Penilaian Perikanan di TWP Gili Matra Menggunakan Indikator EAFM

Indikator ukuran ikan, proporsi ikan yuwana, dan range collapes tergolong dalam kondisi sedang, sedangkan densitas ikan karang tergolong dalam kondisi kurang baik. Hal ini dikarenakan kelimpahan ikan yang didapat lebih kecil dari 10 indm 2 yaitu sebesar 1.0493 indm 2 . Kondisi ini dapat disebabkan oleh keadaan ekosistem karang sebagai habitat ikan sudah mengalami kerusakan. Domain habitat dan ekosistem Hasil analisis komposit menunjukkan bahwa nilai komposit domain habitat yaitu sebesar 201 Tabel 18. Penilaian pada setiap indikator didapatkan dua indikator yang tergolong dalam kondisi baik yaitu indikator kualitas perairan dan dampak perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat. Penilaian terhadap indikator status lamun dan habitat unik masih tergolong dalam kondisi sedang. Nilai tutupan lamun hanya sebesar 49 dan pengelolaan habitat unik di Gili Matra belum dilakukan secara optimal. Penilaian indikator status mangrove dan terumbu karang tergolong dalam kondisi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan kerapatan jenis mangrove sebesar 300 pohonha dan persentase tutupan terumbu karang sebesar 8 . Kecilnya nilai persen tutupan terumbu karang ini dapat disebabkan belum pulihnya terumbu karang akibat kegiatan pemboman pada masa lampau, dan peningkatan wisata bahari dapat menyebabkan degradasi terumbu karang akibat terinjak oleh wisatawan. Berenang, snorkelling, berjalan di terumbu karang, dan alat tangkap jaring dapat memberikan dampak yang tinggi terhadap terumbu karang dangkal Hannak et al. 2011. Tabel 18. Analisis komposit domain habitat dan ekosistem Habitat Ekosistem 1 2 3 4 5 6 Total Hasil Tidak tercemar 49 300 pohonha 8 dan 18 Ada, tapi belum optimal Telah diketahui strategi mitigasi Skor 3 2 1 1 2 3 Bobot 22 17 17 17 17 11 Nilai 66 34 17 17 34 33 201 Ket: 1 Kualitas perairan, 2 status lamun, 3 status mangrove, 4 status terumbu karang, 5 habitat unik, 6 dampak perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat Sumber: Data primer diolah 2014 Domain teknik penangkapan ikan Hasil analisis komposit menunjukkan bahwa nilai komposit domain teknik penangkapan ikan yaitu sebesar 178 Tabel 19. Indikator yang tergolong dalam kondisi baik adalah indikator selektivitas alat tangkap, karena jenis-jenis alat tangkap yang digunakan pada kawasan Gili Matra didominasi oleh jenis alat tangkap yang selektif. Indikator modifikasi alat penangkapan dan alat bantu penangkapan ikan tergolong dalam kondisi sedang, karena terdapat 38.54 ukuran ikan tangkapan yang lebih kecil dari nilai Lm. Indikator metode penangkapan ikan yang destruktif memiliki tergolong dalam kondisi kurang baik. Hal ini disebabkan oleh terjadi frekuensi penangkapan dengan alat tangkap ilegal muroami lebih dari 10 pelanggaran per tahunnya. Tabel 19. Analisis komposit domain teknologi penangkapan ikan Teknologi Penangkapan Ikan 1 2 3 Total Hasil 10 38.54 1 Skor 1 2 3 Bobot 43 36 21 Nilai 43 72 63 178 Ket: 1 Metode penangkapan ikan yang bersifat destruktif dan ilegal, 2 modifikasi alat penang- kapan ikan dan alat bantu penangkapan, 3 selektivitas tangkapan Sumber: Data primer diolah 2014 Domain ekonomi Hasil analisis komposit menunjukkan bahwa nilai komposit domain ekonomi yaitu sebesar 208 Tabel 20. Indikator pendapatan rumah tangga tergolong dalam kondisi baik, karena terdapat beberapa nelayan yang memiliki home stay atau penginapan, dan toko yang dikelola oleh istri mereka yang dapat menambah pendapatan rumah tangga. Indikator kepemilikan aset masih tergolong dalam kondisi sedang, karena berdasarkan hasil wawancara terhadap nelayan aset produktif yang dimiliki nelayan cenderung tetap jika dibangdingkan dengan tahun sebelumnya. Penilaian pada indikator saving rate masih tergolong rendah karena nilai saving rate yang didapat sebesar 0.45 yang lebih kecil dari tingkat bunga Bank Indonesia Tahun 2013 7.5. Hal ini dapat disebabkan oleh nelayan umumnya tidak memiliki pengetahuan tentang pentingnya menabung dan dapat juga disebabkan oleh nilai barang dan jasa di Desa Gili Indah cukup tinggi. Tabel 20. Analisis komposit domain ekonomi Ekonomi 1 2 3 Total Hasil Tetap 5 770 000 0.45 Skor 2 3 1 Bobot 50 29 21 Nilai 100 87 21 208 Ket: 1 Kepemilikan aset, 2 pendapatan rumah tangga, 3 saving rate Sumber: Data primer diolah 2014 Domain sosial Hasil analisis komposit menunjukkan bahwa nilai komposit domain sosial yaitu sebesar 185 Tabel 21. Penilaian terhadap indikator konflik perikanan tergolong dalam kondisi sedang. Hal ini dikarenakan terjadi tiga kali konflik dalam setahun yaitu konflik perebutan wilayah antara nelayan dan pengusaha diving. Penilaian indikator partisipasi pemangku kepentingan tergolong dalam kondisi sedang. Hal ini didasarkan pada persentase partisipasi pemangku kepentingan dalam kegiatan pengelolaan perikanan sebesar 41,5. Tabel 21. Analisis komposit domain sosial Sosial 1 2 3 Total Hasil 41.1 3 konflik Penerapan efektif Skor 1 2 3 Bobot 40 35 25 Nilai 40 70 75 185 Ket: 1 Partisipasi pemangku kepentingan, 2 konflik perikanan, 3 pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan SDi Sumber: Data primer diolah 2014 Domain kelembagaan Penilaian indikator pada domain kelembagaan dilakukan terhadap enam indikator Tabel 22. Hasil analisis komposit menunjukkan bahwa nilai komposit domain kelembagaan yaitu sebesar 231. Pada domain kelambagaan hanya terdapat satu indikator saja yang tergolong dalam kondisi baik yaitu kapasitas pemangku kepentingan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kapasitas pemangku kepentingan telah dapat diterapkan dalam pengelolaan kawasan konservasi di Gili Matra. Tabel 22. Analisis komposit domain kelembagaan Kelembagaan 1 2 3 4 5 6 Total Hasil 10 pelang- garan Ada tetap Tidak sepenuhnya dijalankan Belum ada RPP Komunikasi tidak efektif Ada berfungsi dengan baik Skor 1 2.5 2 1 2 3 Bobot 25 22 18 15 11 9 Nilai 25 55 36 15 22 27 231 Ket: 1 Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab, 2 kelengkapan aturan main, 3 mekanisme kelembagaan, 4 rencana pengelolaan perikanan, 5 tingkat si- nergitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan, 6 kapasitas pemangku ke- pentingan Sumber: Data primer diolah 2014 Indikator yang tergolong dalam kondisi sedang yaitu pada indikator kelengkapan aturan main, mekanisme kelembagaan, dan tingkat sinergitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan. Penilaian pada indikator kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dan RPP tergolong dalam kondisi kurang baik. Kondisi ini disebabkan oleh telah terjadi pelanggran terhadap peraturan formal maupun nonformal lebih dari 5 kasus dalam satu tahun dan wilayah Gili Matra masih belum memiliki RPP.

