Gambar 8. Metode foto kuadrat KP3K-KKP 2013
Ikan
Pengamatan ikan dibagi menjadi pengamatan terhadap ikan terumbu dan ikan hasil tangkapan yang didaratkan oleh nelayan. Pengamatan kondisi ikan
terumbu, parameter yang akan diamati yaitu jenis dan jumlah ikan terumbu. Metode yang digunakan adalah teknik pencatatan visual sensus yaitu mencatat
jenis dan jumlah ikan yang ditemukan sepanjang transek Hill dan Wilkinson 2004.
Metode visual sensus dilakukan di sepanjang transek garis yang digunakan untuk pengambilan data terumbu karang. Pengambilan data dilakukan dengan cara
mencatat spesies ikan terumbu dengan jarak pandang 5 meter 2.5 m ke kanan dan 2.5 m ke kiri dari transek, kemudian ke arah depan sepanjang transek garis yaitu
50 meter. Pengamatan ikan hasil tangkapan dilakukan selama satu bulan dan dilakukan identifikasi spesies ikan menggunakan Buku Indonesian Reef Fishes
Kuiter dan Takamasa 2001 dan Marine Fishes Allen 1997.
Kualitas perairan
Pengambilan data kualitas perairan dilakukan untuk mengukur kualitas air pada titik pengamatan terumbu karang. Parameter kualitas air yang diukur adalah
suhu, kedalaman, pH, salinitas, DO Dissolved Oxygen dan BOD Biochemical Oxygen Demand. Pengukuran suhu, kedalaman, pH, salinitas dan DO dilakukan
langsung dilapangan. Pengukuran BOD dilakukan dengan menggambil sampel air di setiap titik sampling, kemudian dianalisis di Laboratorium Produktivitas dan
Lingkungan Perairan, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Pengukuran BOD dilakukan dengan metode APHA, ed. 22, 2012, 2510-B.
Wawancara
Metode wawancara dilakukan dengan bantuan daftar pertanyaan terstruktur atau kuisioner Lampiran 12 dan 13. Wawancara dibagi menjadi dua,
yaitu wawancara terhadap rumat tangga perikanan nelayan dan kelembagaan kepada pihak pengelola dan pemangku kepentingan di TWP Gili Matra.
50 m 1m
1m
2.5 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi alat dan bahan yang digunakan untuk mengukur data biofisik ekologi dan sosial ekonomi
yang dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian
No Alat dan Bahan
Kegunaan 1
Peta dasar wilayah Gili Matra Memetakan daerah penangkapan
2 penggaris
mengukur panjang ikan 3
Alat Selam Penyelaman
4 Kamera bawah air
Dokumentasi 5
Newtop Sabak Mencatat jenis ikan karang
6 Refraktometer
Mengukur salinitas 7
pH meter Mengukur pH
8 Do meter
Mengukur DO dan suhu 9
Botol Sampel Mengukur BOD
10 Kuisioner
Wawancara
3. ANALISIS DATA
3.1 Partisipatory Fishing Ground Mapping
Pendekatan partisipatory fishing ground mapping dilakukan melalui wawancara daerah penangkapan ikan oleh nelayan dengan menggunakan peta
dasar TWP Gili Matra. Hasil dari pendekatan partisipatory ground mapping dibandingkan dengan peta tata ruang wilayah penangkapan ikan.
3.2 Terumbu Karang
Analisis data terumbu karang meliputi persentase tutupan karang, persentase tutupan alga dan indeks mortalitas karang. Persentase tutupan terumbu
karang dan tutupan alga dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak CPCe 4.1 Coral Point Count With Excel Extension.
CPCe dirancang khusus untuk menghitung dengan cepat dan efisien tutupan karang di daerah tertentu Kohler
dan Gill 2005. Perhitungan indeks mortalitas karang MI dilakukan untuk mengetahui tingkat kematian dari terumbu karang. Indeks mortalitas dihitung
dengan rumus sebagai berikut English et al. 1994:
MI =
� �� ���� � � �
� �� ���� � ℎ� � + �
�� ���� � � �
Nilai indeks mortalitas berkisar antara 0-1. Semakin banyak nilai penutupan karang mati maka nilai MI semakin mendekati satu dan sebaliknya.
3.3 Ikan Terumbu
Analisis data ikan karang dibagi menjadi kelimpahan ikan, indeks keanekaragamaan H
’, indeks keseragaman E, dan indeks dominasi C. Kelimpahan ikan terumbu merupakan jumlah ikan terumbu yang ditemukan pada
suatu luasan transek pengamatan. Kelimpahan ikan terumbu dapat dihitung dengan rumus Odum 1971:
A Ni
x D
000
. 10
Dimana, D adalah kepadatankelimpahan individu indha, Ni adalah jumlah individu ind, dan A adalah luas pengambilan data ha. Perhitungan
keanekaragaman ikan karang dilakukan dengan menggunakan indeks Shannon- Wiener H
’
dengan rumus sebagai berikut Krebs 1972: H
′
= − �� ln ��
�=1
Dimana, H’ adalah indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, pi adalah
perbandingan jumlah ikan karang spesies ke-i ni terhadap jumlah total N = ni N. Perhitungan indeks keseragaman ikan karang dilakukan dengan rumus :
E = �′
�
′
�� Dimana, E adalah indeks keseragaman,
H
′
adalah keseimbangan spesies,
H
′
max adalah indeks keanekaragaman maksimum yaitu = ln S, dan S adalah jumlah total
spesies. Perhitungan indeks dominasi diperlukan untuk mengetahui tingkat dominasi suatu spesies ikan di perairan. Indeks dominasi Simpson C diperoleh
dengan rumus sebagai berikut :
� = ��
2 �=1
Dimana, C adalah indeks dominasi, pi adalah proporsi jumlah individu pada spesies ikan karang, N adalah jumlah individu seluruh spesies, ni adalah jumlah
individu dari spesies ke-i, dan i adalah 1,2,3....n.
3.4 Analisis Korelasi
Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih.
Semakin nyata hubungan linier garis lurus, maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk
derajat hubungan garis lurus ini dinamakan koefisien korelasi Hasanah 2013. Analisis korelasi dilakukan pada beberapa parameter yaitu:
1. X1: jumlah wisatawan terhadap Y1: jumlah nelayan; 2. X2: persentase tutupan karang keras hidup terhadap Y2: kelimpahan ikan;
3. X3: BOD terhadap Y3: persentase tutupan karang keras hidup.