TEKNIK PENULISAN SISTEMATIKA PENULISAN MANAJEMEN RISIKO E-COMMERCE

15

F. TEKNIK PENULISAN

Adapun teknik penulisan pada skripsi ini berpedoman dan disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab 1 Pendahuluan Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penelitian. Bab II Landasan Teori Bab ini membahas tentang berbagai teori Manajemen Risiko, E-commerce Pengertian, kelebihan serta kekurangan dan jenis-jenis transaksi yang terkandung di dalamnya, model-model yang terdapat pada e-commerce, sistem pembayaran transaksi online, kerangka pemikiran dan review studi terdahulu Bab III Metode Penelitian penulis menjelaskan tentang gambaran umum tentang Metodelogi Penelitian yang terdiri dari : 1. Metodelogi Penelitian, 2. Penelitian Kualitatif, 3. Teknik Pengumpulan Data, 4. Teknik Analisis Data, 16 Bab IV Analisis dan Pembahasan penulis menjelaskan tentang temuan dan analisa dalam manajemen risiko sistem pembayaran pada online shop MatahariMall.com meliputi : 1. Hasil Temuan Data dalam model risiko yang muncul dalam bisnis online shop MatahariMall.com , 2. strategi pengendalian yang di terapkan MatahariMall.com dalam risiko yang ada , 3. Mengetahui strategi pengendalian risiko yang dilakukan oleh MatahariMall.com terbukti efektif atau tidak Bab V Penutup berisikan intisari atau kesimpulan dari seluruh bahasan masalah yang menjadi fokus penelitian, penulis juga menyampaikan saran-saran yang diperlukan 17 BAB II LANDASAN TEORI

A. MANAJEMEN RISIKO

1. Pengertian Manajemen Risiko

Definisi manajemen menurut George R. Terry, didefinisikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta pengawasan aktifitas- aktifitas suatu organisasi dalam rangka mencapai upaya suatu koordinasi sumber- sumber daya-daya manusia dan sumber-sumber daya alam dalam pencapaian sasaran secara efektif dan efisien 12 . Sedangkan Risiko merupakan sesuatu yang mengandung bahaya, atau ketidakpastian uncertainty dalam kehidupan sehari- hari. Sedangkan pendapat Gallati, risiko adalah suatu kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta dikelola dengan semestinya 13 . Jadi dari pernyataan para ahli diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa definisi dari Manajemen risiko merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian atau pengawasan atas upaya-upaya anggota sebuah organisasi dan atas penggunaan sumber daya yang terdapat pada organisasi tersebut untuk mencapai tujuan tertentu, terhadap kemungkinan terjadinya hasil 12 H. Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen, dasar, pengertian dan masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, h.2 13 Prof. Dr. Wanardi, SE, Asas-asas Manajemen, Bandung: CV Mandar Maju, 2010 Catatan ke- 3, h.7 17 18 yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta dikelola dengan semestinya. Gambar 2.1 Skema sederhana Manajemen Risiko, Sumber : MySharing.com

2. Proses Manajemen Risiko

Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan Evaluasi, Pengendalian Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko memperhatikan hal – hal sebagai berikut: 1. Identifikasi risiko dilaksanakan dengan melakukan analisa, sekurang-kurangnya terhadap: a. Karakteristik risiko yang melekat pada aktifitas perusahaan; b. Risiko dari produk dan kegiatan usaha 2. Pengukuran risiko dilaksanakan dengan melakukan : Mengukur Evaluasi Identifikasi Manajemen Risiko pengendali an 19 a. Evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi, sumber data dan prosedur yang digunakan untuk mengukur risiko b. Penyempurnaan terhadap sistem pengukuran risiko apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi dan faktor risiko yang bersifat material 3. Pemantauan risiko dilaksanakan dengan melakukan : a. Evaluasi terhadap eksposur risiko b. Penyempurnaan proses pelaporan apabila terdapat perubahan kegiatan usaha, produk, transaksi, faktor risiko, teknologi informasi dan sistem informasi manajemen risiko yang bersifat material 4. Pelaksanaan proses pengendalian risiko, digunakan untuk mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha perusahaan

