Penerimaan Usahatani Salak Pondoh

47 produktivitas buah salak pondoh petani integrasi dan non integrasi ketika panen raya dan panen kecil disajikan dalam Lampiran 3. Buah salak merupakan buah yang membutuhkan proses perawatan yang rutin tidak hanya pemupukan tetapi juga dalam hal pemangkasan dan penyerbukan. Anarsis 1996 menyatakan bahwa penyerbukan bunga salak merupakan hal yang sangat menentukan panen salak dan memerlukan bantuan manusia. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pada umumnya petani integrasi kurang memperhatikan kebun salak miliknya karena petani integrasi harus membagi waktu kerja untuk memelihara kebun salak dan ternak kambingnya dibandingkan dengan petani non integrasi yang hanya mencurahkan waktunya untuk memelihara kebun salak. Meskipun demikian, berdasarkan hasil uji beda rata-rata dengan uji T-test terhadap produktivitas buah salak petani integrasi dan non integrasi diperoleh P-value uji t sebesar 0,756. Nilai tersebut lebih besar dari taraf α 5. Artinya, secara statistika produktivitas buah salak antara petani integrasi dan non integrasi tidak berbeda secara signifikan. Hal ini dikarenakan tidak adanya perbedaan yang besar dari produktivitas buah salak antara petani integrasi dan non integrasi. Hasil output uji beda produktivitas buah salak antara petani integrasi dan non integrasi disajikan dalam Lampiran 8.

6.2.1.2 Penerimaan Usahatani Salak Pondoh

Penerimaan usahatani merupakan jumlah output usahatani dikalikan dengan harga jual yang berlaku. Penerimaan ini merupakan pendapatan kotor sebelum dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Output pertanian berupa buah salak pondoh yang dijual dengan harga yang berlaku di pasar sehingga akan diperoleh penerimaan kotor usahatani. Perbandingan rata-rata penerimaan usahatani petani integrasi dan non integrasi dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 Penerimaan usahatani salak pondoh petani integrasi dan non integrasi Komponen Petani Integrasi Petani Non Integrasi Panen Raya 19.846.539 20.073.665 Panen Kecil 18.635.915 19.360.957 Total Penerimaan Rphatahun 38.482.454 39.434.622 Sumber: Data Primer, diolah 2013 48 Tabel 19 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan usahatani salak pondoh petani integrasi lebih rendah dari rata-rata penerimaan petani non integrasi. Total penerimaan per hektar per tahun petani integrasi sebesar Rp 38.482.454 sedangkan total penerimaan petani non integrasi sebesar Rp 39.434.622. Hal ini dikarenakan terdapat perbedaan dalam hal produktivitas antara petani integrasi dan non integrasi. Harga jual buah salak pondoh pada masing-masing usahatani juga dipengaruhi oleh kualitas dari buah salak pondoh yang dihasilkan. Oleh karena itu, harga jual yang diterima pun akan berbeda antara petani yang satu dengan petani yang lain. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian, harga jual buah salak pada musim panen raya berada pada kisaran Rp 3.000kg hingga Rp 4.000kg sedangkan pada musim panen kecil harga buah salak berkisar antara Rp 5.000kg hingga Rp 9.000kg. Pada umumnya, setelah pemetikan buah salak, petani akan melakukan proses pembersihan dari kotoran yang menempel pada buah salak sebelum menjualnya pada tengkulak. Para tengkulak biasanya akan melakukan proses grading penggolongan buah setelah memperoleh buah salak pondoh dari petani.

6.2.1.3 Biaya Usahatani Salak Pondoh