Pengertian Penganggaran Konsep Penganggaran

yaitu anggaran sebagai alat perencanaan, dengan fungsi ini organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke arah mana kebijakan dibuat. 11 Perencanaan menjadi pedoman bagi organisasi mencapai visi, misi, dan tujuannya, sehingga pada akhirnya tercapai tujuan berdasarkan prinsip efisiensi dan efisiensi. Menurut Uhar Suharsaputra, prinsip efisiensi mengandung arti bahwa pembelanjaan dilakukan dengan pengorbanan yang minimal dalam melaksanakan suatu kegiatan pendidikan, sedangkan prinsip efektivitas mengandung makna bahwa pembelanjaan yang dilakukan dapat menjadi upaya yang tepat dalam mencapai tujuan pendidikan. 12 Dengan demikian, diperlukan pengelolaan biaya pembiayaan yang tepat, efektif, dan efisien, dan hal ini dapat dicapai jika sistem penganggaran didasarkan pada suatu perencanaan yang matang kemudia dirinci ke dalam program untuk kemudian dialokasikan dana yang dibutuhkannya. 13 Adapun dalam hal pengalokasian danabiaya yang akan dikeluarkan, biasanya akan terlihat dalam RAPBS yang umumnya disampaikan oleh pihak sekolah dalam rapat BP3 DewanKomite Sekolah kepada semua orang tua siswa. 14 Dalam rapat BP3 ini, pihak sekolah dapat mensosialisasikan hasil penyusunan RAPBS dan menjelaskan program-program yang telah dibuat. Apabila anggaran menghendaki fungsi sebagai alat perencanaan maupun pengendalian, maka anggaran harus disusun berdasarkan prinsip- prinsip sebagai berikut: a. Adanya pembagian wewenang dan tanggungjawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi. b. Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam melaksanakan anggaran. c. Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja organisasi. d. Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah. 15 11 Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 259. 12 Ibid., h. 278 13 Ibid., h. 279 14 Ibid., h. 271 15 Fattah, op. cit., h. 50 Penyusunan anggaran dengan memperhatikan prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk mempermudah pengendalian anggaran sebagai alat perencanaan ketika sudah masuk tahap pelaksanaan.Anggaran dengan fungsi sebagai alat perencanaan, menjadikan prinsip-prinsip tersebut tidak dapat diabaikan. Sebagaimana yang telah dicantumkan di atas, maka keempat prinsip tersebut seyogianya dipegang dan menjadi landasan penyusunan anggaran yang etis dan sistematis. Menurut Mustari, prinsip-prinsip dalam penyusunan anggaran di antaranya: a. Anggaran harus benar-benar difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan transparan. b. Anggaran harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka di sekolah. c. Dalam menyusun anggaran, sekolah sebaiknya secara saksama memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana pengembangan sekolah. 16 Berdasarkan prinsip tersebut, anggaran di satuan pendidikan seperti sekolah memang harus disusun secara teliti, akan tetapi harus tetap sederhana agar pihak yang berkepentingan semisal orang tua peserta didik dapat dengan mudah memahami tujuan penyusunan anggaran tersebut yang berlandaskan pada rencana pengembangan sekolah. Sedangkan menurut Manahan Tampubolon, pada prinsipnya, penyusunan RAPBS harus melibatkan kepala sekolah, guru, komite sekolah, staf tata usaha, dan komunitas sekolah. 17 Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, keterlibatan para pemangku kepentingan dalam penyusunan RAPBS adalah syarat penting dan hal yang sudah umum. Karena pada prinsipnya lembaga pendidikan seperti sekolah, ada banyak pihak yang memiliki peran, baik sebagai pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran maupun sebagai pengawas operasional sekolah. Posisi kepala sekolah dalam penyusunan RAPBS memang sangat krusial. Akan tetapi, keberadaan pihak lain, selain guru maupun pegawai sekolah tidak 16 Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan; Dalam Konteks Indonesia, Bandung: Arsad Press, 2013, h. 112 17 Manahan Tampubolon, Perencanaan dan Keuangan Pendidikan, Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015, h. 234 dapat dikesampingkan. Komite sekolah, pihak yayasan, dan orang tua siswa adalah pihak yang pada prinsipnya harus dilibatkan dalam penyusunan RAPBS oleh kepala sekolah.