3. Manfaat Manajemen Risiko

a. Menjamin kelangsungan usaha dengan mengurangi risiko dari setiap kegiatan yang mengandung bahaya b. Menekan biaya untuk penanggulangan kejadian yang tidak diinginkan 20 c. Menimbulkan rasa aman dikalangan pemegang saham mengenai kelangsungan dan keamanan investasinya d. Meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai risiko operasi bagi setiap unsur dalam organisasi perusahaan e. Memenuhi persyaratan perundangan yang berlaku

B. E-COMMERCE

Teknologi e-commerce telah lama digunakan di internet yaitu berawal dari EDI Electronic Data Interchange. E-commerce secara umum dapat diartikan sebagai transaksi jual beli secara elektronik melalui media internet.

1. Definisi E-commerce

Menurut Mariza Arfina dan Robert Marpaung e-commerce atau yang lebih dikenal dengan e-com dapat diartikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas internet dimana terdapat website yang dapat menyediakan layanan “get and deliver. Menurut Amir Hatman, e-commerce ialah uatu jenis dari mekanisme bisnis secara elektronik yang memfokuskan diri pada transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran barang atau jasa 14 14 Adi Nugroho, E-commerce memahami Perdagangan di Dunia Maya, cet.1 Bandung : Informatika 2006 h. 9, 21 E-commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang, pelayanan, dan informasi yang dilakukan secara elektronik 15 . Proses yang ada dalam e-commerce adalah sebagai berikut : 16 1. Presentasi elektronis yaitu pembuatan website untuk produk dan layanan 2. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan 3. Otomasi account pelanggan secara aman 4. Transaksi pembayaran dilakukan secara online Adapun karakteristik dari e-commerce adalah sebagai berikut : 1. Terjadinya transaksi antar dua belah pihak 2. Adanya pertukaran barang, jasa dan informasi 3. Internet merupakan medium utama dalam proses atau mekanisme perdagangan tersebut 4. Transaksi tanpa batas 5. Produk barang tak berwujud 15 Onno W, Purbo, Buku pintar internet membangun Web-E-Commerce Elex Media Komputindo, 2000, h.2 16 Nofie Iman “Mengenal E-commerce” di akses dari http:www.academia.edu9595026NOFIE_IMAN_WWW.NOFIEIMAN.COM_Mengenal_E- Commerce pada tanggal 12 april 2016 pukul 22.35 WIB 22

2. Jenis-jenis E-commerce

Secara umum, kita dapat mengklasifikasi e-commece menjadi 2 dua jenis yaitu : a. Business to business B2B Business to Business e-commerce umumnya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchange EDI. Sistem ini relative masih sangat mahal dan standar yang digunakan seringkali menyulitkan interkomunikasi antar pelaku bisnis. Adapun karakteristik yang terdapat dalam B2B ini adalah antara lain : a.1. Trading Partner yang sudah diketahui pada umumnya memiliki hubungan relationship yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut. Sehingga jenis informasi yang dikirimkan dapat tersusun sesuai kebutuhan dan kepercayaan trust 17 . a.2. pertukaran data data exchange berlangsung berulang-ulang dan secara berkala a.3. salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data. 17 Ike Setiani “Artikel E-commerce” diakes dari https:ikesetiani.wordpress.com20120624artikel-e-commerce pada tanggal 12 April 2016 pukul 22.49 WIB 23 a.4 model yang umum digunakan adalah per-to-per, dimana processing intelligence dapat didistribusikan di kedua belah pihak b. Business to Customer B2C Business to Customer e-commerce memiliki permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati permasalahan yang berbeda. Mekanisme untuk mendekati consumer pada saat ini menggunakan bermacam-macam pendekatan seperti misalnya dengan menggunakan konsep portal. Adapun karakteristik B2C sebagai berikut 18 : b.1. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum. b.2. Servis yang diberikan bersifat umum generic dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis web. b.3. Servis diberikan berdasarkan permohonan on demand, Consumer melakukan inisiatif dan prosedur harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan. 18 Nicolas Maechler, dkk, “Improving business to business to customer experience” di akses pada http:www.mckinsey.combusiness-functionsmarketing-and-salesour-insightsimproving-the- business-to-business-customer-experience pada tanggal 12 April 2016 pukul 23.15 WIB. 24 b.4. pendekatan clientserver sering digunakan dimana disambil asumsi client menggunakan sistem yang minimal berbasis web dan processing bussines procedure diletakan di sisi server

