Prinsip-prinsip Penyusunan Anggaran Konsep Penganggaran
                                                                                ini  penyusunan  RAPBS  memerlukan  analisis  masa  lalu  dan  lingkungan ekstern  yang  mencakup  kekuatan  strenght,  kelemahan  weakness,
peluang opportunities, dan ancaman threats.
20
Dalam ilmu manajemen, analisis  SWOT  memang  banyak  digunakan  oleh  orang-orang  yang
berkecimpung dalam bidang birokrasi maupun bisnis.
Aspek  yang  dipertimbangkan  dalam  penyusunan  RAPBS,
dikemukakan  Nanang  Fattah,  yaitu  dunia  pendidikan  sekolah  sangat
terpengaruh  oleh  berbagai  perubahan,  baik  dalam  aspek  politik,  sosial budaya, ekonomi, teknologi, industri, maupun informasi. Perubahan dalam
aspek-aspek  tersebut  menuntut  para  pengambil  keputusan  kebijakan pendidikan  menyesuaikan  diri  dengan  perubahan  tersebut.
21
Dengan demikian, dalam penyusunan RAPBS penting untuk diperhatikan berbagai
peluang  pembiayaan  pendidikan.  Strategi  pembiayaan  pendidikan  dalam penyusunan  RAPBS  dimulai  dengan  mengkaji  perubahan-perubahan
peraturan  perundang-undangan,  tuntutan  peningkatan  mutu  pendidikan yang  mungkin  membuka  peluang,  dalam  hubungan  ini,  pemberian
kewenangan kepada kepala sekolah otonomi untuk mengelola keuangan
sekolah yang menjadi tanggung jawabnya menjadi sangat strategis.
Selain itu, lingkungan pendidikan juga berpengaruh dalam strategi penyusunan  RAPBS,  dalam  hal  ini  Nanang  Fattah  membagi  lingkungan
pendidikan  menjadi  dua  yaitu  lingkungan  internal  dan  lingkungan eksternal.  Lingkungan  internal  sekolah  mencakup  tenaga  kependidikan,
sarana  dan  prasarana,  kelengkapan  fasilitas,  dan  biaya  yang  tersedia  di setiap sekolah. Sedangkan lingkungan eksternal sekolah mencakup kondisi
sosial  ekonomi  dan  aspirasi  masyarakat.  Keadaan  sosial  ekonomi orangtua,  globalisasi  informasi  dan  teknologi  dan  industri  yang
berkembang  sangat  cepat  sehingga  sangat  berpengaruh  terhadap pendidikan.
22
Dengan  demikian,  perlu  dianalisis  faktor-faktor  internal maupun  eksternal  yang  dapat  memberikan  pengaruh  signifikan  dan  yang
20
Fattah, op. cit., h. 54
21
Ibid., h. 55
22
Ibid., h. 56
tidak,  dan  kemampuan  kepala  sekolah  dalam  memahami  konsep  SWOT dan  manajemen  sekolah,  khususnya  manajemen  keuangan  sangat
diperlukan.  Faktor-faktor  internal  sekolah  yang  manakah  yang memberikan  pengaruh  yang  sangat  kuat  terhadap  mutu  pendidikan,  dan
faktor-faktor  manakah  yang  tidak  memberikan  pengaruh  yang  signifikan terhadap mutu pendidikan. Analisis faktor internal sekolah tersebut sangat
diperlukan  dalam  menyusun  RAPBS.  Analisis  keefektifan  biaya  cost effectiveness  analysis  merupakan  cara  terbaik  dalam  menyusun  RAPBS
yang berorientasi terhadap skala prioritas dan mutu.
23
Dalam  melakukan  strategi  RAPBS,  satu  hal  yang  harus  diingat bahwa  analisis  SWOT  bukan  hal  yang  sederhana.  Pada  pengelolaan
pendidikan perlu dipahami lebih dahulu konsep tersebut. Dalam hubungan ini, kemampuan kepala sekolah dalam manajemen sekolah dan manajemen
keuangan;  menjadi  sangat  strategis,  khususnya  dalam  manajemen keuangan, kepala sekolah harus memiliki visi strategis pembiayaan untuk
jangka  pendek,  jangka  menengah,  dan  jangka  panjang  sehingga pemanfaatan  biaya  dari  berbagai  sumber  daya  menjadi  efisien.
24
Dalam proses penyusunan RAPBS, ada banyak pihak  yang terlibat  selain kepala
sekolah  sebagai  sosok  utama.  Segala  hal  yang  berkenaan  dengan pendapatan  maupun  pengeluaranbelanja  harus  diputuskan  dalam  rapat
yang bisa dilaksanakan dalam beberapa kali, sebelum RAPBS benar-benar
disahkan.
