Penelitian Terdahulu Analisis Pendapatan Sistem Integrasi Usahatani Salak Pondoh dan Kambing Peranakan Etawa di Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

16 satu contoh risiko dan ketidakpastian dalam jangka panjang adalah tidak terjaminnya hak kepemilikan. Mengingat lamanya jangka waktu pengembalian investasi di bidang pertanian dan kehutanan ini maka adopsi teknologi menjadi cara untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dari investasi tersebut. Upaya untuk mengurangi risiko dan ketidakpastian dalam bidang pertanian dan kehutanan ditempuh melalui adopsi teknologi. Penerapan teknologi memiliki peranan penting dalam kemajuan suatu usahatani. Hal ini erat kaitannya dengan upaya untuk meningkatkan jumlah komoditas yang ditawarkan. Menurut Rahim dan Hastuti 2007 kemajuan teknologi mampu mengurangi biaya produksi, mempertinggi kualitas dan produktivitas dan menghasilkan komoditas baru.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terkait sistem integrasi tanaman dan ternak telah dilakukan oleh Priyanti 2007 mengenai Dampak Program Sistem Integrasi Tanaman Ternak Terhadap Alokasi Waktu Kerja, Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Petani di lima Kabupaten yaitu Sleman dan Bantul DIY, Sragen dan Grobogan Jawa Tengah dan Bojonegoro Jawa Timur. Model persamaan simultan 2SLS dan analisis simulasi digunakan dalam penelitian ini sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam program tersebut digunakan model regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahaternak sapi dan keikutsertaan petani dalam organisasi pertanian menjadi faktor utama yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengadopsi sistem integrasi tanaman ternak. Secara umum dapat dinyatakan bahwa peran usaha integrasi tanaman ternak padi, sapi dan kompos cukup besar terhadap pendapatan total rumah tangga petani, masing- masing sebesar 77 persen dan 64 persen bagi petani SITT dan Non SITT dimana sebagian besar alokasi pengeluaran dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan. Alokasi penggunaan tenaga kerja keluarga, kontribusi pendapatan dan alokasi pengeluaran rumah tangga petani sistem integrasi tanaman ternak relatif lebih besar dibandingkan dengan petani non integrasi. 17 Junaidi dan Yamin 2010 melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Pola Usahatani Diversifikasi dan Hubungannya dengan Pendapatan Usahatani Kopi di Sumatera Selatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi pola diversifikasi usahatani kopi dan membandingkan pendapatan usahatani kopi antara pola diversifikasi dan monokultur. Penelitian ini dilakukan terhadap 45 petani pola diversifikasi dan 45 petani monokultur. Alat analisis yang digunakan adalah regresi logistik dan analisis statistik parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk mengadopsi usahatani kopi pola diversifikasi adalah pendidikan dan pengalaman berusahatani. Sementara itu, pendapatan pola usahatani diversifikasi berbeda nyata secara statistik dimana pendapatan pola usahatani diversifikasi lebih besar dibandingkan pola usahatani monokultur. Penelitian lainnya adalah mengenai Pendapatan Usahatani Integrasi Pola Sayuran Ternak Ikan Studi Kasus: Pondok Pesantren Al-Ittifaq Kampung Ciburial Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali Kabupaten Bandung oleh Hanifah 2008. Penelitian ini bertujuan: 1 mengkaji keragaan usahatani integrasi pola sayuran ternak ikan; 2 menganalisis pendapatan usahatani integrasi pola sayuran ternak ikan dan usahatani tidak terintegrasi serta pendapatan tiap cabang usahatani; 3 menganalisis efisiensi usahatani integrasi pola sayuran ternak ikan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis pendapatan dan RC rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RC rasio atas biaya tunai maupun biaya total pada usahatani terintegrasi lebih besar dari usahatani yang tidak terintegrasi. Nilai RC rasio atas biaya total pada usahatani terintegrasi sebesar 6,34 sedangkan atas biaya tunai 10,80. Pada usahatani tidak terintegrasi RC rasio atas biaya total dan biaya tunai masing-masing sebesar 5,2 dan 7,42. Pendapatan atas biaya tunai maupun biaya total pada usahatani terintegrasi lebih besar dibandingkan jika cabang-cabang usahatani tersebut berdiri sendiri. Total pendapatan usahatani terintegrasi yang diamati selama satu tahun atas biaya tunai dan biaya total sebesar Rp 3.018.953.319 dan Rp 2.802.343.117 sedangkan yang tidak terintegrasi sebesar Rp 2.880.553.974 dan Rp 2.678.735.190. 18 Hardjanto 2010 melakukan penelitian mengenai analisis pendapatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam adopsi teknologi konservasi lahan di DTA Saguling Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan petani non konservasi lahan lebih menguntungkan dibandingkan dengan petani konservasi lahan. Berdasarkan perhitungan NPV, sistem usahatani non konservasi menghasilkan NPV sebesar Rp 97.136.330 dan sistem usahatani konservasi lahan menghasilkan NPV sebesar Rp 79.162.388. Artinya, sistem usahatani konservasi lahan ini tidak menguntungkan secara ekonomi namun memiliki keunggulan dari aspek lingkungan. Komoditas yang diusahakan petani konservasi lahan adalah tanaman semusim sayuran dengan tanaman tahunan kopi sedangkan petani non konservasi lahan hanya mengusahakan