3. Keuntungan-keuntungan E-commerce

Beberapa bentuk keuntungan e-commerce yang dapat diperoleh dari pelaksanaannya antara lain adalah sebagai berikut : a. Revenue Stream aliran pendapatan baru yang mungkin lebih menjanjikan, yang tidak bisa ditemui di sistem transaksi traditional b. Dapat meningkatkan Market Exposure pangsa pasar c. Menurunkan tingkat biaya operasional Operating Cost d. Melebarkan jangkauan perusahaan Global Reach. e. Meningkatkan Costumer Loyality f. Menigkatkan Supplier Management g. Memperpendek waktu produksi h. Meningkatkan Value Chain mata rantai pendapatan

4. Kekurangan E-Commerce

19 a. Keamanan sistem rentan diserang Terdapat sejumlah laporan mengenai website dan basis data yang dihack, dan berbagai lubang kelemahan keamanan dalam software. Hal ini dialami oleh sejumlah perusahaan besar seperti Microsoft dan lembaga perbankan. Masalah keamanan ini menjadi sangat pnting karena bila pihak lain yang tidak 19 Rika Kurnia L “Kelebihan dan kekurangan e-commerce” di akses pada http:mbarikarika.blogspot.co.id pada tanggal 8 juni 2016 pada pukul 13.53 WIB 25 berwenang bisa menembus sistem maka dapat menghancurkan bisnis yang telah berjalan. b. Persaingan tidak sehat Di bawah tekanan untuk berinovasi dan membangun bisnis untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dapat memicu terjadinya tindakan ilegal yaitu penjiplakan ide dan perang harga. c. Masalah kompabilitas teknologi lama dengan yang lebih baru Dengan perkembangan dan inovasi yang melahirkan teknologi baru, sering muncul masalah yaitu sistem bisnis yang lama tidak dapat berkomunikasi dengan infrastruktur berbasis web dan internet. Hal ini memaksa perusahaan untuk menjalankan dua sistem independen yang tidak dapat saling berbagi, hal ini dapat mengakibatkan pembengkakan biaya.

5. Kegiatan yang berhubungan dengan E-commerce

Banyak sekali hal yang dapat dilakukan melalui e-commerce, namun pada umumnya orang mengganggap e-commerce sebagai kegiatan seperti kita membeli sebuah buku di toko online, padahal e-commerce tidak sesempit itu. E- commece masih luas dan masih banyak bidang-bidang yang lain yang harus dikembangkan. Ketepatan, kemudahan dan kecepatan menjadi ciri e-commerce. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan kegiatan e-commerce,antara lain sebagai berikut : 26 a. Perdagangan Online melalui www PC-Personal Computer merupakan hal yang paling umum. b. Transaksi online bisnis antar perusahaan c. Internet banking yang saat ini sedang berkembang di Indonesia, dimana kita dapat mengakses semua kegiatan yang yang berhubungan dengan perbankan. d. TV interaktif, dimana melalui ini kita dapat melihat daftar acara, internet secara interaktif. e. WAP Wireless Apllication Prorocol juga menjadi tren yang tidak kalah menarik di kalangan belanja online.