4.8 Analisis Flag Modeling

Teknik Flag Modeling digunakan untuk dapat melihat status atau kategori penilaian indikator yang telah dilakukan. Indeks komposit agregat indikator EAFM dilakukan dengan menjumlahkan indikator pada setiap domain Tabel 23. Indeks komposit agregat indikator EAFM menunjukkan bahwa terdapat dua kategori indikator yaitu kategori baik dan sedang. Domain yang termasuk pada kategori baik yaitu domain sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, dan ekonomi. Domain yang termasuk pada kategori sedang yaitu domain teknologi penangkapan ikan, sosial dan kelembagaan. Rata-rata nilai agregat dari seluruh domain EAFM yaitu sebesar 193, yang berarti bahwa kegiatan perikanan di kawasan TWP Gili Matra masih termasuk dalam kategori sedang. Wilayah TWP Gili Matra termasuk kedalam WPP-573. DJPT-KKP 2011, menyatakan bahwa nilai komposit di WPP 573 tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 182. Tabel 23. Indeks komposit agregat indikator EAFM pada setiap domain di TWP Gili Matra Domain Nilai Bendera Keterangan Sumberdaya Ikan 206 Baik Habitat dan Ekosistem 201 Baik Teknologi Penangkapan Ikan 178 Sedang Ekonomi 208 Baik Sosial 185 Sedang Kelembagaan 180 Sedang Rata-rata 193 Sedang Sumber : Data primer diolah 2014

