LATAR BELAKANG PENUTUP A.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Syariat islam mengajarkan setiap muslim untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dengan cara yang terhormat tanpa meminta-minta 1 . Beberapa kegiatan antar manusia yakni interaksinya seperti ber-Muamalat yang selalu mengiringi kehidupan manusia tersebut. Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur sistem jalan hidup yang utuh dan terpadu a comprechensive way of life 2 . Pada dasarnya segala kegiatan dengan muamalat di perbolehkan, sampai ada dalil yang mengharamkannya. Pendapat ini didukung oleh kutipan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi “padahal Allah telah Menghalalkan jual beli dan menharamkan riba Al- Baqarah: 275 3 . Pada zaman globalisasi ini, komponen muamalat yaitu “transaksi” ikut serta mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga menimbulkan berbagai kompleksitas yang di hadapkan kepada para pelakunya. Hal tersebut di dukung oleh perkembangan sarana informatika yang semakin maju pesat pula yang membuat adanya pengaruh tanpa terkecuali dibidang muamalat yang 1 M.Arifin bin Badri, sifat perniagaan nabi Bogor: Darul Ilmi Publishing, 200, h.11. 2 M.Syafii Antonio, Bank Syariah; dari teori ke praktik Jakarta: Gema Insani Press, 2001 3 Tafsir ibnu Katsir “Terjemahan Al-Quran, Tafsir Al-Quran, ilmu Al-Quran, Software Al-Quran, E-book Al-Quran, Tilawah Al-Quran, Murattal Al-Quran diakses dari http:www.ibnukatsironline.com201504tafsir-surat-al-baqarah-ayat-275.html pada tanggal 13- 09-2016 pukul 12.36 WIB 2 menyebabkan adanya aktifitas transaksi jual beli secara elektronik atau yang akrab dikenal dengan istilah e-commerce. Memang tidak dapat dipungkiri, bahwa perkembangan teknologi akan memegang peranan penting bagi kehidupan manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi banyak memberikan implikasi yang signifikan bagi kehidupan manusia khususnya dalam bidang ekonomi. Bermunculan berbagai situs atau web yang menyediakan wadah untuk melakukan jual beli secara online. Tidak ada definisi baku mengenai e-commerce, Onno W Purbo dan Aang Arif Wahyudi dalam bukunya mengenal e-commerce serta mendefinisikannya sebagai satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik 4 . Banyaknya situs e-commerce sebagai wadah masyarakat untuk jual beli online semakin menstimulus perkembangan transaksi e-commerce sebagai tren baru dalam perniagaan. Hal ini memberikan alternatif untuk berbelanja atau menjual suatu barang disamping berbelanja atau menjual barang secara konvesional. e-commerce memberikan fleksibelitas yang tinggi bagi penjual atau pembeli. Bagi penjual, pemasaran produknya jauh lebih luas dan mudah untuk meng-update produk dimanapun dan kapanpun. Disamping itu media online memberikan keuntungan lainnya yaitu penjual dapat memanfaatkan situs secara 4 Onno W Purbo dan Aang Arif Wahyudi, ” mengenal e-commerce” Jakarta : Elexmedia komputerindo, 2000. h.16 3 gratis yang berdampak meringankan biaya promosi dan meningkatkan efisiensi serta efektifitas penjualan. Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia APJII telah merilis hasil riset nasional terkait jumlah pengguna dan penetrasi internet di Indonesia untuk tahun 2014 kemarin. Menurut hasil riset yang digelar atas kerjasama dengan pihak Pusat Kajian Komunikasi PusKaKom FISIP Universitas Indonesia di Indonesia kini telah mencapai angka 88,1 juta.Dengan demikian jika disesuaikan dengan jumlah populasi penduduk Indonesia yang menurut data Badan Pusat Statistik BPS mencapai 252,2 Juta per jiwa, maka pengguna internet di Indonesia mengalami pertumbuhan 16,2 juta jiwa dari total 71,9 juta pengguna di tahun 2013 lalu. Jumlah pemakai ini tergolong sedikit tetapi disisi lain menurut riset dari daily social dan daily transpayment gateway Indonesia diperkirakan pengguna internet akan mencapai angka 150 juta orang dalam kurun 4 tahun mendatang. Angka yang meningkat tajam ini mengisyaratkan bahwa prospek perkembangan e- commerce di tahun-tahun mendatang akan menjadi sangat cerah. Perkembangan pesat e-commerce yang terjadi di Indonesia saat ini tidak serta merta terjadi tanpa sebab. Andil pemain pemain besar e-commerce di indonesia dimulai sejak tahun 1996 dengan berdirinya perintis belanja online Dyviacom Intrabumi atau D-Net wahana transaksi berupa mall online yang disebut D-mall diakses lewat D-Net ini telah menampung sekitar 33 toko onlinemerchant. Perkembangan e-commerce berbanding lurus dengan perkembangan zaman dan membuat e-commerce diliputi oleh kelebihan serta kekurangan yang sangat fluktuatif perkembangannya. Beberapa contoh kelebihan e-commerce 4 diantaranya biaya