Waktu dan Tempat Alat dan Bahan

9

2.3.2 Perancangan Konstruksi Reflektor

Reflektor dirancang sebanyak dua unit yang difungsikan untuk mengarahkan cahaya pada kerangka jaring bagan pada ketingian dua meter dan lima meter di bawah lampu. Perkiraan rancangan dua reflektor kerucut ditunjukkan pada Gambar 4. Pembiasan cahaya antara medium udara dengan air dianggap tidak ada. Perancangan konstruksi reflektor lampu diawali dengan menentukan sudut kemiringan reflektor yang didasarkan atas jarak penyinaran yang diinginkan T la , yaitu jarak antara titik pusat sumber cahaya dengan area yang disinari Gambar 5. Beberapa input dijadikan sebagai nilai awal dalam perhitungan matematis untuk mendapatkan sudut bukaan reflektor. Input yang dibutuhkan adalah jari-jari badan lampu Ø bl = 8 cm, jarak penyinaran yang diinginkan T la = 2 m dan 5 m, jari- jari bukaan reflektor R r = 20 cm , sisi kerangka jaring ½ K jr = 5 m dan tinggi Gambar 4 Ilustrasi bentuk reflektor: 2 m a dan 5 m b. T R R r α r Q bl R T R r α r Q bl b a Digambar oleh: Supriono Ahmad Gambar 5 Rancangan reflektor 10 pusat cahaya dengan badan lampu T l = 17 cm. Nilai - nilai ini diperlukan agar konstruksi reflektor memiliki dimensi tidak terlalu besar atau terlalu sempit. Ini dimaksudkan agar lampu yang diletakkan didalam reflektor memilki ruang untuk sirkulasi udara, sehingga tabung lampu tidak terlalu panas. Selain itu, jenis dan bentuk lampu yang digunakan juga memiliki ukuran yang cukup besar, sehingga dimensi penutup lampu harus bisa ditempati oleh lampu. Puspito 2008a menjelaskan bahwa perhitungan sudut bukaan reflektor dapat menggunakan rumus trigonometri sederhana dengan terlebih dahulu melakukan perhitungan terhadap tinggi pemantul dengan arah penyinaran T n dan tinggi badan lampu dengan reflektor T p . Tinggi pemantul dengan arah penyinaran dihitung dengan rumus: Selanjutnya T p dihitung dengan rumus: Sudut bukaan reflektor α r dapat dicari menggunakan rumus: . Panjang sisi miring reflektor R dan tinggi reflektor T diketahui dengan cara: Diameter bagian luar reflektor Ø b dan diameter mulut reflektor Ø k dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

2.3.3 Pengukuran Intensitas Cahaya Lampu Bertudung dan Bereflektor

pada Medium Udara Lampu bertudung dan bereflektor diukur intensitas cahayanya pada medium udara. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode yang sama seperti pengukuran intensitas cahaya lampu di medium udara, seperti ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3.

2.3.4 Pengujian Tudung dan Reflektor

Pengujian penutup lampu dilakukan langsung di lapang dengan mengoperasikan tiga unit bagan perahu. Masing-masing bagan menggunakan � = � + � − � � . � � = � 1 2 � � − � 1 2 � � . � � = � + � − � � � − . � = �� −1 � � � + � + � − � � . = � � + � + � − � � 2 + � 2 . Ø = 2 × ∅ = 2 × � .