4.9 Keputusan Taktis Tactical Decision

Perencanaan pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem dapat dilakukan dengan menerjemahkan tujuan pengelolaan ke dalam strategi dan menentukan langkah-langkah taktis untuk mencapai strategi. Gavaris 2009, menyatakah bahwa terdapat dua jenis keputusan bagi manajemen yaitu, strategic decisions membangun referensi yang cocok untuk tekanan dan tactical decisions mengidentifikasi tingkat dari ukuran manajemen yang menjaga tekanan relatif yang dapat diterima terhadap referensi. Pendekatan keputusan taktis tactical decision merupakan suatu tindakan untuk menentukan langkah taktis yang akan dilakukan untuk mencapai strategi pengelolaan yang telah ditetapkan. Pengambilan keputusan taktis adalah memutuskan pada tindakan taktik untuk mencapai strategi pengelolaan Trophia Ltd 2011. Tujuan pengelolaan Tujuan pengelolaan secara garis besar dalam EAFM adalah untuk menjaga produksi hasil tangkapan agar tetap lestari, menjaga keanekaragaman hayati, menjaga kesesuaian fungsi habitat dan ekosistem, mensejahterahkan masyarakat secara ekonomi dan mengoptimalkan fungsi kelembagaan dalam pengelolaan perikanan. Tujuan pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem adalah untuk mencapai integrasi antara perikanan dan pengelolaan habitat pada tingkat lokal atau sub-regional Torell 2009. Tujuan pengelolaan dalam penelitian di kawasan TWP Gili Matra terbagi menjadi beberapa tujuan sebagai berikut: 1. Agar tidak menyebabkan penurunan produktivitas yang tidak dapat diterima oleh ekosistem; 2. Agar tidak menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati; 3. Agar tidak menyebabkan perubahan habitat dalam rangka untuk menjaga keseimbangan fisika dan kimia ekosistem; 4. Agar tidak menyebabkan penurunan ekonomi masyarakat nelayan; 5. Agar tidak menyebabkan kesenjangan sosial antar pemangku kepentingan; 6. Agar tidak menyebabkan kesenjangan kebijakan antar pemerintah. Strategi pengelolaan Strategi dilakukan berdasarkan dengan apa yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan pengelolaan. Strategic decisions harus dapat memfasilitasi perbandingan atribut yang dihasilkan dengan alternatif referensi yang dipilih Gavaris 2009. Saran strategis tergantung pada pemahaman hubungan yang menghubungkan referensi tekanan untuk atribut dan dinamika kekuatan lain yang mempengaruhi atribut. Rumusan strategi untuk pengelolaaan perikanan dengan pendekatan ekosistem di Gili Matra yaitu sebagai berikut: 1. Sumberdaya ikan  Menjaga trend ukuran ikan tangkapan agar relatif semakin besar dari tahun ke tahun.  Mengontrol proporsi ikan yuwana lebih kecil dari 30.  Menjaga daerah penangkapan ikan agar semakin mudah.  Mengontrol agar tidak ada ikan tangkapan yang tergolong spesies ETP.  Mengontrol densitas ikan karang agar lebih besar dari 10 indm 2 . 2. Habitat  Menjaga agar konsentrasi parameter pencemar berada dibawah baku mutu air laut sesuai Kepmen LH 2004.  Menjaga agar tutupan lamun lebih besar dari 50.  Menjaga agar kerapatan mangrove lebih besar dari 1500 pohonha.  Menjaga agar tutupan terumbu karang hidup lebih besar dari 50 .  Mengatur agar implementasi pengelolaan habitat unik berjalan dengan baik.  Meminimalkan dampak perubahan iklim terhadap perairan dan habitat serta mengatur strategi adaptasi dan mitigasi.