Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
penetapan standar pembiayaan tersebut, menjadi landasan yuridis bagi kepala sekolah dalam menyusun RAPBS dengan logis, sistematis, dan transparan.
Pengelolaan dana masyarakat di sekolah swasta cenderung tertutup dibandingkan dengan sekolah negeri, dalam arti bahwa proses penyusunan
anggarannya tidak banyak terikat dengan peraturan pemerintah karena status kepemilikan sekolah secara perseorangan atau di bawah naungan yayasan
swasta, dan akses informasi mengenai keuangan sekolah swasta memang umumnya terbatas.
Sekolah Menengah Kejuruan SMK merupakan jenjang pendidikan yang menyiapkan lulusan siap kerja. Berbeda dengan SMA, SMK menjadi
alternatif lain bagi para peserta didik yang ingin mempunyai keterampilan praktik dan keilmuan yang dibutuhkan dunia kerja. Jumlah SMK negeri yang
dibangun di seluruh Indonesia masih sedikit, SMK swasta masih mendominasi jumlah keseluruhan. SMK swasta didirikan secara mandiri oleh
masyarakat melalui berbagai macam bentuk organisasi, seperti yayasan atau lembaga pendidikan dengan landasan ideologis yang bervariasi. Keterbatasan
penerimaan jumlah peserta didik di sekolah negeri, khususnya SMK negeri, membuat SMK swasta menjadi solusi terbaik mengurangi angka putus
sekolah serta memenuhi kebutuhan dunia usaha dan industri akan lulusan siap kerja. Karena hal tersebut, maka sebagian orang tua lebih memilih
menyekolahkan anak-anaknya ke SMK swasta. Perlu ditekankan kembali, bahwa penyusunan RAPBS di SMK swasta
terkesan tertutup dan terbatas untuk lingkungan sendiri saja. Tidak heran jika bagi kalangan luar, informasi tentang RAPBS ini begitu sangat sensitif dan
sifatnya ekslusif. Karena hal ini dapat disebut pula terkait dengan “urusan
dapur” sebuah organisasi. Pun dalam proses penyusunannya. Karena komponen-komponen penerimaan dan pengeluarannya begitu variatif, maka
proses penyusunannya memiliki permasalahan yang berbeda dibandingkan dengan SMK negeri. Hal tersebut berdampak pada bervariasinya kemampuan
kepala sekolah dalam menyusun RAPBS di masing-masing sekolah yang dipimpinnya. Variasi tersebut menunjukkan adanya dinamika penyusunan
RAPBS di SMK swasta. Secara positif, hal tersebut merupakan tanda bahwa antarkepala sekolah memiliki kekhasan dalam menyusun RAPBS
sesuaidengan situasi dan kondisi. Namun, dinamika tersebut boleh jadi merupakan tanda bahwa kemampuan antarkepala sekolah jauh berbeda
satusama lain dan berimbas kepada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik yang belum dilaksanakan dengan baik.
SMK Karya Bangsa Nusantara adalah SMK swasta yang masih terhitung sebagai sekolah yang sedang berkembang jika dilihat dari tahun
berdirinya. Dinamika dalam berbagai aspek pendidikan, terutama dalam pemenuhan standar pendidikan merupakan hal yang wajar. Dinamika tersebut
adakalanya menjadi penghambat, namun di sisi lain juga menjadi hal yang patut diapresiasi dengan catatan bahwa dinamika tersebut dijadikan rujukan
untuk organisasi tersebut mengembangkan diri secara berkesinambungan hingga mencapai standar minimal, termasuk dalam standar pembiayaan,
khususnya penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
Secara umum, SMK Karya Bangsa Nusantara seperti halnya sekolah swasta lainnya memiliki prinsip yang berlandaskan kemandirian dalam
pencarian sumber dan pengalokasian dana. Prinsip Manajemen Berbasis Sekolah memang hal yang identik dengan kemandirian, terutama dalam hal
subkomponen keuangan tersebut. Aspek yang khas pada sekolah swasta umumnya adalah mengandalkan iuran dari orang tua siswa dalam kegiatan
operasionalnya dengan persentase yang dominan. Penyusunan RAPBS sepenuhnya di bawah kewenangan dan tanggung
jawab Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara. Secara umum dapat dimaklumi, secara personal, tidak setiap kepala sekolah dapat menguasai
kemampuan pada beberapa hal yang menyangkut tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Tingkat kemampuan kepala sekolah dalam hal penyusunan
RAPBS dapat disebabkan oleh banyak faktor. Pada faktanya, penyusunan RAPBS di SMK Karya Bangsa Nusantara
belum melibatkan semua stakeholder yang seharusnya dapat berkontribusi
dalam membantu kepala sekolah dalam menentukan keputusan untuk kebijakan sekolah satu tahun ke depan. Hal ini dapat menghilangkan prinsip
transparansi dan akuntabilitas publik. Selain itu, kepala sekolah belum secara optimal dalam menyusun
RAPBS. Hal ini, karena kepala SMK Karya Bangsa Nusantara merangkap sebagai Kepa Sekolah di jenjang yang lain dalam satu yayasan, sehingga
tidak sepenuhnya Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara fokus pada SMK Karya Bangsa Nusantara.
Kemudian, upaya kepala sekolah dalam mengelola keuangan khususnya dalam hal alokasi dana masih belum optimal. Dukungan yayasan
kepada SMK Karya Bangsa Nusantara harus sedikit dikurangi, sebab yayasan tidak hanya mengurus satu jenjang sekolah saja.
Terakhir, terbatasnya dana yang menjadi sumber dana untuk kepentingan alokasi program, menjadi masalah yang umum, namun juga
menjadi masalah yang dihadapi oleh Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara. Empat 4 masalah tersebut hanya sedikit yang dapat disebutkan, dan
boleh jadi lebih banyak lagi jika merunut pada jumlah SMK swasta yang jumlahnya cukup banyak dan belum semua memenuhi standar.
Pada observasi pendahuluan di SMK Karya Bangsa Nusantara, didapatkan informasi bahwa Kepala SMK Karya Bangsa Nusantara rutin
menyusun RAPBS di setiap tahunnya. Di SMK Karya Bangsa Nusantara, penyusunan RAPBS dilaksanakan fleksibel.
11
Dalam penyusunan tersebut, kepala sekolah menjelaskan perbedaan dengan sekolah negeri bahwa
penyusunan RAPBS di SMK Karya Bangsa Nusantara bersifat dinamis, dalam arti pada prosesnya kepala sekolah tidak terpaku pada aturan dari
pemerintah atau mengikuti teori secara keseluruhan, kepala sekolah menyusun RAPBS secara mandiri bersama dengan guru dan staf yang
dipimpinnya. Dengan kata lain, pedoman maupun carapenyusunan RAPBS disesuaikan dengan kemampuan kepala sekolah dan keadaan keuangan
sekolah.
11
Zulmar, Hasil wawancara, Solear, 02 November 2016
Berdasarkan fenomena dari hasil observasi pendahuluan terkait penyusunan RAPBS, sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut melalui sebuah
penelitian dengan judul “Kemampuan Kepala Sekolah dalam Menyusun
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS di SMK Karya Bangsa Nusantara Solear Tangerang
”.