3. Strategi Penyusunan Anggaran

Perlu diketahui bahwa dalam organisasi skala kecil, anggaran biasanya disusun oleh staf pimpinan atau atasan dari suatu bagian. Sedangkan dalam organisasi skala besar, penyusunan anggaran diserahkan kepada bagian, seksi atau komisi anggaran yang secara khusus merancang anggaran. 18 Oleh karena itu, di organisasi skala kecil semisal sekolah, peran kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi dan yang bertanggungjawab dalam perencanaan keuangan seperti penyusunan anggaran sangat diandalkan. Dalam penyusunan anggaran, masing-masing kepala sekolah memiliki strategi tersendiri, namun strategi yang dipakai dipastikan tetap harus berada dalam aturan umum dan perundang-undanganperaturan pemerintah. Strategi ini dibuat agar ada langkah-langkah yang tepat guna penyusunan RAPBS yang logis dan sistematis. Blocher dalam Idochi Anwar, mengemukakan bahwa “Strategi anggaran merupakan titik awal dalam penyiapan dan pembuatan rencana anggaran suatu institusi. Penentuan strategi anggaran dimulai dari menilai faktor-faktor eksternal yang memengaruhi kegiatan dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan internal. Pentingnya strategi penganggaran dalam perencanaan tidak dapat terlalu ditekankan, tetapi tanpa strategi yang baik organisasi tidak mungkin memperoleh manfaat secara penuh dari peluang dan kekuatan yang ada. Sebuah instrumen yang dirancang untuk memfasilitasi perencanaan, budget juga memberikan sebuah konteks proses perencanaan dalam pemilihan langkah-langkah dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.” 19 Pendapat Nanang Fattah mengenai strategi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai keputusan atau tindakan yang berusaha untuk mencapai sasaran organisasi. Strategi itu sendiri dipengaruhi oleh misi organisasi atau lembaga sekolah dan lingkungannya. Dalam hubungan 18 Fattah, op. cit., h. 50 19 Idochi Anwar, op. cit., h. 214 ini penyusunan RAPBS memerlukan analisis masa lalu dan lingkungan ekstern yang mencakup kekuatan strenght, kelemahan weakness, peluang opportunities, dan ancaman threats. 20 Dalam ilmu manajemen, analisis SWOT memang banyak digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang birokrasi maupun bisnis. Aspek yang dipertimbangkan dalam penyusunan RAPBS, dikemukakan Nanang Fattah, yaitu dunia pendidikan sekolah sangat terpengaruh oleh berbagai perubahan, baik dalam aspek politik, sosial budaya, ekonomi, teknologi, industri, maupun informasi. Perubahan dalam aspek-aspek tersebut menuntut para pengambil keputusan kebijakan pendidikan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. 21 Dengan demikian, dalam penyusunan RAPBS penting untuk diperhatikan berbagai peluang pembiayaan pendidikan. Strategi pembiayaan pendidikan dalam penyusunan RAPBS dimulai dengan mengkaji perubahan-perubahan peraturan perundang-undangan, tuntutan peningkatan mutu pendidikan yang mungkin membuka peluang, dalam hubungan ini, pemberian kewenangan kepada kepala sekolah otonomi untuk mengelola keuangan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya menjadi sangat strategis. Selain itu, lingkungan pendidikan juga berpengaruh dalam strategi penyusunan RAPBS, dalam hal ini Nanang Fattah membagi lingkungan pendidikan menjadi dua yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal sekolah mencakup tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, kelengkapan fasilitas, dan biaya yang tersedia di setiap sekolah. Sedangkan lingkungan eksternal sekolah mencakup kondisi sosial ekonomi dan aspirasi masyarakat. Keadaan sosial ekonomi orangtua, globalisasi informasi dan teknologi dan industri yang berkembang sangat cepat sehingga sangat berpengaruh terhadap pendidikan. 22 Dengan demikian, perlu dianalisis faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat memberikan pengaruh signifikan dan yang 20 Fattah, op. cit., h. 54 21 Ibid., h. 55 22 Ibid., h. 56