Hasil tangkapan jenis-jenis ikan fototaksis positif

40 Gambar diatas menunjukkan bahwa faktor interaksi antara penggunaan penutup lampu dan interval waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan, terjadi pada bagan yang dilengkapi dengan tudung standar. Interaksi terjadi karena rata- rata bobot hasil tangkapan per trip jenis ikan predator dari masing-masing bagan pada interval waktu berbeda relatif sama. Sementara itu, bagan yang dilengkapi dengan reflektor hasil rancangan tidak menunjukkan adanya interaksi yang mempengaruhi bobot tangkapan jenis-jenis ikan predator, karena rata-rata bobot hasil tangkapan dari masing. 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Organisma laut lebih cepat merespon cahaya pada saat kondisi gelap bulan dari pada terang bulan. Kecepatan berkumpulnya organisma laut pada saat bulan gelap 10 menit, sedangkan saat bulan terang adalah 15-20 menit setelah lampu dinyalakan; 2. Hasil tangkapan cumi-cumi tertinggi diperoleh bagan dengan reflektor α r 23,3°, adapun penangkapan jenis-jenis ikan adalah bagan dengan reflektor α r 32,6°; 3. Waktu penangkapan yang efektif untuk penangkapan cumi-cumi dan jenis- jenis ikan adalah setelah tengah malam atau diatas Pkl. 00.00 WIT. Gambar 29 Interaksi faktor penutup lampu dengan interval waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan jenis-jenis ikan predator. 41

4.2 Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah: 1. Upaya untuk memaksimalkan hasil tangkapan bagan, nelayan Teluk Kao sebaiknya menggunakan reflektor a r 23,3 o untuk menangkap cumi-cumi periode bulan terang, adapun reflektor a r 32,7 o untuk menangkap jenis-jenis ikan periode gelap bulan; 2. Tingginya kelimpahan organisma yang didominasi pada interval waktu penangkapan setelah tengah malam, maka nelayan sebaiknya memfokuskan penangkapan di interval waktu setelah tengah malam. DAFTAR PUSTAKA [BKPM] Badan Koordinasi Penanaman Modal. 2012. Potensi Investasi. Maluku Utara ID: 14 hal. Amiruddin. 2006. Interaksi Preddasi Teri Stolephorus spp. Selama Proses Penangkapan Ikan dengan Bagan Rambo; Hubungannya dengan Kelimpahan Plankton [Tesis]. Bogor ID. Institut Pertanian Bogor. Arifin. 2009. Optimalisasi Sistim Pencahayaan Ikan Menggunakan Lampu Listrik dalam Air Bertenaga Surya [Internet]. [diunduh 2013 Desember 9]. Tersedia pada: www.pustaka.ut.ac.iddev25pdfprosiding2fmipa201018.pdf Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor ID: Yayasan Dewi Sri. Baskoro SM, Taurusman AA, Sudirman H. 2011. Tingkah Laku Ikan Hubungannya dengan Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap . Bandung ID: Lubuk Agung. Fauziyah, S Freddy, S Khairul, Hadi. 2013. Perbedaan Waktu Hauling Bagan Tancap terhadap Hasil Tangkapan di Perairan Sungsang, Sumatera Selatan. Jurnal Lahan Suboptimal . 2 1. 50-57. Genisa SA. 1998. Beberapa Catatan tentang Alat Tangkap Ikan Pelagis Kecil. Oseana . 23 3 dan 4: hal 19-34. Gunarso W. 1988. Cumi-cumi dan Kerabatnya. Biologi, Etologi, Penangkapan serta Prospek Bisnisnya . Laboratorium Tingkah Laku Ikan dan Mikroteknik. Bogor ID. Institut Pertanian Bogor. Hamzah MS. 1990. Embrio Sotong Buluh, Sepioteuthis lessoniana, Lesson dan Perkembangannya. Lonawarta. No. 2. 17-24. Hatim F. 2010. Analisis depresi sumberdaya ikan teri Stolephourus sp di Teluk Kao, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara [tesis]. Bogor ID. Institut Pertanian Bogor. Hendrawan. 2012. Efektivitas Lapu Tabung pada Perikanan Bagan [tesis]. Bogor ID. Institut Pertanian Bogor. Krissunari, D. 1987. Kebiasaan Makanan dan Pertumbuhan Cumi-cumi Loligo edulis, Hoile di Perairan Pulau Rambut, Kepulauan Seribu . [Skripsi]. Bogor ID; Institut Pertanian Bogor. Matjik AA, Sumertajaya IM. 2000. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan MINITAB . Bogor ID. IPB Press.