Elemen Lanskap Perencanaan Tata Hijau Untuk Kenyamanan Klimatologis Pada Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian
1.3. Pengontrol Radiasi Sinar Matahari Menurut Robinette 1993, vegetasi dapat mengontrol pengaruh sinar
matahari dengan cara : 1 Menyaring radiasi langsung dari sinar matahari, 2 Permukaan tanah mengalami perbedaan suhu setiap saat tergantung radiasi panas
yang diterimanya pada permukaan yang berbeda, 3 Melalui penahan radiasi matahari secara keseluruhan, 4 Melalui radiasi yang dipantulkan. Maka dengan
pengaturan sinar matahari yang datang dapat memberikan rasa nyaman bagi pengguna tapak dan tidak memberikan efek silau jika sinar matahari terpantul
oleh perkerasan pada area CBD, yang pada umumnya banyak perkerasan dan bangunan.
Tipe vegetasi yang digunakan mempengaruhi : Derajat pengontrolan radiasi sinar matahari, antara lain : 1 tanaman hijau
mereduksi sampai 80 penetrasi cahaya, 2 pohon yang berdaun lebat dapat mereduksi penetrasi cahaya antara 51 – 54 dan melindungi dari sinar matahari
langsung sepanjang hari, 3 semak dan groundcover penutup tanah dari rerumputansoft material mereduksi suhu dengan absorbsi radiasi dan
evaporasi, dan 4 pada siang hari yang panas, rumput bisa mereduksi 5.5 – 7,8
o
C lebih dingin dari tanah terbuka. 2.
Fungsi Estetis dan Arsitektural Menurut Handayani 1997
Manfaat aspek
arsitektural adalah
penggolongan jenis vegetasi yang didasarkan pada konsep pembentukan ruang. Membentuk ruang berarti mengolah bidang atau unsur pembentuk ruang, yaitu
lantai, dinding dan atap. Penggolongan dengan aspek arsitektural artinya menciptakan ruang dengan unsur tanaman. Ruang dapat diciptakan dengan
memodifikasi bidang dasar, bidang vertikal dan bidang pengatap, atau dapat dikatakan membentuk ruang dengan membangun lantai, dinding dan atap.
Arsitek akan membentuk bidang-bidang tadi untuk menciptakan ruang-ruang kegiatan dengan bahan buatan seperti ubin, batu-bata, genteng dan sebagainya,
sedang Arsitek Pertamanan menggunakan unsur alam yaitu tanaman, selain juga bahan buatan. Rumput atau jenis tanaman ground cover tanaman penutup
tanah dapat digunakan untuk membentuk bidang dasar lantai. Tanaman semak dapat digunakan sebagai pembentuk bidang vertikal dinding. Pohon dapat
digunakan untuk membentuk bidang atappengatap. Berbagai kesan ruang dapat diciptakan dengan elemen tanaman. ruang dapat bersifat terbuka, semi terbuka,
tertutup, intim, publik, semi publik dan sebagainya. Penggolongan jenis tanaman dari aspek arsitektural dikelompokkan ke dalam: tanaman pelantai, tanaman
pedinding, tanaman pengatap. Fungsi estetis tanaman dapat diterapkan untuk:
-
Menghubungkan secara visual bangunan dengan lingkungan sekitarnya. -
Menyatukan dan menyelaraskan lingkungan yang semula tidak beraturan. -
Memperkuat titik-titik atau area tertentu dalam lansekap. -
Memperlembut kekakuan unsur arsitektur yang keras. -
Membingkai pemandangan view yang indah. -
Warna tanaman dapat digunakan untuk menciptakan pusat perhatian pada lansekap.
Pembagian berdasarkan aspek artistik visual akan membantu dalam penataan lansekap untuk mencapai nilai keindahan tertentu, baik dalam
menyusun kombinasi tanaman dalam border, memilih tanamanpohon utama dalam perhitungannya dengan bentuk bangunan. Arsitektural bangunan jangan
dirusakkan oleh pemilihan jenis tanaman secara gegabah. Karena salah satu tujuan tata lansekap adalah menunjang keindahan bangunan.
3. Fungsi Ekonomi
- Pengusahaan lahan-lahan kosong menjadi lahan pertanianperkebunan dan
pengembangan sarana wisata hijau perkotaan yang dapat mendatangkan wisatawan.
- Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun, sayur
mayur; bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan lain-lain.
4. Fungsi Sosial
Berbagai ruang terbuka hijau RTH yang bernilai sejarah bila dilestarikan dapat meningkatkan potensi turisme, selain itu keberadaan RTH dapat
memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai landmark kota
yang berbudaya. Bentuk RTH yang berfungsi sosial-budaya antara lain taman- taman kota, lapangan olah raga, kebun raya, TPU dsb.
Secara sosial, tingginya tingkat kriminalitas dan konflik horizontal di antara kelompok masyarakat perkotaan secara tidak langsung juga dapat
disebabkan oleh kurangnya ruang-ruang kota yang dapat menyalurkan kebutuhan interaksi sosial untuk pelepas ketegangan yang dialami oleh
masyarakat perkotaan. Rendahnya kualitas lingkungan perumahan dan penyediaan ruang terbuka publik, secara psikologis telah menyebabkan kondisi
mental dan kualitas sosial masyarakat yang makin buruk dan tertekan Dwiyanto
2009. Fungsi lain yaitu : Tempat bermain dan olahraga, tempat bersosialisasi, tempat peralihan dan menunggu, tempat mendapatkan udara segar. sarana
penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya, pembatas di antara massa bangunan, sarana penelitian, pendidikan dan penyuluhan masyarakat untuk
membentuk kesadaran lingkungan, sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian dan keindahan lingkungan.
3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Area Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong Gambar 3 Mulai dari bulan Februari sampai
dengan Mei 2013. Waktu pengumpulan data di lapang selama tiga bulan, yaitu pada bulan Februari sampai Mei 2013, pengolahan data dan penyusunan
dilakukan selama 2 bulan berikutnya Juni - Agustus 2013.