berpikir mereka. Masing-masing fase dan perilaku guru yang dibutuhkan diilustrasikan dalam Tabel 2 Arends, 2008:278.
Tabel 3
. Fase-fase
pada pembelajaran
konvensional presentasiceramah
FASE-FASE KEGIATAN GURU
Fase 1 Mengklarifikasi tujuan dan
establishing set Guru mengemukakan tujuan pelajaran dan
menyiapkan siswa untuk belajar
Fase 2 Mempresentasikan advance
organizer Guru
mempresentasikan advance
organizer, memastikan bahwa advance
organizer itu memberikan kerangka kerja
untuk materi belajar yang akan diberikan nanti dan bahwa advance organizer itu
berkaitan dengan pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki siswa
Fase 3 Mempresentasikan materi
belajar Guru mempresentasikan materi belajar
dengan memberikan perhatian khusus pada urutan logisnya dan maknanya bagi siswa
Fase 4 Memantau dan memeriksa
pemahaman dan kemampuan berpikir siswa
Guru melontarkan berbagai pertanyaan dan memperkuat membangkitkan respons
siswa terhadap presentasinya sejauh tingkat kemampuan berpikir siswa dan
mendorong untuk berpikir tepat dan kritis
c. Prestasi Belajar
i. Pengertian Prestasi Belajar
Dengan berakhirnya proses pembelajaran maka siswa memperoleh hasil belajar. Hasil atau prestasi belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar Dimyati dan Mudjiono, 2006:3. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:11-12, prestasi belajar dibedakan menjadi
lima aspek, yaitu : 1 Informasi verbal, yaitu kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis, 2 ketrampilan
intelektual, yaitu kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang, 3 Strategi
kognitif, yaitu kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri, Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam
pemecahan masalah, 4 ktrampilan motorik, adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani, dan 5 sikap, adalah kemampuan menerima dan menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu. Jadi, prestasi belajar
merupakan hasil dari interaksi proses pembelajaran yang meliputi aspek kognitif, afektif atau sikap dan psikomotorik.
Belajar sendiri mempunyai pengertian yang sangat umum dan luas. Dalam kamus bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memilki arti “ berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini mengandung pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini,
usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum
dipunyai sebelumnya. Sehingga dengan belajar, manusia itu menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu
Fudyartanto dalam Baharudin dan Esa Nur Wahyuni, 2007:13 Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower dalam Baharudin dan Esa Nur
Wahyuni 2007:13, belajar to learn memiliki arti : 1 to gain knowledgw, comprehension, or mastery of trough experience or study,
2 to fix in the mind or memory, memorize,
3 to acquire trough experience, 4 to become in forme of to find out.
Menurut definisi tersebut , belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat,
menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan.
Dapat dikatakan bahwa sepanjang hidup seseorang mengalami proses belajar. Belajar dapat diperoleh dari pengalaman. Dengan pengalaman tersebut
seseorang dapat mengembangkan dan mengubah cara dan gaya melihat , mendengar atau mengerjakan sesuatu. Dari pengalaman itu juga seseorang
mendapatkan dan membentuk pengetahuan, nilai, sikap tertentu tentang dunia dan lingkungan sekitar. Winkel 2007 : 59 berpendapat bahwa belajar adalah suatu
aktivitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-
pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas. Belajar harus dilakukan secara aktif dan terus menerus melalui
berbagai pengalaman, latihan, atau pendidikan sehingga dihasilkan kecakapan
atau ketrampilan baru yang berupa perubahan tingkah laku yang bersifat permanen.
Perubahan tingkah laku yang dapat diamati dari penampilan orang yang belajar adalah prestasi belajar. Presatsi belajar merupakan hasil atau kecakapan
yang dicapai seseorang setelah melakukan belajar dalam waktu tertentu. Prestasi belajar tersebut dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka yang diperoleh siswa
setelah mengikuti suatu tes yang diadakan setelah selesai suatu program pembelajaran. Dari nilai atau angka tersebut dapat diperoleh informasi tentang
pengetahuan dan ketrampilan yang telah diperoleh siswa.. Prestasi belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan siswa dalam
menguasai konsep yang telah dipelajarinya. Prestasi belajar dapat diketahui dengan alat ukur berupa butir tes yang dirancang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang dijabarkan pada indikator pembelajaran. Melalui pengukuran dan penilaian dalam pembelajaran, diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam
belajar, yang diwujudkan dalam bentuk prestasi belajar. Mengukur prestasi belajar yang merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam belajar sangat penting
dalam dunia pendidikan, karena untuk mengetahui kemajuan dan keberhasilan program pendidikan.
Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar biologi adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan dan
pengalaman baru yang diperoleh melalui proses interaktif dalam pembelajaran biologi antara peserta didik dengan lingkungannya dan dapat diukur langsung
dengan tes dan hasilnya dapat dihitung dengan menggunakan analisis statistik.
ii. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Biologi
Secara umum prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto 2003:54, ada dua faktor utama yang mempengaruhi prestasi
belajar, yaitu : faktor dari dalam siswa intern dan faktor dari luar diri siswa ekstern. Faktor intern terdiri dari tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor psikologis meliputi inteigensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan. Sedangkan faktor kelelahan meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Faktor dari luar diri siswa ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Sedangkan faktor masyarakat meliputi kegiatan
siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006 : 238-253 menyatakan prestasi
belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang dialami dan dihayati siswa yang berpengaruh terhadap proses belajar dan prestasi
belajar adalah : 1 sikap siswa terhadap belajar, 2 motivasi belajar, 3 konsentrasi
belajar, 4 kemampuan mengolah bahan belajar, 5 kemampuan menyimpan perolehan hasil belajar, 6 kemampuan menggali hasil belajar yang telah
tersimpan, 7 kemampuan berprestasi atau unjuk prestasi belajar, 8 rasa percaya diri siswa, 9 intelegensi dan keberhasilan belajar, 10 kebiasaan belajar, dan 11
cita-cita siswa. Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar adalah : 1 guru sebagai pembina siswa belajar, 2 prasarana dan sarana pembelajaran, 3
kebijakan penilaian, 4 lingkungan sosial siswa di sekolah, 5 kurikulum yang diterapkan di sekolah
Baharudin dan Esa Nur Wahyuni 2007 : 19-28 menambahkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yaitu faktor internal daan
eksternal. Faktor internal meliputi : 1 faktor fisiologis, yaitu kondisi jasmani dan keadaan
fungsi fisiologis
jasmani, 2
faktor psikologis;
yaitu kecerdasanintelegensi siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat. Sedangkan faktor
eksternal meliputi 1 lingkungan sosial; yaitu lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga, 2 lingkungan non
sosial; yaitu lingkungan alamiah, faktor instrumental dan faktor metri pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Dari uraian di atas faktor internal yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar atau sikap percaya diri siswa dalam mempelajari materi
pelajaran biologi, dan faktor eksternalnya adalah lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu strategi atau model pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran mata pelajaran biologi di sekolah.
iii. Jenis-jenis Prestasi Belajar
Pada dasarnya sasaran belajar merupakan konsep penting dalam proses pembelajaran. Secara teoritis sasaran pembelajaran mencakup tiga aspek yaitu
mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Namun dalam kenyataannya hal itu bukanlah suatu hal yang terpisah sama sekali. Maka dari itu
tidak tertutup kemungkinan untuk mengembangkan aspek-aspek tersebut secara bersama dalam suatu unit pembelajaran.
Dalam penelitian Emrizal Amri dalam Yani Setyowati 2002:22 mengemukakan, ada tiga jenis prestasi belajar, yaitu :
1 Total prestasi belajar, yaitu tingkat keberhasilan siswa dalam belajar secara
keseluruhan. Prestasi ini mencerminkan kemampuan siswa untuk mengingat kembali fakta-fakta dan konsep-konsep serta memahami hubungan antara
suatu fakta dengan yang lainnya, suatu konsep dengan konsep lainnya, maupun mengerti kaitan antara fakta dan fakta lain. Hal tersebut dideteksi
melalui tingkat kecepatan siswa menjawab seluruh pertanyaan dalam setiap unit pelajaran yang telah dibahas.
