Alasan kedua yang dijadikan alasan responden dalam mengonsumsi ikan adalah karena pengaruh keluarga, sebesar 5. Sejumlah 5 responden juga
menyatakan alasan mengonsumsi ikan karena pengaruh gizi dan keluarga. Sementara itu, sisanya beralasan mengonsumsi ikan karena faktor harga yang
murah ataupun karena gabungan beberapa alasan harga murah, gizi, mudah mendapatkan dan pengaruh keluarga.
4.3 Persepsi Responden Terhadap Produk Ikan
Hasil survei pada penelitian ini menunjukkan bahwa ikan segar lebih dipilih responden sebagai persepsinya terhadap ikan. Responden lebih menyukai
ikan segar dibandingkan dengan ikan olahan, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 8. Hal ini terjadi karena sebagian besar informasi baik eksternal maupun
internal lebih mengarah kepada ikan dalam bentuk segar. Informasi internal tersebut diperoleh dari pengalaman pribadi, keluarga dan nilai yang dianut,
sedangkan informasi eksternal diperoleh dari lingkungan sekitarnya. Dalam persepsi sebagian besar responden, ikan adalah ikan yang diolah dalam bentuk
segar. Sementara itu, ikan dalam dalam bentuk olahan seperti nugget, bakso dan sosis masih belum melekat pada presepsi responden. Hal ini ditunjukkan oleh
masih rendahnya tingkat kesukaan responden terhadap produk olahan ikan. Lebih lanjut bahkan hal ini sudah melekat pada sikap responden dan membentuk
preferensi. Penelitian Harlin 2008 mengkonfirmasi dengan hasil yang sama bahwa
persepsi masyarakat Kota Bekasi atas ikan adalah ikan dalam bentuk ikan segar, lebih dari 95 responden mengatakan setuju dan sangat setuju terhadap konsumsi
ikan segar Tabel 19. Tabel 19. Pendapat responden terhadap konsumsi ikan segar di Kota Bekasi
Penilaian Responden Jumlah Responden
Ragu-ragu 5
3.68 Setuju
66 48.53
Sangat Setuju 65
47.79 N
136 100
Sumber: Harlin 2008
Ikan segar juga menjadi pilihan sebagian besar masyarakat di Beijing China. Feng et al 2009 menyatakan bahwa 75.20 masyarakat di Beijing lebih
memilh ikan segar dibanding dengan ikan olahan yang hanya dipilih oleh 24.80 responden.
Beberapa informasi mengenai produk olahan ikan telah disampaikan oleh kementerian kelautan dan perikanan kepada masyarakat luas melalui beberapa
media diantaranya majalah perikanan, demo masak dan penyuluhan kepada ibu- ibu PKK yang terpilih sebagai sampel. Penggunaan media televisi untuk
menyampaikan informasi tentang olahan perikanan belum banyak dilakukan dan terbatas pada televisi dan jam-jam tertentu. Namun hal itu ternyata belum bisa
merubah persepsi responden sebagai objek penelitian. Hasil survei menunjukkan bahwa media yang telah disebutkan di atas ternyata menurut responden tidak
berpengaruh terhadap persepsi dan keputusannya dalam membeli dan mengonsumsi ikan.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 20 yang menunjukkan bahwa media televisi adalah media yang dianggap paling berpengaruh dalam penyampaian
informasi guna pembentukan persepsi konsumen terhadap ikan. Sebanyak 58.33 responden menyatakan televisi adalah media yang paling berpengaruh dalam
pembentukan persepsinya. Sedangkan demo masak merupakan media kedua yang dianggap mempengaruhi persepsi responden.
Tabel 20. Urutan media yang diangap paling berpengaruh dalam keputusan pembelian ikan
No Jenis Media
Pendapat Responden Jumlah
1 Televisi
70 58.33
2 Demo masak
26 21.67
3 Penyuluhanpelatihan
15 12.50
4 Koranmajalah
5 4.17
5 Brosur
2 1.67
6 Internet
2 1.67
Total 120
100
Dengan demikian, belum ada titik temu antara informasi yang diberikan dengan keinginan responden dalam pembentukan persepsinya terhadap ikan.
Informasi yang diperoleh responden melalui penglihatan, pendengaran, penyentuhan perasaan dan penciuman didapatkan melalui media yang berbeda
dengan media yang digunakan untuk mensosialisasikan produk olahan ikan. Seperti dikatakan Kotler 1995 pada bab sebelumnya bahwa pemahaman
informasi pembentuk persepsi dapat diperoleh melalui proses penglihatan, pendengaran, penyentuhan perasaan dan penciuman sehingga informasi tersebut
dapat mempengaruhi cara seseorang untuk mengorganisasikan persepsinya. Hal inilah yang terjadi pada sebagian besar responden dalam mengorganisasikan
persepsinya, sehingga produk olahan ikan belum melekat sebagai persepsi responden.
Jika dilihat secara mendalam, tingkat pendidikan mempengaruhi proses pengorganisasian persepsi seseorang. Sejalan dengan teori Solomon 1999 dalam
Prasetyo dan Ihalauw 2005, hal ini berkaitan dengan faktor internal yang dimiliki responden berupa pengalaman dan nilai-nilai yang dianut responden
sebagai dampak dari pendidikan yang diperolehnya. Responden dengan tingkat pendidikan SD dan SMP mempunyai pendapat yang sama bahwa televisi dan
kegiatan praktek demo masak bisa membentuk persepsinya dalam mengonsumsi ikan Gambar 37. Menurut mereka, praktek demo masak merupakan informasi
yang secara jelas mereka rasakan melalui sekumpulan proses mulai dari penglihatan, penyentuhan perasaan dan penciuman. Hal ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Kotler 1995. Dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah, konsumen lebih menyukai informasi yang dapat secara langsung
menyentuh sikap emosi mereka. Perbedaan latar belakang pendidikan ini tentunya dapat digunakan untuk menyusun strategi dalam pelaksanaan sosialisasi ikan dan
produk olahan lainnya.
Gambar 37. Media yang dianggap paling berpengaruh dalam keputusan pembelian ikan menurut tingkat pendidikan n=120
Dalam penyampaian informasi tentang manfaat ikan, responden mempunyai pendapat yang sama tentang penggunaan media yang efektif.
Sebagian besar dari responden 71.67 memiliki persepsi bahwa dengan
4 ,0
4 5
,5 76,90
6 6
,7 4
,0 4
,9
7 ,7
16, 7
9, 1
7, 7
14, 3
3, 3
3, 8
7 ,1
20 40
60 80
SD SMP
SMA Universitas
Ju m
lah r
esp o
n d
en
Tingkat pendidikan Televisi
Demo masak Penyuluhan
Koran Brosur
Internet
sosialisasi manfaat ikan melalui media televisi dianggap mampu menyentuh semua umur dan semua lapisan masyarakat pada semua strata pendidikan.
Sementara itu, media berupa penyuluhan menempati posisi setelah televisi dengan persentase sebesar 19.17. Secara rinci, media yang paling efektif tersebut secara
berurutan dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Pendapat responden tentang media yang paling efektif untuk sosialisasi
manfaat ikan
No Media
Jumlah 1
Televisi 86
71.67 2
Penyuluhan 23
19.17 3
Majalah 4
3.33 4
Brosur 4
3.33 5
Buku 2
1.67 6
Koran 1
0.83 Total
120 100
4.4 Preferensi Responden Terhadap Ikan