  paling
tinggi  yaitu  38  tahun.  Sebagian  besar  petani  responden  memiliki  pengalaman budidaya  salak  pada  kisaran  10-20  tahun  yang  berjumlah  15  orang  53,57
untuk petani integrasi dan 8 orang 53,33 untuk petani non integrasi. Kegiatan usahatani  salak  merupakan  salah  satu  bentuk  usaha  yang  diperoleh  secara  turun
temurun sehingga para petani sudah memperoleh pengalaman berusahatani  salak sejak kecil.
5.2.3 Karakteristik Usahaternak Kambing PE Petani Integrasi 5.2.3.1 Jumlah Ternak dan Pengalaman Beternak
Jumlah  ternak  kambing  yang  dimiliki  oleh  petani  responden  akan mempengaruhi  besar  kecilnya  pengeluaran  dan  penerimaan  yang  diperoleh.
Semakin  banyak  jumlah  ternak  yang  dipelihara  maka  akan  semakin  banyak  pula biaya  yang  dikeluarkan  terutama  dalam  pemeliharaan  ternak  tersebut.  Selain  itu,
pengalaman  beternak  juga  akan  berpengaruh  terhadap  kondisi  usahaternak  yang dijalankan  oleh  responden.  Petani  dengan  pengalaman  lebih  banyak  dalam
melakukan  usahaternak  akan  memiliki  kemampuan  yang  lebih  tinggi  untuk memelihara  hewan  ternaknya.  Oleh  karena  itu,  pengalaman  ini  menjadi
pembelajaran bagi petani dalam kegiatan usahaternaknya. Adapun sebaran jumlah ternak dan pengalaman beternak petani integrasi disajikan dalam Tabel 14.
40 Tabel  14  Jumlah  ternak  dan  pengalaman  beternak  petani  integrasi  di  Desa
Girikerto
Jumlah Ternak ekor Petani Integrasi
Jumlah orang Persentase
5 4
14,29 5-10
14 50,00
10 10
35,71 Jumlah
28 100,00
Pengalaman Beternak tahun 10
8 28,57
10-20 7
25,00 21-30
10 35,71
30 3
10,71 Jumlah
28 100,00
Sumber: Data Primer, diolah 2013
Rata-rata petani integrasi di Desa Girikerto memiliki jumlah ternak kambing pada  kisaran  5-10  ekor  sebanyak  14  orang  50.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa
usahaternak  kambing  yang  dilakukan  petani  responden  sudah  mulai  berkembang seiring  dengan  semakin  terbukanya  pasar  kambing  PE  baik  berupa  susu  maupun
bibit  kambing.  Sementara  itu,  responden  umumnya  telah  beternak  dalam  kurun waktu  yang  relatif  lama.  Lama  berusahaternak  menjadi  indikator  pengalaman
peternak  dalam  menjalankan  usahaternaknya.  Rata-rata  responden  memiliki pengalaman beternak selama 21-30 tahun sebanyak 10 orang 35,71 sedangkan
responden  dengan  pengalaman  beternak  kurang  dari  10  tahun  sebanyak  8  orang 28,57, pengalaman beternak 10-20 tahun sebanyak 7 orang 25 dan sisanya
sebanyak 3 responden 10,71 telah beternak lebih dari 30 tahun.
5.2.3.2 Status Kepemilikan Ternak