3
1.2 Rumusan Masalah
Pemanfaatan cahaya dalam perikanan bagan di Teluk Kao merupakan hal penting yang perlu dikembangkan, karena cahaya menjadi indikator utama dalam
menunjang keberhasilan penangkapan ikan dengan bagan. Keterbatasan pengetahuan nelayan dalam memanfaatan sumber cahaya lampu dalam
penangkapan ikan, mengakibatkan hasil tangkapan yang diperoleh bagan menjadi kurang maksimal. Nelayan Teluk Kao memanfaatkan cahaya di bagan masih
menggunakan cara-cara tradisional, sehingga cahaya yang dihasilakan untuk menyinari perairan cenderung memiliki intensitas yang rendah dan pola sebaran
cahaya juga terlalu sempit.
Fungsi cahaya sebagai atraktor untuk mengumpulkan jenis-jenis organisma fototaksis positif. Berdasarkan fungsi ini, maka penggunaan cahaya di bagan
harus disesuaikan dengan tingkahlaku organisma target tangkap dan luas kerangka jaring bagan yang digunakan. Sebaran cahaya yang terlalu meluas akan
berdampak pada tersebarnya jenis-jenis organisma fototaksis positif diluar area kerangka jaring baik di bawah maupun di sekeliling bagan. Ini akan
mempengaruhi jumlah organisma yang dapat terjangkau oleh jaring bagan, sehingga jumlah tangkapan menjadi berkurang.
Memaksimalkan penggunaan cahaya di bagan adalah dengan melakukan pemusatan cahaya, sehingga cahaya yang menyinari perairan tetap berada dalam
kerangka jaring. Pemusatan cahaya juga harus disesuaikan dengan tingkahlaku oraganisma yang menjadi target tangkap. Hal ini karena, pemusatan cahaya
dengan pola sebaran cahaya yang terlalu sempit, dapat memberikan dampak yang kurang baik terhadap interaksi organisma yang berkumpul di perairan bawah
bagan dan akan berdampak pada perolehan hasil tangkapan yang kurang maksimal.
Pemusatan cahaya di bagan oleh nelayan Teluk Kao masih menggunakan bahan yang sederhana. Nelayan menggunakan tudung lampu berupa bakul, ember
atau panci. Penggunaan tudung ini tidak melalui proses kajian dan perhitungan ilmiah. Fungsinya hanya sebagai peredam agar sebaran cahaya tidak melebar ke
sekeliling bagan. Iluminasi cahaya yang masuk ke dalam air tidak terlalu tinggi dan arah pancaran cahayanya tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, tudung yang
juga difungsikan sebagai penutup lampu perlu dibuat. Arah pancaran cahayanya diupayakan hanya menyinari areal di bawah bagan. Iluminasi cahayanya yang
tinggi diharapkan dapat merangsang ikan-ikan kecil untuk datang ke bawah bagan dan dapat mengumpulkan jenis-jenis ikan yang berada di kedalaman tertentu
untuk berkumpul pada area yang mudah dijangkau jaring.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
2. Menentukan kecepatan berkumpul organisma di bawah cahaya lampu
bertudung dan bereflektor saat penangkapan diperiode bulan gelap dan terang; Mendapatkan reflektor lampu yang memberikan hasil tangkapan terbanyak
pada penangkapan cumi-cumi dan jenis-jenis ikan;
4
3. Menentukan waktu penangkapan yang efektif dalam kegiatan penangkapan cumi-cumi dan jenis-jenis ikan.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai: 1. Rekomendasi bagi nelayan bagan untuk menggunakan model penutup lampu
yang efektif dalam meningkatkan hasil tangkapan; dan 2. Rekomendasi bagi Pemerintah Daerah terkait dalam pengembangan
perikanan bagan untuk meningkatkan produksi perikanan bagan.
1.5 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian di atas, maka bentuk hipotesis yang di susun adalah:
1. Penggunaan penutup lampu yang berbeda mempengaruhi kecepatan akumulasi ikan di bawah bagan;
2. Penggunaan penutup lampu berbeda berpengaruh terhadap hasil tangkapan bagan;
3. Penggunaan penutup lampu yang berbeda akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan bagan.
1.6 Kerangka Teori
Teori dasar penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya adalah menjadikan cahaya sebagai atractor untuk organisma fototaksis positif. Hal ini yang
menyebabkan penggunaan cahaya lebih efektif bila dioperasikan pada kondisi gelap bulan. Kondisi gelap bulan, perairan akan lebih gelap sehingga cahaya yang
menyinari perairan lebih maksimal untuk merangsang organisma fototaksis positif untuk berkumpul di area penangkapan. Hal yang berbeda terjadi jika
pengoperasian alat tangkap dengan bantuan cahaya dilakukan pada saat terang bulan. Perairan yang tersinari oleh cahaya bulan menjadi terang, sehingga
organisma fototaksis positif juga ikut menyebar secara merata di perairan. Kondisi ini yang menyebabkan penangkapan dengan alat bantu cahaya umumnya
dilakukan pada kondisi bulan gelap. Berdasarkan teori dasar ini, maka cahaya merupakan indikator utama yang harus diperhatikan dalam kegiatan penangkapan
ikan dengan alat bantu cahaya.
Bagan merupakan salah satu alat penangkap ikan yang menggunakan bantuan cahaya untuk mengumpulkan organisma fototaksis positif. Nelayan
Teluk Kao mengoperasikan bagan sepanjang tahun dengan target penangkapan adalah cumi-cumi dan jenis-jenis ikan. Penangkapan dibagi
dalam dua periode, yaitu periode terang bulan dan gelap bulan. Nelayan memfokuskan penangkapan cumi-cumi pada periode bulan terang,
sementara penangkapan jenis-jenis ikan, seperti teri dan tembang dilakukan pada waktu gelap bulan.
5
Permasalahan utama pada perikanan bagan Teluk Kao adalah pemanfaatan sumber cahaya yang dilakukan oleh nelayan. Perlakuan yang diterapkan oleh
nelayan untuk memaksimalkan pencahayaan hanya dengan menggunakan penutup lampu berupa bakul, panci atau ember plastik. Hal ini mengakibatkan intensitas
cahaya yang dihasilkan cenderung rendah dan pola sebaran cahaya yang terlalu sempit.
Konstruksi penutup lampu yang sesuai perlu dirancang, sehingga dapat meningkatkan intensitas dan memiliki pola sebaran cahaya yang sesuai dengan
tingkahlaku organisma target tangkap. Ini dikarenakan kondisi perairan saat terang bulan dan gelap bulan memiliki karakter berbeda. Penggunaan cahaya lebih
efektif untuk mengumpulkan jenis-jenis organisma fototaksis positif saat penangkapan di periode bulan gelap. Hal berbeda terjadi pada kondisi terang
bulan, dimana penggunaan cahaya kurang efektif karena perairan tersinari oleh cahaya bulan.
Penutup lampu hasil rancangan diujicobakan pada pengoperasian bagan di Teluk Kao. Tiga unit bagan digunakan dalam pengoperasian penangkapan.
Masing-masing bagan dilengkapi dengan penutup lampu berbeda. Kerangka teori penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.