6. Risiko dalam E-commerce

Risiko E-Comerce dapat terjadi karena penyalah gunaan dan kegagalan sistem yang terjadi, terdiri atas : 20 a. Kehilangan segi finansial secara langsung karena kecurangan, misal seseorang telah menghancurkan mengganti semua data finansial yang ada b. Pencurian informasi rahasia yang berharga, misal pencurian terhadap kepemilikan teknologi, informasi pemasaran atau informasi yang berhubungan dengan kepentingana konsumen c. Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan peservice, misal gangguan yang bersifat nonteknis, seperti aliran listrik mati. 20 Aliyya Zahirah “Risiko E-commerce” di akses pada https:aliyyazahirah.wordpress.com20100420resiko-e-commerce pada tanggal 13 april 2016 pukul 00.27 WIB 27 d. Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak, misal seorang hacker berhasil membobol sistem perbankan dengan berhasil memindahkan sejumlah rekening orang lain ke dalam rekening peribadinya e. Kehilangan kepercayaan dari para konsumen, misal seringnya terjadi gangguan pada jaringan yang menyebabkan akses gagal. f. Kerugian-kerugian yang tak terduga, misal gangguan terhadap transaksi bisnis, akibat kesalahan faktor manusia atau kesalahan perangka Berdasarkan semua hal diatas, maka untuk melakukan atau menyusun kegiatan e-commerce tidaklah semudah yang dibayangka. Banyak sekali faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan para pelanggan atau konsumen.

C. MANAJEMEN RISIKO E-COMMERCE

Mayoritas aktivitas menyimpang tidak datang dari penyusup luar, tetapi dari dalam, dan tentu, kegagalan sistem umum. Ahli riset TI, The Gartner Group, mengestimasi bahwa lebih dari 70 akses tidak sah ke sistem informasi dilakukan oleh pegawai, yang lebih dari 95 penyusupan mengakibatkan kerugian keuangan yang signifikan. Dari sekian banyak jenis risiko yang terkait dengan ketersediaan atau kerusakan sistem, kegagalan sistem adalah alasan paling umum terjadinya masalah. Meskipun kebijakan dikembangkan dengan tujuan baik, dan banyak prosedur efektif disusun secara seksama, penyebab utama pengendalian yang tidak efektif adalah sering kali karena kurangnya akuntabilitas dalam 28 memastikan bahwa prosedur senyatanya dilaksanakan . Salah satu aspek serius risiko internal muncul dari pegawai entitas sendiri, terutama ketika dia menjadi termotivasi untuk membalas dendam kepada perusahaannya. Kasus-kasus kecurangan keuangan telah membuat publik sadar akan skop dari kecurangan dalam bisnis saat ini. Association of Certified Fraud Examiners memperkirakan bahwa kecurangan oleh pegawai menyebabkan kerugian bisnis sebesar enam juta dollar AS pada tahun 2002. 21 Peran dari manajemen risiko dalam e-commerce agar mengelola dengan cara mengendalikan atau menghilangkan resiko atau mengurangi dampaknya yang diantaranya dengan cara : 22  Identifikasi aset-aset bisnis yang harus dilindungi dari risiko.  Menyadari risikonya.  Menentukan tingkatan dampak pada perusahaan jika risiko benar-benar terjadi.  Menganalisis kelemahan perusahaan tersebut. Pengendalian yang diterapkan baik untuk melindungi perusahaan e- commerce dari resiko atau untuk meminimalkan dampak risiko tersebut pada perusahaan jika risiko tersebut terjadi. Pengendalian dibagi menjadi tiga, yaitu : 21 Ritzonly “Evolusi E-bisnis dan E-commerc” diakses pada http:ritzlonly.blogspot.co.id200905evolusi-e-bisnis-dan-e-commerce.html pada tanggal 22- oktober-2016 pukul 16:12 22 Mc Leod, Raymond George P. Schell. “Sistem Informasi Manajemen”. Jakarta : Salemba Empa 2008 Edisi 10. 29  Pengendalian teknis yaitu pengendalian yang menjadi satu di dalam sistem dan dibuat oleh para penyusun sistem selama masa siklus penyususnan sistem.  Pengendalian formal, mencakup penentuan cara berperilaku, dokumentasi prosedur dan praktik yang diharapkan dan pengawasan serta pencegahan perilaku yang berbeda dari panduan yang berlaku.  Pengendalian informal, mencakup program-program pelatihan dan edukasi serta program pembangunan manajemen.

D. MODEL-MODEL MANAJEMEN RISIKO YANG TERDAPAT