30
yang masuk ke dalam perairan juga lemah. Dengan demikian, tudung lampu tidak dapat dipakai secara maksimal pada saat bulan terang.
Kelemahan lampu bertudung dalam mengumpulkan jenis-jenis ikan yang bersifat fototaksis positif berdampak pada rendahnya akumulasi cumi-cumi yang
menjadi target penangkapan. Cumi-cumi lebih sedikit berkumpul di bawah bagan, karena sumber makanan yang tersedia sangat sedikit. Kondisi ini menyebabkan
perolehan bobot hasil tangkapan cumi-cumi dengan bagan yang dilengkapi lampu bertudung paling rendah.
Penggunaan lampu bereflektor α
r
32,6
o
pada bagan ternyata dapat menghasilkan bobot hasil tangkapan cumi-cumi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan lampu bertudung. Intensitas cahaya lampu bereflektor α
r
32,6
o
cukup dan sebaran cahayanya mengarah tepat ke jaring bagan. Kelemahannya adalah sebaran
cahaya lampu akan semakin melebar sejalan dengan bertambahnya jarak penyinaran. Hasil pengamatan langsung didapatkan bahwa cumi-cumi lebih
banyak berada pada area perairan yang tidak begitu terang. Adapun cumi-cumi yang tertangkap adalah cumi-cumi terperangkap oleh jaring bagan ketika sedang
melakukan perburuan terhadap ikan fototaksis positif yang berada di atas jaring bagan.
Bobot hasil tangkapan paling tinggi diperoleh bagan dengan lampu bereflektor
α
r
23,3
o
. Intensitasnya sangat tinggi dibandingkan dengan lampu bertudung dan lampu bereflektor
α
r
32,6
o
. Penggunaan reflektor α
r
23,3
o
menghasilkan sebaran cahaya lampu yang semakin meluas dengan bertambahnya kedalaman perairan, tetapi penyinarannya masih tetap terfokus pada jaring. Hal ini
mengakibatkan lampu bereflektor α
r
23,3
o
memiliki kemampuan tinggi dalam mengumpulkan organisma fototaksis positif di perairan bawah bagan yang
menjadi makanan cumi-cumi. Peningkatan jumlah organisma fototaksis positif yang berkumpul di bawah bagan akan diikuti oleh frekuensi kedatangan cumi-
cumi yang semakin besar di bawah bagan.
Lampu bertudung dan bereflektor mengonsentrasikan cahaya lampu tepat di bawah bagan, sehingga perairan bawah bagan menjadi lebih terang. Semakin
tinggi intensitas cahaya, maka perairan bawah bagan juga semakin terang. Intensitas yang tinggi dimaksudkan untuk menyaingi cahaya bulan yang
menyinari perairan secara merata di sekitar bagan. Hal ini merupakan indikator
sehingga bobot hasil tangkapan bagan dengan lampu bereflektor α
r
23,3
o
menjadi sangat tinggi. Sudirman et al 2003 menjelaskan intensitas cahaya yang tinggi
dapat meningkatkan hasil tangkapan bagan.
3.5.1.2 Pengaruh interval waktu penangkapan terhadap bobot hasil
tangkapan cumi-cumi
Waktu pengoperasian berpengaruh terhadap bobot hasil tangkapan cumi- cumi. Pengoperasian bagan pada interval waktu penangkapan 01.00-05.00 WIT
mendapatkan berat tangkapan cumi-cumi tertinggi, yaitu 12.661 kg cumi-cumi atau 90,88 dari berat total tangkapan. Adapun bobot hasil tangkapan cumi-cumi
pada interval waktu penangkapan 20.00-01.00 WIT seberat 1.270 kg 9,12. Bobot hasil tangkapan cumi-cumi berdasarkan interval waktu disajikan pada
Gambar 21 dan rincian datanya dituliskan pada Lampiran 5. Artinya, keberhasilan penangkapan cumi-cumi sangat tergantung pada waktu penangkapan.
31
Pengamatan di lapang menunjukkan bahwa jumlah cumi-cumi yang
berkumpul di bawah bagan pada interval waktu penangkapan 20.00-01.00 WIT sangat sedikit. Kelimpahannya mulai meningkat setelah tengah malam 01.00-
05.00 WIT. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya:
a. Waktu makan
Perairan yang disinari cahaya mengindikasikan tersedianya sumber makanan. Kondisi ini, menurut Gunarso 1988, merangsang cumi-cumi untuk
datang. Cumi-cumi sebagai hewan predator akan lebih terangsang untuk melakukan perburuan saat lapar. Hasil penelitian Arifin 2009 membuktikan
bahwa organisma air lebih cepat merespon cahaya pada saat lapar dibandingkan dengan kenyang. Alasan ini menjadi dasar mengapa cumi-cumi tertangkap dalam
jumlah yang banyak saat dilakukan penangkapan pada interval waktu 01.00 - 05.00 WIT.
Hasil pengamatan di lapang menunjukkan bahwa cumi-cumi aktif berburu makanan pada interval waktu antara 01.00-05.00 WIT dibandingkan dengan
20.00-01.00 WIT. Pada selang waktu tersebut, kelimpahan organisma kecil, seperti plankton dan jenis-jenis ikan fototaksis positif, sangat tinggi. Ini
berdampak pada jumlah cumi-cumi di bawah bagan yang juga meningkat. Akibatnya, jumlah cumi-cumi yang tertangkap oleh bagan menjadi sangat banyak.
