42
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Pola Integrasi antara Tanaman Salak Pondoh dan Ternak Kambing Peranakan Etawa
Usahatani tanaman salak pondoh merupakan sumber mata pencaharian pokok bagi masyarakat di Desa Girikerto. Kondisi agroklimat yang sesuai dengan
pertumbuhan tanaman salak pondoh menjadikan buah salak pondoh sebagai komoditas unggulan di Desa Girikerto. Pada umumnya, usahatani tanaman salak
pondoh diusahakan secara bersama-sama dengan usahaternak kambing PE pada lahan yang berbeda. Adapun lahan yang digunakan untuk tanaman salak pondoh
berupa lahan kering baik pekarangan maupun tegalan sedangkan lahan yang digunakan untuk pemeliharaan ternak kambing PE terkonsentrasi pada satu lokasi
dengan jarak mulai dari 300 m hingga 1.000 m dari rumah peternak.
6.1.1 Penanganan Kotoran Ternak Kambing Peranakan Etawa
Usaha pemeliharaan tanaman salak pondoh dan ternak kambing PE yang dilakukan di Desa Girikerto menunjukkan adanya integrasi diantara kedua usaha
tersebut. Hal ini terlihat dari pemanfaatan kotoran kambing sebagai pupuk kandang di kebun salak milik petani. Berdasarkan hasil wawancara, seluruh petani
responden menyatakan bahwa mereka memanfaatkan kotoran ternak kambing sebagai pupuk kandang di kebun salak tanpa melalui proses pengolahan. Pupuk
kandang yang digunakan petani responden merupakan campuran antara inthil feses, urin dan sisa pakan. Mathius 1994 menyatakan bahwa campuran feses,
urin dan sisa pakan ternak dapat meningkatkan kemampuan tanah untuk mengikat dan menyimpan air serta membantu komponen hara tanah untuk tetap berada
dalam lapisan bagian atas tanah sehingga bahan organik untuk tanaman tersedia setiap saat.
Pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa belum ada petani responden yang memisahkan antara inthil feses dengan urin dari ternak kambing yang
dipelihara. Pemanfaatan pupuk kandang untuk tanaman merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam mengoptimalkan penggunaan sumberdaya yang
dimiliki oleh petani. Pupuk kandang yang digunakan oleh petani responden bermanfaat dalam mengurangi pencemaran lingkungan karena kotoran tersebut
43 tidak dibuang di sembarang tempat dan dapat menghemat pembelian pupuk untuk
kebun salak sehingga dapat mengurangi biaya produksi salak pondoh. Hal ini menjadi salah satu keuntungan petani integrasi dibandingkan dengan petani non
integrasi yang harus membeli pupuk untuk kebun salak pondoh. Pada umumnya, petani integrasi di Desa Girikerto menggunakan langsung
kotoran kambing ini tanpa melalui proses pengolahan. Hartatik dan Widiowati 2006 menyatakan bahwa nilai rasio CN pupuk kandang kambing diatas 30
sehingga pupuk kandang kambing akan lebih baik penggunaannya apabila dikomposkan terlebih dahulu karena pupuk kandang yang baik harus memiliki
rasio CN 20. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, pemanfaatan kotoran ternak kambing tidak berdampak pada kondisi lahan maupun tanaman
salak pondoh meskipun tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Terdapat beberapa kendala yang menyebabkan petani belum melakukan proses pengolahan
terhadap kotoran ternak kambing diantaranya kekurangan tenaga dan waktu, kekurangan modal menambah biaya dan faktor kemalasan petani.
6.1.2 Penanganan Limbah Daun Salak