Monosit Diferensiasi Sel Darah Putih Domba Bunting Hasil Superovulasi dan Dicekok Ekstrak Temulawak Plus

4.5. Monosit

Jumlah rata-rata monosit pada tiap perlakuan tidak berbeda. Jumlah monosit berada pada kisaran 3,50 ± 1,29 sampai 6,75 ± 1,50 × 50mm 3 dengan pola yang meningkat pada akhir masa kebuntingan. Jumlah monosit berfluktuasi pada pertengahan kebuntingan. Pada domba kontrol KO, jumlah monosit cenderung menurun pada akhir kebuntingan dibandingkan bulan pertama kebuntingan. Semua perlakuan pada domba, baik superovulasi maupun pemberian ekstrak temulawak plus, tidak berpengaruh secara signifikan dalam menaikkan maupun menurunkan jumlah monosit Tabel 6. Sementara itu, rataan jumlah monosit pada domba yang tidak bunting ialah 3,80±1,64 × 50mm 3 . Secara umum domba yang bunting memiliki jumlah monosit yang lebih banyak dari domba yang tidak bunting. Selanjutnya jumlah rataan limfosit disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Rataan jumlah monosit lima bulan kebuntingan pada kelompok domba kontrol dan yang diberi ekstrak temulawak plus baik yang tidak maupun yang disuperovulasi ×50mm 3 Bulan ke- KO TM SO TM SOTM KO n=4 SO n=4 KO n=4 SO n=4 1 5,75 ± 0,96 3,50 ± 1,29 4,25 ± 3,30 3,75 ± 2,22 - - - 2 4,50 ± 1,29 4,50 ± 2,38 5,00 ± 1,41 3,25 ± 1,50 - - - 3 6,00 ± 2,16 5,00 ± 2,16 5,50 ± 1,29 4,50 ± 1,29 - - - 4 5,75 ± 2,63 5,00 ± 2,94 5,25 ± 2,06 4,00 ± 2,31 - - - 5 5,50 ± 0,58 6,00 ± 2,16 6,75 ± 1,50 5,25 ± 2,75 - - - Ket: KO = Kontrol; SO = Superovulasi; TM = Ekstrak temulawak plus; = berpengaruh signifikan P0,05 Monosit biasanya hadir dalam akhir peradangan akut dan kronis, khususnya pada kasus Endocarditis lenta, listeriosis, brucellosis, tuberculosis Theml 2004. Jumlah monosit pada domba berada pada kisaran normal. Hal ini menandakan domba penelitian tidak mengalami infeksi akut maupun kronis. Ruminansia memiliki jumlah monosit kurang dari 1000 selmm 3 dalam darah Weiss dan Souza 2010. Monosit merupakan sistem pertahanan pertama dalam tubuh bersama netrofil. Monosit dapat berubah menjadi makrofag jika masuk ke jaringan Zukesti 2003. Fungsi utama makrofag adalah membatasi replikasi mikroorganisme intraseluler Weiss dan Souza 2010. Sebagai contoh, sel makrofag memiliki peranan penting dalam pertahanan melawan beberapa organisme termasuk Mycobacterium, Leishmania, Rhodococcus, Toxoplasma, Listeria, Brucella, Salmonella, Yersinia, Shegellia, Rickettsia, Legionella, dan Theileria.

4.6. Rasio NetrofilLimfosit NL