operasional dapat dihemat. Biaya untuk membuat, memproses, mendistribusikan, menyimpan, dan memperbaiki kembali informasi juga dapat ditekan 5 dan kekurangan e-commerce seperti keamanan system rentan di serang. Terdapat sejumlah laporan mengenai website dan basis data yang dihack, dan berbagai lubang kelemahan keamanan dalam software. Hal ini dialami oleh sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft dan lembaga perbankan. Masalah keamanan ini menjadi sangat pnting karena bila pihak lain yang tidak berwenang bisa menembus sistem maka dapat menghancurkan bisnis yang telah berjalan. Contoh kasus pelanggaran pada e-commerce yang terdapat di sekitar kita adalah ketika seorang pembeli sudah berhasrat membeli sebuah barang yang terdapat di web jual beli online “X” lalu setelah berkomunikasi dengan penjual dan deal mengenai harga lalu pembeli segera mentransfer kepada penjual, setelah transfer uang di lakukan pembeli segera mengkonfirmasi kepada penjual bahwa ia telah melakukan pembayaran dan penjual mengiyakan bahwa uang tersebut telah masuk kedalam rekening beliau. Penjual menjanjikan barang akan tiba 3 hari kerumah pembeli tetapi setelah 3 hari barang tak kunjung datang pula dan akhirnya pembeli menghubungi penjual kembali tetapi sang penjual tidak dapat dihubungi dan account penjual di dalam web jual beli online “X” tersebut juga telah di nonaktifkan. Alhasil sang pembeli telah tertipu materi dalam kasus tersebut 6 . 5 Rika Kurnia L “Kelebihan dan kekurangan e-commerce” di akses dari http:mbarikarika.blogspot.co.id pada tanggal 16 desember 2015 pukul 16:05 WIB 6 Ida Linda, dkk, “Kejahatan pada dunai maya penipuan online shop pada dunia facebook” diakses pada http:kelompoketika6.blogspot.co.id tanggal 14 Februari 2016 pada pukul 12:56 WIB 5 Contoh kasus yang lain juga terdapat pada sisi inernal dari perusahaan e- commerce itu sendiri. Kesalahan dalam meng-input data atau salah memasukan sebuah produk ke dalam kategori sebuah merchant kerap terjadi. Hal tersebut membuat output yang di dapatkan oleh e-commerce tidak maksimal atau bahkan dapat menyebabkan kerugian. Contoh kesalahan internal seperti pemberian harga yang tidak sesuai pada produk yang akan di pasarkan, lalu penulisan deskripsi barang yang salah dan tidak sesuai akan menyebabkan pembeli menjadi kurang yakin dan tidak jadi membeli barang tersebut. Hal ini harus di perhatikan dengan seksama agar pelaksanaan e-commerce berjalan dengan semestinya. Kesalahan dari pihak ketiga yang umumnya terjadi pada lembaga pembiayaan berupa bank juga kerap terjadi seperti sistem yang bermasalah sehingga pembiayaan mengenai barang akan dibayarkan mengalami kendala dan tersendat. Oleh karenanya diperlukan langkah antisipasi yang bijak demi menanggulangi permasalahan yang kerap terjadi. Langkah antisipasi ini dimaksutkan untuk memberi integritas yang mumpuni untuk perusahaan e –commerce itu sendiri. Hal tersebut merupakan risiko-risiko yang timbul dari Transaksi Online yang seharusnya tidak terjadi jika kita mengetahui manajemen risiko yang tepat agar hal serupa dapat di hindari. bahwa ada enam fungsi dasar kegiatan pengelolaan suatu perusahaan industri, yaitu : kegiatan teknis, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi dan manajerial. 7 Demikian Manajemen Risiko dalam pengelolaan perusahaan menurut Henry Fayol. 7 Henri Fayol. “Manajemen Risiko dalam pengelolaan perusahaan” jurnal 14 prinsip manajemen tahun 1925 6 Dari ke enam fungsi dasar tersebut, maka Manajemen Risiko berkaitan dengan kegiatan keamanan, yang bertujuan menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian yang disebabkan oleh berbagai gangguan. Dengan demikian kegiatan Manajemen Risiko mencakup semua tindakan untuk memberikan keamanan terhadap operasi perusahaan dan memberikan ketenangan jiwa yang dibutuhkan oleh seluruh personil perusahaan mencakup pemilik, pimpinan dan karyawan perusahaan. Pada dasarnya Manajemen Risiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasiperusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi Manajemen Risiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengkoordinir dan mengawasi program penanggulangan risiko. Berdasarkan hal tersebut dan beranjak dari permasalahan dengan kemajuan teknologi saat ini dalam kegiatan jual beli, namun masih ditemukan masalah dalam penerapannya meliputi ini yang mendorong penulis untuk meneliti dan mensosialisasikan lebih mendalam mengenai sistem pembayaran transaksi online dalam dalam manajeman resiko kepada masyarakat banyak kedalam skripsi ”Analisis Manajemen Risiko Sistem Pembayaran Transaksi online pada Toko online MatahariMall.com

B. IDENTIFIKASI MASALAH