52 oleh keluarga petani integrasi. Berdasarkan hasil wawancara, petani integrasi
menjual seluruh susu ke tempat pengolahan dengan harga jual antara Rp 13.000liter hingga Rp 14.000liter. Hasil perhitungan produksi dan produktivitas
susu kambing PE milik petani integrasi disajikan dalam Lampiran 6. Adapun di Desa Girikerto sudah memiliki tempat pengolahan susu kambing
yang berperan sebagai lembaga pemasaran susu yang diperoleh dari petani. Produk hasil olahan susu tersebut berupa susu bubuk dalam kemasan dengan
berbagai rasa. Adanya proses pengolahan ini membuat susu kambing sebagai komoditas yang memiliki nilai jual tinggi. Meskipun demikian, pihak pengelola
memerlukan upaya inovatif karena terdapat beberapa kendala dalam hal pemasaran produk olahan susu kambing. Hal ini dikarenakan kurangnya minat
konsumen untuk mengonsumsi susu kambing dan adanya aroma khas susu yang masih identik dengan aroma kambing.
Proses pengolahan susu ini memungkinkan susu kambing sebagai produk yang tahan lama sehingga terdapat daya tarik bagi petani untuk memelihara ternak
kambing sebagai komoditas lokal yang potensial disamping melakukan budidaya salak pondoh. Selain itu, keberadaan tempat pengolahan susu ini juga mampu
memberikan aktivitas ekonomis bagi kalangan perempuan di Desa Girikerto. Hal ini dikarenakan keberadaan tempat pengolahan susu tersebut mampu
memberdayakan kalangan perempuan di Desa Girikerto sebagai tenaga kerja. Kondisi tersebut merupakan kesempatan yang dimanfaatkan sebagai salah satu
tambahan penghasilan di luar kegiatan budidaya salak pondoh dan kambing PE. Oleh karena itu, kegiatan di bidang pertanian baik berupa usahatani salak pondoh,
usahaternak kambing PE dan industri pengolahan susu yang ada ini dapat menjadi roda perekonomian dan pembangunan di Desa Girikerto.
6.2.2.3 Biaya Usahaternak Kambing Peranakan Etawa
Biaya usahaternak merupakan pengeluaran dari pemakaian barang atau jasa untuk keperluan usahaternak kambing PE selama satu tahun. Pengeluaran dalam
usahaternak kambing PE terdiri atas biaya pakan, sewa lahan kandang, iuran anggota, sewa mobil untuk mengangkut kotoran, bunga pinjaman, biaya
transportasi dan tenaga kerja luar keluarga yang termasuk dalam komponen biaya tunai. Adapun biaya non tunai usahaternak terdiri atas tenaga kerja dalam
53 keluarga, penyusutan alat dan penyusutan kandang. Perhitungan biaya
usahaternak kambing PE petani integrasi dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Biaya usahaternak kambing peranakan etawa petani integrasi
Komponen Jumlah
Biaya Tunai 4.622.210
Biaya Non Tunai 1.741.945
Total Biaya Rpekortahun 6.364.155
Sumber: Data Primer, diolah 2013
Tabel 22 menyajikan data yang menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan petani integrasi dalam satu tahun sebesar Rp 6.364.155ekor. Biaya
tunai dan non tunai diperoleh dari hasil perhitungan biaya pemeliharaan ternak kambing PE selama satu tahun yang secara rinci disajikan pada Lampiran 5.
Tingginya biaya yang dikeluarkan ini terkait dengan pemeliharaan ternak kambing terutama dalam pengadaan pakan dan penggunaan tenaga kerja. Adapun
pakan ternak yang memiliki komposisi terbesar dalam biaya pemeliharaan ternak kambing petani integrasi selama satu tahun adalah polar dedak gandum
sebanyak 72,80 kgekor dan kulit kedelai sebanyak 43,26 kgekor. Pemberian pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan peternakan kambing PE. Responden umumnya menyadari bahwa pemberikan pakan berpengaruh terhadap jumlah susu yang dihasilkan sehingga
responden berusaha untuk mencukupi kebutuhan pakan bagi ternak kambing PE. Pakan ternak yang diberikan umumnya terdiri atas konsentrat berupa polar dedak
gandum, kulit kedelai, ampas tahu, dan kangkung. Menurut petani polar merupakan konsentrat yang paling penting digunakan sebagai pakan terutama
ketika ternak kambing berada pada masa laktasi. Selain konsentrat, responden juga memberikan hijauan yang diperoleh dengan mencari sendiri. Pengadaan
hijauan di Desa Girikerto masih tersedia dikarenakan lokasi pedesaan yang masih asri dan berada di area pegunungan. Pemeliharaan ternak kambing PE di lokasi
penelitian tidak dilakukan dengan sistem penggembalaan atau ikat pindah melainkan dengan cara cut and carry system dimana pakan dicarikan dan
diberikan pada ternak yang ada dalam kandang. Oleh karena itu, keberadaan kandang merupakan salah satu bagian terpenting dalam peternakan kambing
peranakan etawa.
54 Lahan kandang di Desa Girikerto merupakan tanah kas desa yang
disewakan khusus untuk pengembangan ternak kambing PE sehingga kandang para petani terkumpul dalam satu lokasi atau yang biasa disebut sebagai kandang
kelompok. Lahan yang digunakan untuk kandang kelompok seluas 3 hektar dimana lokasinya cukup jauh dari area perumahan warga sehingga tidak
mengganggu kenyamanan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan pengamatan, tipe kandang responden berupa kandang panggung dan non panggung dengan lantai
kandang yang terbuat dari kayu, lantai tanah tanpa pondasi dan lantai semen. Sebanyak 20 orang responden 71,43 membuat kandang dengan tipe panggung
dan 8 orang responden 28,57 menggunakan tipe non panggung sebagai kandang ternaknya. Pembuatan kandang panggung ini memudahkan petani dalam
membersihkan kotoran ternaknya karena kotoran kambing dan urin akan langsung jatuh diantara sela-sela lantai kandang.
Petani integrasi di Desa Girikerto umumnya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dalam pemeliharaan ternak kambing. Adapun tenaga kerja luar
keluarga biasanya dipekerjakan hanya ketika membersihkan kotoran kambing untuk dibawa ke kebun salak. Sementara itu, untuk usahatani salak pondoh petani
akan mempekerjakan tenaga kerja luar keluarga untuk kebutuhan pemeliharaan kebun salak seperti pemangkasan, pemupukan dan sanitasi.
6.2.3 Analisis Pendapatan Usahatani Integrasi dan Non Integrasi