2.3.2. Eosinofil
Eosinofil berasal dari sel-sel induk stem cell yang sama dengan netrofil dengan titik awal morfologi eosinofil dapat didefinisikan di sumsum tulang, yaitu
pada tahap promielosit Theml 2004. Eosinofil memiliki nukleus bergelambir dua, dikelilingi butir-butir asidofil yang cukup besar berukuran antara 0,5-1,
0 μm. Diameter eosinofil berkisar antara 10-
15 μm dan jangka waktu hidup dalam sirkulasi darah selama 3-5 hari Dellmann dan Brown 1989. Jumlah eosinofil
hanya 1-4 leukosit darah Zukesti 2003.
Gambar 3 Eosinofil Kern 2002. Eosinofil mempunyai pergerakan amuboid dan mampu melakukan
fagositosis, tetapi lebih lambat dan lebih selektif dibanding netrofil. Eosinofil berfungsi untuk melawan infeksi parasit dan fagositosis kompleks antigen-
antibodi Kern 2002. Peningkatan eosinofil di atas 400μl harus dilihat sebagai indikasi parasitosis, alergi, dan kondisi lainnya Theml 2004. Eosinofil
mengandung profibrinolisin, diduga berperan mempertahankan darah dari pembekuan, khususnya bila keadaan cairnya diubah oleh proses-proses patologi
Zukesti 2003.
2.3.3. Basofil
Basofil berdiameter antara 10- 12 μm dengan inti bergelambir dua atau
tidak teratur Zukesti 2003. Basofil granulosit basofilik dewasa secara paralel merupakan sel dari garis keturunan yang sama dengan netrofil dan eosinofil,
dapat diidentifikasi pada tahap promielosit Theml 2004. Sel basofil berukuran besar dengan butiran hitam keunguan Theml 2004. Butir-butir tersebut
mengandung heparin, histamin, asam hialuron, kondroitin sulfat, serotonin, dan beberapa faktor kemotaktik Delmann dan Brown 1989. Basofil muncul dengan
segera pada reaksi hipersensitivitas dan berkaitan dengan imunoglobulin E Kern 2002.
Gambar 4 Basofil Kern 2002.
Basofil merupakan leukosit granulosit dengan jumlah yang paling sedikit pada mamalia domestik, yaitu sekitar 5 dari total leukosit dalam kondisi sehat.
Dalam pembuluh darah perifer, basofil bersirkulasi secara singkat sekitar 6 jam tetapi dapat hidup sampai 2 minggu dalam jaringan. Basofil masuk ke jaringan
saat terjadi respons imun atau peradangan Pohlman 2010. Untuk itu, basofil bermigrasi dari aliran darah ke dalam jaringan pada respons terhadap agen
kemotaktik.
2.3.4. Limfosit
Limfosit merupakan sel dengan inti yang bulat atau oval dan sitoplasma berwarna biru pucat. Garis tengah limfosit berkisar antara 6-8 µm dan jumlahnya
berkisar antara 20-30 dari total leukosit darah. Limfosit diproduksi di mana- mana, terutama di kelenjar getah bening, limpa, sumsum tulang, dan pulau-pulau
limfatik dari mukosa usus Theml 2004. Dalam keadaan normal, limfosit memiliki inti relatif besar, berbentuk bulat dengan sedikit cekungan pada satu sisi,
kromatin inti padat, anak inti baru terlihat dengan mikroskop elektron. Sitoplasma sedikit sekali, sedikit basofilik, mengandung granula-granula azurofilik Zukesti
2003. Menurut fungsinya, terdapat dua jenis limfosit, yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B merupakan efektor primer dalam sistem pertahanan
humoral berperantara antibodi, sedangkan limfosit T merupakan efektor utama dari sistem pertahanan yang diperantarai sel Kern 2002. Limfosit B mempunyai
respons pertahanan humoral dalam melawan virus, bakteri, dan allergen. Limfosit
T menyediakan pertahanan lokal untuk melawan antigen, yaitu benda asing organik dan anorganik pada hipersensitivitas tipe lambat. Limfosit T dibagi
menjadi sel helper dan sel supresor.
Gambar 5 Limfosit Theml 2004.
2.3.5. Monosit