2 Prestasi belajar mengingat fakta dan konsep, yaitu tingkat keberhasilan
siswa mempelajari suatu mata pelajaran, khususnya dalam aspek mengingat fakta dan konsep. Prestasi ini adalah cerminan dari kemampuan siswa untuk
mengingat kembali. Hal ini diukur melalui menjawab pertanyaan yang bersifat faktual
3 Prestasi belajar memahami fakta dan konsep, yaitu keberhasilan siswa
mempelajari suatu mata pelajaran khususnya dalam aspek pemahaman fakta dan konsep.Ini dicermikan melalui kemampuan siswa memaham
Menurut Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono 2006 : 26-27 mengklasifikasikan prestasi belajar dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Prestasi belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
1
Pengetahuan
, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Hubungan antara fakta dan konsep
mata pelajaran. Hal ini dideteksi melalui keberhasilan menjawab tes dalam aspek pemahaman. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa,
pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode. 2
Pemahaman
, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang telah dipelajari
3
Penerapan
, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, misalnya menggunakan
prinsip 4
Analisis
, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik,
misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang lebih kecil. 5
Sintesis
, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya kemampuan menyusun suatu program kerja
6
Evaluasi
, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan menilai hasil
karangan.
Keenam jenis perilaku di atas bersifat hierarkis, artinya perilaku pengetahuan tergolong rendah, dan perilaku evaluasi tergolong tertinggi.
Ranah afektif terdiri dari lima perilaku, yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.
1 Penerimaan, yang mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan
memperhatikan hal tersebut, misalnya kemampuan mengakui perbedaan pendapat.
2 Partisipasi, yang mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan, dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan, misalnya mematuhi aturan, dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
3 Penilaian dan penentuan sikap, yang mencakup menerima suatu nilai,
menghargai, mengakui, dan menetukan sikap. Misalnya menerima suatu pendapat orang lain
4 Organisasi, yang mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya menempatkan nilai dalam suatu skala nilai dan dijadikan pedoman bertindak secara bertanggung jawab.
5 Pembentukan pola hidup, yang mencakup kemampuan menghayati nilai dan
membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya kemampuan mempertimbangkan dan menunjukkan tindakan yang berdisiplin.
Kelima jenis perilaku tersebut tampak mengandung tumpang tindih dan juga berisi kemampuan kognitif. Kelima jenis perilaku tersebut bersifat hierarkis.
Perilaku penerimaan merupakan jenis perilaku perilaku terendah dan perilaku pembentukan pola hidup merupakan jenis perilaku tertinggi.
Menurut Simpson dalam Dimyati dan Mudjiono 2006 : 29-30 membagi ranah psikomotorik menjadi tujuh jenis perilaku, yaitu : persepsi,
kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
1
Persepsi
, yang
mencakup kemampuan
memilah-milahkan mendeskriminasikan hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan
yang khas tersebut. Misalnya pemilahan warna, angka 6 enam dan 9 sembilan.
2
Kesiapan
, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini
mencakup jasmani dan rohani. Misalnya posisi start lomba lari. 3
Gerakan terbimbing
, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya meniru gerak tari, membuat
lingkaran di atas pola. 4
Gerakan yang terbiasa
, mencakup kemampuan melakukan gerakan- gerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lompat tinggi dengan tepat.
5
Gerakan kompleks
, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan
tepat. Misalnya bongkar pasang peralatan secara tepat. 6
Penyesuaian pola gerakan
, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang
berlaku. Misalnya ketrampilan bertanding.
7
Kreativitas
, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat tari krasi
baru. Ketujuh jenis perilaku tersebut mengandung urutan taraf ketrampilan
yang berangkaian. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan urutan fase-fase dalam proses belajar motorik yang bersifat hierarkikal. Belajar berbagai
kemampuan gerak dapat dimulai dengan kepekaan memilah-milah sampai dengan kreativitas pola gerak baru. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
psikomotorik mencakup kemampuan fisik dan mental.
d. Motivasi Berprestasi