11 1.
Diversifikasi dalam penggunaan sumberdaya produksi. 2.
Mengurangi terjadinya risiko. 3.
Efisiensi  penggunaan  tenaga  kerja  untuk  meningkatkan  produktivitas pertanian dan pendapatan.
4. Efisiensi dalam penggunaan komponen sumberdaya.
5. Efisiensi dalam penggunaan energi biologi dan kimia sehingga mengurangi
ketergantungan input luar. 6.
Terciptanya  sistem  ekologi  yang  berkelanjutan  melalui  penggunaan  bahan daur ulang.
7. Meningkatkan output.
8. Menciptakan rumah tangga petani yang stabil.
2.2 Konsep Sistem Integrasi Tanaman Ternak
Sistem pertanian yang terintegrasi dapat dilakukan dengan mengembangkan potensi  keterkaitan  antarcabang  usahatani.  Salah  satu  upaya  tersebut  adalah
dengan  menggabungkan  antara  usahatani  tanaman  dan  usahaternak  melalui konsep  integrasi  antara  tanaman  dengan  ternak.  Sistem  integrasi  tanaman  ternak
melibatkan  kombinasi  antara  satu  atau  lebih  jenis  tanaman  dan  hewan  ternak. Output yang dihasilkan dari satu komponen menjadi input bagi komponen lainnya
sehingga  terjalin  hubungan  yang  sifatnya  saling  melengkapi.  Secara  umum, terdapat  dua  jenis  sistem  integrasi  yaitu:  1  sistem  integrasi  yang
mengombinasikan  antara  ternak  ruminansia  maupun  non  ruminansia  dengan tanaman  semusim;  2  sistem  integrasi  yang  mengombinasikan  antara  ternak
ruminansia dan non ruminansia dengan tanaman tahunan Devendra et al. 1997. Konsep  integrasi  tanaman  dengan  ternak  diharapkan  dapat  memajukan
sektor  pertanian  dengan  memanfaatkan  potensi  sumberdaya  lokal.  Konsep integrasi  ternak  dalam  usahatani  baik  itu  tanaman  perkebunan,  pangan  atau
hortikultura adalah menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak, dalam  hal ini  ternak  ruminansia  sapi,  kerbau,  domba,  kambing  atau  psedoruminansia
kelinci, kuda tanpa mengurangi aktivitas dan produktivitas tanaman. Keberadaan ternak  ini  harus  dapat  meningkatkan  produktivitas  tanaman  sekaligus  dengan
produksi ternaknya Kementerian Pertanian 2011.
12 Adapun manfaat dari penerapan integrasi tanaman ternak dapat ditinjau dari
apek: 1 agronomi, dengan adanya pemeliharaan kapasitas produktif dari lahan; 2 ekonomi,  melalui  diversifikasi  produk  diperoleh  hasil  yang  lebih  tinggi  dan
berkualitas dengan biaya yang lebih sedikit; 3 ekologis, terciptanya pengendalian erosi  4  sosial,  menciptakan  lapangan  pekerjaan  di  pedesaan  sehingga  menekan
urbanisasi.  Dalam  sistem  integrasi,  tanaman  dan  ternak  berinteraksi  untuk menciptakan  sinergi.  Produk  limbah  dari  satu  komponen  berfungsi  sebagai
sumberdaya  untuk  komponen  lainnya.  Sisa  tanaman  dapat  digunakan  sebagai pakan  ternak,  sementara  limbah  ternak  digunakan  untuk  meningkatkan
produktivitas  pertanian  sehingga  bisa  mengurangi  penggunaan  pupuk  kimia  dan meningkatkan  kesuburan  lahan  Gupta  et  al.  2012.  Proses  interaksi  dalam
integrasi  antara  tanaman  dan  ternak  tersebut  dapat  dicontohkan  pada  tanaman salak  pondoh  dan  ternak  kambing  peranakan  etawa  seperti  yang  terdapat  pada
Gambar 1.
Gambar 1  Sistem integrasi salak pondoh dan kambing peranakan etawa
Sumber: Penulis 2013
Sistem  integrasi  antara  tanaman  dengan  ternak  seperti  pada  Gambar  1 menunjukkan  adanya  pemanfaatan  sumberdaya  lokal  dengan  memaksimalkan
upaya  daur  ulang  yang  menghasilkan  suatu  usaha  dengan  konsep  zero  waste sehingga  semua  hasil  dari  ternak  dan  tanaman  dapat  digunakan  kembali
Soepranianondo  2009.  Limbah  ternak  kambing  dapat  dimanfaatkan  sebagai Daun Salak
Pondoh
Kambing Peranakan
Etawa
Kotoran Salak
Pondoh
13 pupuk bagi tanaman salak pondoh dan sisa tanaman bisa digunakan sebagai pakan
ternak.  Pola  tersebut  memperlihatkan  bahwa  terdapat  keterkaitan  antara  ternak kambing dengan tanaman salak pondoh yang diusahakan.
2.3 Biaya dan Pendapatan Usahatani