“Manajemen  keuanganpembiayaan  yang  efektif  dan  efisien  akan memberikan  sumbangan  penting  pada  kinerja  manajemen  yang
optimum.  Dalam  pengelolaan  sekolah  dewasa  ini,  fungsi  manajemen keuangan menjadi sangat menonjol dan perlu diketahui, dipahami oleh
kepala sekolah, sebagai orang yang bertanggung jawab penuh terhadap
pengelolaan sekolah.”
25
Mintarsih dalam Uhar Suharsaputra, mengemukakan bahwa dalam mencocokkan  sumber-sumber  yang  disediakan  oleh  lingkungan  eksternal
23
Ibid., h. 57
24
Ibid.,
25
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, Bandung: Refika Aditama, 2010, h. 272
dengan  output  sekolah,  kepala  sekolah  harus  memperhatikan  unsur-unsur dasar sebagai berikut: sumber-sumber dari lingkungan eksternal, gabungan
sumber  input,  input  sekolah,  output  sekolah,  dan  umpan  balik  kepada sekolah dan lingkungannya.
26
Menurut  Uhar  Suharsaputra,  dalam  kaitannya  dengan  sumber pendanaan  yang  yang berasal  dari masyarakat,  maka pihak sekolah mesti
mengelolanya  secara  transparan  dan  akuntabel  agar  tumbuh  kepercayaan, dan  dengan  kepercayaan  yang  tinggi,  maka  masyarakat  akan  terdorong
untuk berpartisipasi lebih baik dalam membantu membiayai pendidikan di sekolah.
27
Dalam penyusunan Anggaran pendapatan dan Belanja Sekolah, ada dua  proses  yang  dilalui  yaitu  proses  keputusan  yang  berkaitan  dengan
aspek  legal  dari  anggaran  dan  proses  penentuan  sistematika  anggaran. Berkaitan  dengan  aspek  keputusan,  maka  model  penyusunan  anggaran
dapat  didasarkan  pada  model  otoritas  dan  partisipatif.  Model  otoritas menunjukkan  bahwa  besaran  anggaran  serta  sumber  peruntukannya
ditentukan  oleh  sekolah  kepala  sekolah  tanpa  melibatkan  guru  apalagi masyarakat dalam prosesnya, sementara orang tua komite sekolah hanya
dijadikan  stempel  formal  legalitas.  Sementara  itu  model  partisipatif menunjukkan  bahwa  penyusunan  anggaran  dilakukan  secara  bersama
antara  sekolah,  guru,  dan  orang  tua  siswa  komite  sekolah,  sehingga persetujuan  mereka  akan  anggaran  benar-benar  bernilai  substantif,  tidak
hanya legal formal.
28
Pelaksanaan  penyusunan  Rencana  Anggaran  Pengeluaran  Belanja Sekolah  RAPBS  di  lingkungan  Departemen  Pendidikan  Nasional
tampaknya  memadukan  antara  pengaturan  pemerintah  pusat  dan  sekolah. Dalam hal ini ada beberapa anggaran yang telah ditetapkan oleh peraturan
pemerintah  yang  intinya  pihak  sekolah  tidak  dapat  mengubah  dari petunjuk  penggunaan  atau  pengeluarannya,  dan  sekolah  hanya  bertindak
26
Ibid., h. 274
27
Ibid.
28
Ibid.
sebagai  pelaksana  pengguna  dalam  tingkat  mikro  kelembagaan.  Dengan demikian,  pola  pengelolaan  anggaran  belanja  sekolah,  terbatas  pada
pengelolaan  tingkat  operasional.  Salah  satu  kebijakan  tingkat  sekolah adalah  adanya  pencarian  tambahan  dana  dari  partisipasi  masyarakat,
selanjutnya  cara  pengelolaannya  dipadukan  sesuai  tatanan  yang  lajim sesuai  dengan  peraturan  yang  berlaku.  Namun  demikian,  sesuai  dengan
semangat  kemandirian,  sekolah  memiliki  kewenangan  dan  keleluasaan yang  begitu  otonom  dalam  kaitannya  dengan  pengelolaan  dana  untuk
mencapai efektivitas pencapaian tujuan sekolah.
29
Berdasarkan  beberapa  pendapat  di  atas,  maka  dapat  dipahami bahwa  strategi  penyusunan  anggaran  sekolah  atau  RAPBS  harus
berlandaskan  tujuan  sekolah,  dengan  memperhatikan  analisis  lingkungan internal dan eksternal sekolah. Hal ini untuk memudahkan kepala sekolah
dalam  menyusun  RAPBS  sesuai  kebutuhan  dan  ketersediaan  anggaran. Kepala  sekolah  harus  paham  strategi  dan  melaksanakannya  dengan  baik
dan optimal.