Ini sejalan dengan hasil penelitian Sulaiman 2006 dan Hendrawan 2012 yang membuktikan bahwa hasil tangkapan cumi-cumi dengan bagan lebih banyak
didapatkan pada waktu setelah tengah malam.
b. Ruaya
Jumlah cumi-cumi yang tertangkap oleh bagan sangat banyak. Penyebabnya, lokasi penangkapan Teluk Kao berada di dalam teluk dengan
pesisir pantai yang ditumbuhi oleh hutan mangrove. Selain itu, perairan tersebut terlindungi dari pengaruh gelombang, karena keberadaan terumbu karang. Field
1965 dalam Krissunari 1987 menjelaskan bahwa perairan teluk yang terlindung umumnya dijadikan sebagai tempat memijah bagi cumi-cumi. Menurut
Nabhitabhata 1996,
cumi-cumi menempelkan telurnya pada berbagai tipe substrat alami, seperti rumput laut, lamun, sponge, batu-batuan dan corral.
Sebagian besar cumi-cumi yang tertangkap oleh bagan berada pada kondisi matang gonad. Ini dibuktikan oleh ukuran mantelnya yang berkisar antara 7-11
Gambar 21 Bobot total hasil tangkapan cumi-cumi berdasarkan interval waktu penangkapan a 20.00-01.00 WIT dan b 01.00-05.00 WIT
a
b
32
cm. Menurut Hamzah 1990 ukuran mantel cumi-cumi pada tingkat kematangan gonad III dan IV adalah 70-188 mm. Tallo 2006 membuktikan bahwa cumi-
cumi menempelkan telurnya pada attractor di perairan dangkal antara 3-5 m pada malam hari. Ini berarti cumi-cumi matang gonad beruaya menuju perairan dangkal
untuk memijah pada malam hari dan kembali ke perairan lebih dalam saat memasuki siang hari. Jumlah tangkapan cumi-cumi yang lebih banyak pada
interval waktu
01.00-05.00 WIT diakibatkan oleh adanya perubahan arah ruaya gerombolan cumi-cumi. Pergerakan cumi-cumi menuju ke perairan dalam akan
berbelok arah mendekati perairan bawah bagan untuk mencari makan.
3.5.1.3 Interaksi penggunaan penutup lampu berbeda dengan interval waktu
penangkapan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa faktor penutup lampu dan interaksi antara penutup lampu dengan interval waktu penangkapan tidak berpengaruh
nyata terhadap hasil tangkapan cumi-cumi, dimana nilai probability P
value
0.05. Berbeda pada interval waktu penangkapan yang menunjukkan pengaruh nyata
terhadap hasil tangkapan cumi-cumi dengan nilai P
value
0.05 Tabel 2. Cumi-cumi yang tertangkap oleh bagan tidak terlalu dipengaruhi oleh faktor
penutup lampu. Hal ini disebabkan oleh rata-rata bobot hasil tangkapan cumi- cumi per trip dari masing-masing bagan yang dilengkapi penutup lampu berbeda
tidak menunjukkan perbedaan signifikan pada penangkapan yang dilakukan di masing-masing interval waktu berbeda.
Penangkapan cumi-cumi lebih dipengaruhi oleh interval waktu penangkapan. Dimana perbedaan signifikan terjadi pada rata-rata bobot hasil tangkapan cumi-
cumi dari masing-masing bagan berdasarkan interval waktu penangkapan. Gambar 8 disajikan interaksi antara penggunaan penutup lampu dengan interval
waktu berbeda terhadap hasil tangkapan cumi-cumi.
Tabel 4 Interaksi penggunaan penutup lampu berbeda dengan interval waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi.
Effect SS
Degr. of Freedom
MS F
P Intercept
2310390
1
2310390 26.46
0.00
Penutup lampu 126110
2
63055 0.72
0.49
Waktu
1544701
1
1544701 17.69
0.00
Penutup lampuWaktu
86761
2
43381 0.50
0.61
Error
6809978
78
87307
33
3.5.2 Hasil tangkapan ikan
3.5.2.1 Komposisi jenis ikan
Hasil tangkapan bagan terdiri atas dua jenis organisma ikan, yaitu organisma fototaksis positif dan predator. Jenis organisma fototaksis positif
adalah teri Stolephorus spp. seberat 1.977 kg atau 39,86 dari berat total ikan hasil tangkapan dan tembang Sardinella fimbriata 1.934 kg 38,99. Adapun
organisma predator meliputi layur Trichiurus lepturus 982 kg atau 19,80 dari berat total ikan hasil tangkapan, layang Decapterus russelli 11,5 kg 0,23,
selar Selaroides leptolepis 29 kg 0,58 dan kuwe Caranx sexfaciatus 26,3 kg 0,53. Komposisi berat ikan hasil tangkapan bagan berdasarkan jenisnya
disajikan pada Gambar 23, adapun rincian datanya dituliskan pada Lampiran 5.
Ikan fototaksis positif 3.911 kg
Ikan predator 1.048,8 kg
Gambar 23 Komposisi berat per jenis ikan hasil tangkapan bagan berdasarkan jenisnya
Vertical bars denote 0.95 confidence intervals
20.00-01.00 WIT 01.00-05.00 WIT
20.8571 36.8571
33 20.8571
36.8571 33
206.2857 373.4286
324.6429 206.2857
373.4286 324.6429
standar dua tiga
tiga dua
Penutup lampu
-300 -200
-100 100
200 300
400 500
600
HT Cumi-c umi
20.8571 36.8571
33 206.2857
373.4286 324.6429
Gambar 22 Interaksi faktor penutup lampu dengan interval waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan cumi-cumi.