Penentuan Pola Sebaran Cahaya Lampu Pijar

10 pusat cahaya dengan badan lampu T l = 17 cm. Nilai - nilai ini diperlukan agar konstruksi reflektor memiliki dimensi tidak terlalu besar atau terlalu sempit. Ini dimaksudkan agar lampu yang diletakkan didalam reflektor memilki ruang untuk sirkulasi udara, sehingga tabung lampu tidak terlalu panas. Selain itu, jenis dan bentuk lampu yang digunakan juga memiliki ukuran yang cukup besar, sehingga dimensi penutup lampu harus bisa ditempati oleh lampu. Puspito 2008a menjelaskan bahwa perhitungan sudut bukaan reflektor dapat menggunakan rumus trigonometri sederhana dengan terlebih dahulu melakukan perhitungan terhadap tinggi pemantul dengan arah penyinaran T n dan tinggi badan lampu dengan reflektor T p . Tinggi pemantul dengan arah penyinaran dihitung dengan rumus: Selanjutnya T p dihitung dengan rumus: Sudut bukaan reflektor α r dapat dicari menggunakan rumus: . Panjang sisi miring reflektor R dan tinggi reflektor T diketahui dengan cara: Diameter bagian luar reflektor Ø b dan diameter mulut reflektor Ø k dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2.3.3 Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu Bertudung dan Bereflektor

pada Medium Udara Lampu bertudung dan bereflektor diukur intensitas cahayanya pada medium udara. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti pengukuran intensitas cahaya lampu di medium udara, seperti ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3.

2.3.4 Pengujian Tudung dan Reflektor

Pengujian penutup lampu dilakukan langsung di lapang dengan mengoperasikan tiga unit bagan perahu. Masing-masing bagan menggunakan � = � + � − � � . � � = � 1 2 � � − � 1 2 � � . � � = � + � − � � � − . � = �� −1 � � � + � + � − � � . = � � + � + � − � � 2 + � 2 . Ø = 2 × ∅ = 2 × � . 11 penutup lampu yang berbeda, yaitu tudung milik nelayan dan dua reflektor hasil rancangan. Penelitian memakai metode percobaan dengan cara mengoperasikan bagan perahu langsung di laut yang dilakukan selama 24 malam. Kegiatan penangkapan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan 14 malam penangkapan dengan target tangkapan cumi-cumi saat kondisi bulan terang dan tahap kedua selama 10 malam dengan target tangkapan jenis-jenis ikan saat kondisi bulan gelap. Operasi penangkapan ikan dalam satu malam dilakukan dalam dua kali hauling yang berlangsung antara pukul 20.00-01.00 WIT dan 01.00-05.00 WIT untuk tahap pertama dan 20.00 –00.00 WIT dan 00.00–05.00 WIT tahap kedua. Tahapan pengoperasian bagan mengikuti urutan berikut: 1. Persiapan di darat yang meliputi pemeriksaan kelengkapan peralatan penelitian, perbekalan, bahan bakar bensin, minyak tanah, motor tempel dan lampu; 2. Berangkat menuju daerah penangkapan ikan di dalam Teluk Kao dengan posisi geografis 0°53’21,42” LU dan 127°404,94” BT; 3. Persiapan peralatan penelitian yang terdiri atas pemasangan lampu bertudung dan bereflektor, fishfinder transducer, fishfinder display dan penentuan posisi bagan dengan bantuan GPS global positioning system; 4. Pengoperasian bagan dimulai dengan menyalakan lampu dan mengamati gerombolan ikan secara visual dan melalui fishfinder monitor. Jaring segera diturunkan jika gerombolan ikan berada tepat di bawah bagan; 5. Jaring didiamkan selama 25-30 menit dan pergerakan gerombolan ikan diamati, selanjutnya jaring diangkat ketika gerombolan ikan telah terkonsentrasi di bawah bagan; 6. Hasil tangkapan yang diperoleh disortir berdasarkan jenisnya di atas bagan untuk mempermudah proses pendataan. Seluruh hasil tangkapan selanjutnya dimasukkan ke dalam keranjang; dan 7. Pengoperasian berikutnya mengikuti urutan yang sama dimulai dari nomor empat. 2.3.5 Pengamatan Pola Sebaran Ikan Pola sebaran ikan di bawah bagan diamati dengan dua cara, yaitu secara visual dan akustik. Uraiannya sebagai berikut:

1. Pengamatan secara visual

Pengamatan pola sebaran organisma secara visual dilakukan dari atas bagan. Hasilnya dianalisis secara deskriptif-komparatif. Pengamatan difokuskan pada: a. Waktu kedatangan kawanan organisma di bawah lampu yang dicirikan dengan kehadiran kawanan organisma pada kolom dekat permukaan air di bawah lampu; b. Jenis ikan yang terlihat pertama kali; dan c. Lintasan renang ikan di bawah lampu. Seluruh aktivitas kawanan organisma di bawah bagan direkam dengan video camera .