tersebut memiliki sebaran ruang terbuka hijau yang cukup bervariasi dengan berbagai kegiatan atau aktivitas yang dilakukan pada area tersebut. Keragaman
kegiatan tersebut antara lain kebun karet, kebun hortikultura, kebun percobaan tempat menguji alat-alat berat, dan sebagian lagi lahan yang tidak
termanfaatkan, selain itu juga ada area-area perkerasan.
Selanjutnya dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban relatif pada setiap titik grid yang sudah ditentukan untuk mengetahui sebaran suhu dan
kelembabannya pada tiap grid. Pada saat pengukuran alat thermo-hygro digital seri GL-89.diletakkan setinggi dada, ± 100 cm diatas permukaan tanah, dan
dihindarkan dari kontak panas langsung dari sinar matahari maupun bersinggungan dengan struktur atau elemen-elemen lain.
Pengambilan data dilakukan pada periode maksimum pukul 13.00 – 13.30 WIB saat cuaca cerah. Data suhu pada setiap titik pengamatan diperoleh
melalui pengukuran yang dilakukan pada 3 hari berturut-turut WIB. Dan dituangkan ke dalam bentuk tabel pengamatan dalam grid, suhu
o
C dan kelembaban relatif atau RH dan luas penutupan tajuk m
2
pada lokasi studi.
Gambar 22. Bentuk Grid pada Titik-titik Pengamatan
3.6 Perencanaan Tata Hijau BBP Mektan untuk Menciptakan
Kenyamanan
Pada rencana tata hijau pada area BBP Mektan sebagai bentuk pemanfaatan ruang terbuka dalam menciptakan kenyamanan klimatologis, mengikuti prosedur
Simonds 1983, dilakukan kegiatan Inventarisasi, Analisis dan Sintesa.
3.7 Analisis Data
a. Untuk melihat pengaruh bentuk dan ukuran tajuk pohon terhadap suhu dan RH, digunakan Uji ragam dan untuk melihat perbedaan antar
perlakuan digunakan Uji Nilai Tengah Duncan’s Multiple Range
b. Untuk melihat pengaruh bentuk tajuk terhadap suhu dan RH pada pagi hari jam 08.00 – 10.30, siang hari 11.00 – 13.00 dan sore hari 13.30 –
16.00, maka digunakan uji ragam
dan untuk melihat perbedaan antar perlakuan digunakan Uji Nilai Tengah Duncan’s Multiple Range
c.
Untuk melihat pengaruh jarak vegetasi dari bangunan terhadap suhu dan kelembaban diluar dan didalam ruangan, digunakan uji ragam dan untuk
melihat perbedaan antar perlakuan digunakan Uji Nilai Tengah Duncan’s Multiple Range
d.
Untuk melihat pengaruh jarak vegetasi dari bangunan terhadap suhu dan kelembaban diluar dan didalam ruangan
pada pagi hari jam 08.00 – 10.30, siang hari 11.00 – 13.00 dan sore hari 13.30 – 16.00, maka digunakan
uji ragam
dan untuk melihat perbedaan antar perlakuan digunakan Uji Nilai Tengah Duncan’s Multiple Range
e. Untuk mengetahui korelasi antara tutupan RTH dengan suhu dan RH
digunakan Regresi linear. 1. Korelasi suhu dengan luas tutupan tajuk pohon, digunakan persamaan
: Ŷ = a + b X
2. RH dengan luas tutupan kanopi pohon, digunakan persamaan :
Ŷ = a + b X
dimana : Ŷ = variable terikat suhu atau RH
X = variable bebas luas tutupan tajuk pohon a = intersep pintasan, bilamana X=0
b = koefisien arah slope dari garis regresi
3.8 Kecepatan Angin
Dengan menggunakan alat Anemometer untuk menghitung kecepatan angin. Kecepatan angin pun dianalisis untuk mengetahui kenyamanan angin pada lokasi
pengukuran dengan menggunakan Tabel 4. Skala Beaufort sebagai acuan analisis kecepatan angin berdasarkan data hasil pengukuran lapang dengan menggunakan
alat Anemometer
.
Tabel 4. Skala Beaufort
Skala Beaufort Tingkatan
Kecepatan ms
Tenang 0.3
1 Teduh
0.3 - 2
2 Sepoi lemah
2 - 3
3 Sepoi lembut
3 - 5
4 Sepoi sedang
6 - 8
5 Sepoi segar
8.1 – 10.6
6 Sepoi kuat
10.8 – 13.6
7 Angin ribut lemah
13.9 – 16.9
8 Angin ribut sedang
17.2 – 20.6
9 Angin ribut kuat
20.8 – 24.4
10 Badai
24.7 – 28.3
11 Badai Amuk
28.6 – 32.5
12 Topan
32.8
Sumber : Beaufort 1808 dalam Setiawati 2012