sayuran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani konservasi lahan yang diestimasi dengan model regresi berganda adalah harga kopi, biaya obat, biaya pupuk dan harga sayur. Sementara itu, model regresi logistik digunakan untuk mengidentifikasi variabel apa saja yang berpengaruh terhadap adopsi teknologi konservasi lahan dan variabel yang diduga berpengaruh hanya variabel sumber informasi yang signifikan dalam adopsi teknologi tersebut. Penelitian yang dilakukan memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya yakni, mengidentifikasi pola integrasi antara tanaman salak pondoh dan ternak kambing PE secara deskriptif, melakukan perbandingan pendapatan usahatani yang menggabungkan antara komoditas salak pondoh dan ternak kambing PE melalui sistem integrasi dengan pendapatan usahatani yang hanya bergerak pada satu komoditas yaitu salak pondoh, dan mengidentifikasi faktor- faktor yang mempengaruhi petani dalam pengambilan keputusan untuk melakukan integrasi dengan menggunakan analisis regresi logistik melalui software Minitab 14. 19 III KERANGKA PEMIKIRAN Petani dalam melakukan usahataninya selalu dihadapkan pada kondisi ketersediaan sumberdaya yang kompetitif dan terbatas baik dari segi lahan, modal maupun input pertanian. Usaha di bidang pertanian juga sangat rentan terhadap perubahan yang terjadi pada alam sehingga memiliki risiko yang besar. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya yang bisa meminimalisasi kondisi tersebut, salah satunya dengan cara menerapkan sistem pertanian yang terintegrasi antarcabang usahatani seperti tanaman dan ternak. Usahatani tanaman dapat menghasilkan produk utama dari tanaman tersebut dan juga limbah tanaman, sedangkan usahatani ternak memberikan hasil berupa daging atau susu dan limbah kotoran ternak. Upaya mengintegrasikan kedua usahatani ini berarti limbah tanaman dapat dimanfaatkan oleh ternak yang diusahakan sedangkan limbah ternak dapat digunakan sebagai pupuk bagi tanamannya. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumberdaya lokal sehingga bisa mengurangi ketergantungan sarana produksi input dan pakan dari luar. Kondisi tersebut menunjukkan adanya suatu bentuk usaha untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan input usahatani. Adanya integrasi tersebut diharapkan dapat menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan yang tidak hanya bertujuan meningkatkan perolehan pendapatan petani tetapi juga memperhatikan aspek ekologi yang ada seperti pemanfaatan limbah kotoran ternak yang biasanya dibuang sehingga dapat mencemari lingkungan. Salah satu contoh usahatani terintegrasi yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah dengan mengombinasikan antara cabang usahatani tanaman hortikultura dengan ternak seperti tanaman salak pondoh dan ternak kambing peranakan etawa PE yang ada di Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman. Pada umumnya, pengembangan budidaya salak pondoh di Desa Girikerto dikombinasikan dengan ternak seperti kambing PE. Tambahan hijauan pakan untuk kambing ini dapat diperoleh petani dari daun salak yang dibudidayakan sedangkan kotoran kambing dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman salaknya. 20 Tahap awal dari penelitian ini adalah dengan mengidentifikasi pola integrasi antara tanaman salak pondoh dan ternak kambing PE yang dilakukan di Desa Girikerto. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana interaksi yang terjadi antara dua komoditas yang diusahakan secara integrasi yaitu salak pondoh dan kambing PE. Data yang didapat berasal dari wawancara mendalam dengan responden petani yang melakukan integrasi salak pondoh dan kambing PE. Sementara itu, alat analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif. Analisis mengenai perbandingan pendapatan antara petani yang melakukan integrasi salak pondoh dan kambing PE dengan yang tidak mengintegrasikan salak pondohnya dengan kambing PE merupakan ruang lingkup masalah kedua yang akan diteliti. Biaya dan penerimaan dari masing-masing petani integrasi dan non integrasi tersebut dianalisis menggunakan pendekatan RC ReturnCost. Hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kondisi usahatani tersebut menguntungkan secara ekonomi dan efisien dalam penggunaan biaya produksi. Tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap keputusan petani untuk melakukan integrasi antara salak pondoh dan kambing PE. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan wawancara langsung kepada petani dan dianalisis menggunakan metode regresi logistik. Alur pemikiran proses penelitian dapat dilihat pada Gambar 2. 21 Keterangan: : Komponen Analisis : Metode Analisis : Hubungan Langsung Gambar 2 Skema kerangka pemikiran operasional penelitian Integrasi Usahatani Ya Tidak Usahatani Integrasi Salak-Kambing PE Usahatani Tanpa Integrasi Salak Pola Integrasi Analisis Deskriptif Semakin kompetitif dan terbatasnya sumberdaya serta tingginya risiko dalam usahatani Pendapatan Usahatani Integrasi Pendapatan Usahatani Tanpa Integrasi dibandingkan Pendapatan Usahatani Integrasi =, , Usahatani Tanpa Integrasi Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani integrasi Analisis Regresi Logistik Analisis Pendapatan Meningkatnya Pendapatan Petani 22 IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian