dalam tubuh ikan menjadi faktor pertimbangan utama. Sementara itu, 7.50 responden menyatakan tidak berminat meningkatkan konsumsi ikan karena
mengalami kejenuhan terhadap ikan, dan 2.50 menyatakan abstain karena faktor ekonomi, yang berarti konsumsi ikan akan ditingkatkan jika keadaan
perekonomiannya mampu menjangkau untuk membeli ikan. Dengan kata lain, responden akan meningkatkan konsumsi ikan dalam keluarganya jika harga ikan
terjangkau oleh perekonomian keluarganya.
Gambar 17. Frekuensi makan ikan menurut tingkat pendidikan n=120 Tabel 7. Minat responden dalam meningkatkan konsumsi ikan n=120
No Minat responden
Tingkat Konsumsi Ikan Rendah
5 kali Sedang
5-11 kali Tinggi
11 kali Total
1 Berminat
87.5 88.46
91.03 90
2 Tidak berminat
12.5 7.69
6.41 7.50
3 Tidak tahu
3.85 2.56
2.50 Total
100 100
100 100
4.2.2 Pola konsumsi ikan menurut jenis ikan yang disukai responden
Pola konsumsi terhadap ikan dalam bentuk segar dan olahan secara umum diketahui bahwa ikan segar air laut dan ikan segar air tawar masih menjadi pilihan
sebagian besar responden. Untuk jenis ikan air laut, sebanyak 65 responden lebih menyukai ikan laut dalam bentuk segar dan 34.17 responden menyukai
olahan atau keduanya. Hal yang sama yang terjadi pada ikan air tawar bahwa 84.17 responden lebih meyukai ikan air tawar dalam bentuk segar dan 10
30 60
90
SD SMP
SMA Universitas
5 kali 5-11 kali
11 kali
Tingkat pendidikan
Jumlah responden
responden menyukai keduanya. Secara lengkap bentuk ikan yang disukai responden dapat dilihat pada Tabel 8.
Jika dilihat dari karakteristik jenis kelamin, diketahui bahwa ikan segar baik ikan air laut maupun ikan air tawar lebih disukai oleh responden laki-laki
89.95 maupun responden perempuan 77.16. Sementara itu, hanya sebagian kecil responden yang menyukai jenis ikan segar dan olahan, sebagaimana dapat
dilihat pada Gambar 18. Tabel 8. Bentuk ikan yang disukai responden n=120
Jenis Ikan
Bentuk Ikan yang Disukai Total
Hanya Segar
Hanya Olahan
Keduanya Tidak Suka
Keduanya
Ikan Air Laut
Jumlah 78
1 40
1 120
65.00 0.83
33.33 0.83
100
Ikan Air Tawar
Jumlah 101
12 7
120 84.17
0.00 10.00
5.83 100
Gambar 18. Bentuk ikan yang disukai responden menurut jenis kelamin n=120 Berdasarkan karakteristik usia, terjadi perubahan pola konsumsi ikan
antara ikan segar dan olahan. Kesukaan terhadap ikan segar dan olahan meningkat dari 10 pada kelompok usia antara 20-25 menjadi 23.64 pada kelompok usia
26-35 tahun. Hal ini terus mengalami kenaikan pada kelompok usia 36-45 tahun menjadi 26.76. Namun kesukaan terhadap ikan segar dan olahan ini kembali
menurun pada kelompok usia di atas 45 tahun menjadi 17.07. Secara lengkap mengenai hal ini dapat dilihat pada Gambar 19.
80,95 77,16
19,05 22,84
20 40
60 80
Laki-laki Perempuan
Ju m
la h
r esp
o n
d en
Jenis Kelamin
Suka ikan utuh Suka ikan utuh dan olahan
Sementara itu, pola konsumsi ikan segar pada responden dengan tingkat pengeluaran di atas 3 juta rupiah telah mengalami pergesaran kedalam bentuk
segar dan olahan. Pada Gambar 20 diketahui terdapat pergeseran pola secara umum pada tingkatan per bulan yakni semakin tinggi pengeluaran maka kesukaan
terhadap ikan olahan dengan tidak meninggalkan ikan segar mulai mengalami peningkatan kecuali yang terjadi pada golongan kelompok dengan tingkat
pengeluaran antara 2.1-3 juta rupiah.
Gambar 19. Bentuk ikan yang disukai responden menurut usia n=120
Gambar 20. Bentuk ikan yang disukai responden menurut pengeluaran per bulan n=120
Produk olahan ikan disukai pada semua kelompok menurut jumlah anggota keluarga meskipun dalam persentase yang kecil. Persentase paling tinggi
ditunjukkan pada kelompok dengan jumlah anggota keluarga antara 3-5 orang.
90 76,36
73,24 82,93
10 23,64
26,76 17,07
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
26 26-35
36-45 45
Usia responden Suka ikan utuh
Suka ikan utuh dan olahan
82,54 76,62
87,50 69,12
17,46 23,38
12,50 30,88
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1 juta 1-2 juta
2,1-3 juta 3 juta
Pengeluaran bulan Suka ikan utuh
Suka ikan utuh dan olahan
Pengeluaran bulan
Jumlah responden
Jumlah responden
Dengan kata lain, ikan segar merupakan jenis ikan yang disukai pada semua kelompok ini. Bentuk ikan yang disukai responden menurut jumlah anggota
keluarga dapat dilihat pada Gambar 21. Dalam hal konsumsi produk olahan ikan, terdapat pola yang menunjukkan
peningkatan konsumsi ikan dan produk olahannya pada responden yang memiliki tingkat pendidikan universitas. Pada tingkatan ini, responden sudah mulai
menyukai produk olahan meskipun belum meninggalkan konsumsi ikan segar. Secara jelas mengenai pola konsumsi ikan tersebut dapat dilihat pada Gambar 22.
Gambar 21. Bentuk ikan yang disukai responden menurut jumlah anggota keluarga n=120
Gambar 22. Persentase kesukaan responden terhadap ikan dan produk olahannya menurut tingkat pendidikan n=120
Dari bentuk ikan olahan yang ada, ikan asin adalah olahan yang paling disukai responden. Persentase responden yang memilih ikan asin sebagai olahan
85,7 75,27
83,33
14,3 24,73
16,67 10
20 30
40 50
60 70
80 90
1-2 orang 3-5 orang
5 orang suka ikan utuh
suka ikan utuh olahan
71,67 77,27
78,85 72,62
21,67 18,18
17,31 27,38
6,67 4,55
3,85 10
20 30
40 50
60 70
80 90
Tamat SD Tamat SMP
Tamat SMA Universitas
suka ikan utuhsegar suka ikan utuh olahan
tidak suka
Jumlah responden
Jumlah anggota
keluarga
Jumlah responden
Tingkat pendidikan
kesukaannya mencapai 55, sedangkan olahan ikan yang lain memiliki persentase yang cukup kecil. Tingkat kesukaan responden terhadap ikan olahan
dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Tingkat kesukaan responden terhadap ikan olahan n=120
No Jenis olahan ikan
Jumlah 1
Ikan asin 66
55.00 2
Ikan pindang 12
10.00 3
Ikan kaleng 10
8.33 4
Bakso ikan 10
8.33 5
Ikan asappanggang 8
6.67 6
Nugget ikan 7
5.83 7
Terasi 4
3.33 8
Sosis ikan 1
0.83 9
Tidak suka olahan 2
1.67 Total
120 100
Tabel 10 menunjukkan persentase tingkat kesukaan responden terhadap jenis ikan olahan menurut usia. Responden yang berusia tua memiliki tingkat
kesukaan yang tinggi terhadap ikan asin. Sementara itu, responden yang berusia muda 20-25 tahun selera terhadap ikan asin jauh lebih rendah dibandingkan
kelompok usia tua diatas 45 tahun dan lebih menyukai ikan pindang. Sementara responden yang berusia diatas 45 tahun lebih dari 70 menyukai ikan asin.
Tabel 10. Persentase responden mengenai jenis ikan olahan yang disukai menurut usia n=120
No Jenis Ikan Olahan
Usia 26
26-35 36-45
45 1
Ikan asin 20.00
50.00 56.76
72.73 2
Ikan pindang 40.00
16.07 0.00
4.55 3
Ikan asap panggang 0.00
1.79 13.51
9.09 4
Ikan kaleng 0.00
10.71 10.81
0.00 5
Bakso 20.00
5.36 13.51
4.55 6
Sosis 0.00
1.79 0.00
0.00 7
Nugget 0.00
8.93 2.70
4.55 8
Terasi 0.00
5.36 0.00
4.55 9
Tidak suka 20.00
0.00 2.70
0.00 Total
100 100
100 100
Pola yang terjadi pada pengeluaran untuk ikan asin menunjukkan perilaku sebagai barang inferior, yaitu terjadi penurunan tingkat konsumsi ikan asin pada
golongan pengeluaran yang lebih tinggi. Pada Tabel 11 menunjukkan bahwa terjadi penurunan presentase kesukaan terhadap ikan asin dari 72.73 pada
golongan pengeluaran di bawah 1 juta rupiah turun menjadi 32.35 pada golongan pengeluaran di atas 3 juta rupiah. Pengeluaran untuk bakso, ikan kaleng
dan nugget menunjukkan sifat sebagai barang normal, yaitu kenaikan presentase tingkat kesukaan responden meningkat seiring dengan peningkatan golongan
pengeluaran. Tabel 11. Persentase responden mengenai jenis ikan olahan yang disukai menurut
pengeluaran per bulan n=120
No Jenis Ikan Olahan
Pengeluaranbulan 1 juta
1 - 2 juta 2,1 - 3 juta
3 juta
1
Ikan asin 72.73
60.00 53.85
32.35
2
Ikan pindang 9.09
7.50 23.08
8.82
3
Bakso 6.06
15.38 17.65
4
Terasi 6.06
5.00
5
Ikan kaleng 3.03
5.00 0 20.59
6
Ikan asappanggang 12.50
7.69 5.88
7
Sosis 2.50
8
Nugget 7.50
11.76
9
Tidak suka 3.03
2.94 Total
100 100
100 100
Pola konsumsi ikan olahan pada kelompok responden dengan jumlah anggota keluarga antara 3-5 orang menunjukkan tingkat kesukaan yang merata
pada semua jenis olahan, sedangkan untuk kelompok responden dengan jumlah anggota keluarga antara 1-2 orang dan di atas 5 orang menunjukkan tingkat
kesukaan pada beberapa jenis olahan saja. Pola konsumsi ikan asin menunjukkan kenaikan pada kelompok responden dengan jumlah anggota keluarga di atas 5
orang yaitu sebesar 78.95 memiliki prosentase tertinggi diantara kelompok yang lain. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 13 menunjukkan persentase tingkat kesukaan responden terhadap jenis ikan olahan menurut tingkat pendidikan. Ikan asin disukai hampir semua
tingkatan pendidikan. Namun tingkat kesukaan tersebut mengalami penurunan seiring dengan semakin tinggi tingkat pendidikan. Untuk ikan kaleng dan bakso
memiliki pola yang hampir sama yaitu disukai responden dengan tingkat pendidikan di atas SMA. Pada kelompok yang berpendidikan tinggi terlihat
kesukaan pada ikan olahan semakin lebih bervariasi dan hampir merata pada semua jenis olahan, termasuk bakso dan nugget ikan.
Terasi sebagai produk ikan olahan yang tidak asing dalam masyarakat Indonesia dan dianggap penting bagi kelompok masyarakat tertentu, ternyata tidak
begitu disukai responden. Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil responden dengan tingkat pendidikan SD dan SMP yang menyukai
terasi. Tabel 12. Persentase responden mengenai jenis ikan olahan yang disukai menurut
jumlah anggota keluarga n=120
No Jenis Ikan Olahan
Jml anggota keluarga 1-2 orang
3-5 orang 5 orang
1
Ikan asin 57.14
50.00 78.95
2
Ikan pindang 11.70
5.26
3
Ikan kaleng 10.64
4
Bakso 10.64
5
Ikan asappanggang 14.29 5.32
10.53
6
Nugget 14.29
5.32 5.26
7
Terasi 14.29
3.19
8
Sosis 1.06
9
Tidak suka 2.13
Total 100
100 100
Tabel 13. Persentase responden mengenai jenis ikan olahan yang disukai menurut tingkat pendidikan n=120
Jenis Ikan Olahan Pendidikan
SD SLTP
SLTA Univ.
Ikan asin 80.00
68.18 46.15
35.71 Ikan pindang
3.33 13.64
7.69 14.29
Ikan asap panggang 0.00
4.55 3.85
14.29 Ikan kaleng
3.33 0.00
15.38 11.90
Bakso 0.00
9.09 11.54
11.90 Sosis
0.00 0.00
3.85 0.00
Nugget 3.33
0.00 7.69
9.52 Terasi
6.67 4.55
2.38 Tidak suka
3.33 0.00
3.85 0.00
Total 100
100 100
100
Dari bentuk ikan segar dan ikan olahan yang sukai responden di atas, jenis ikan air laut yang paling disukai responden dari hasil penelitian ini adalah ikan
kembung. Sebanyak 39.17 responden menyukai ikan ini dan 17.50 responden
menyukai ikan tongkol atau tuna. Jenis ikan air laut yang menjadi favorit berikutnya adalah bendeng, kakap dan udang, dengan persentase masing-masing
16.67, 10 dan 7.50. Sementara itu, ikan kerapu, tengiri, kerang dan kuwe menjadi ikan yang kurang disukai.
Jenis ikan yang disukai responden untuk ikan air tawar adalah ikan lele, dimana 50 responden menyukai ikan ini. Ikan mas, gurame, mujahir dan patin
adalah ikan yang disukai responden setelah ikan lele, dengan persentase berturut- turut adalah 22.50; 10; 8.33 dan 3.33. Salah satu faktor yang mendorong
responden untuk menyukai ikan tersebut adalah karena jenis ikan segar tersebut memang tidak asing lagi dan sangat mudah didapatkan di pasar. Jenis ikan yang
disukai responden secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Presentase tingkat kesukaan responden terhadap jenis ikan segar n=120
No Ikan air laut
Ikan air tawar Jenis
Jenis 1
Kembung 39.17
Lele 50
2 Tongkoltuna
17.50 Mas
22.50 3
Bandeng 16.67
Gurame 10
4 Kakap
10 Mujahir
8.33 5
Udang 7.50
Patin 3.33
4.2.3 Pola konsumsi ikan berdasarkan pilihan tempat konsumsi