6 1 – 30 April 2009
data penelitian Penyusunan laporan
12. Populasi dan Teknik Sampling
a. Populasi Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto 2006 : 130 bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa populasi
merupakan keseluruhan atau sekumpulan subjek yang menarik diteliti dan dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu
penelitian dan datanya akan dianalisis. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X sepuluh Sekolah Menengah Atas SMA Negeri di Kabupaten
Kudus. Pelaksanaan penelitian pada kelas X semester 2. Untuk uji coba instrument di SMA 1 Bae Kudus. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa
para siswa sudah menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar selama satu semester. Selain itu, kelas X belum ada penjurusan sehingga pemilihan sampel
penelitian dapat lebih leluasa.
b. Sampel dan Teknik Sampling
Populasi biasanya berjumlah besar, oleh karena itu perlu diambil sebaagian dari populasi tersebut agar mudah dalam melaksanakan penelitian yang
dikenal dengan sampel.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Suharsimi Arikunto, 2006 : 131. Penelitian dengan sampel dilaksanakan apabila keadaan
subyek di dalam populasi benar-benar homogen. Jadi yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi, memiliki sifat yang sama yang dijadikan
subyek penelitian. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan Cluster Random Sampling.
Teknik random sampling digunakan untuk memilih secara acak sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara
undian. Dikatakan menggunakan teknik cluster sampling karena melibatkan seleksi kluster-kluster yang dipilih dimasukkan dalam sampel Suharsimi
Arikunto, 2006:142. Teknik Random Sampling digunakan untuk memilih kelas yang akan dipilih menjadi subyek. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara
undian. Adapun sampel ditetapkan sebanyak tiga sekolah SMA Negeri dengan masing-masing sekolah dipilih satu kelas.
Adapun langkah-langkah pengambilan sampel dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu :
i. Untuk menentukan sekolah, dipilih tiga dari tujuh SMA
Negeri di Kabupaten Kudus, dipilih dengan cara diundi. Kedua SMA Negeri yang terpilih dijadikan sebagai tempat penelitian. Setelah diadakan
pengundian terpilih tiga SMA Negeri yaitu SMA 2 Bae, SMA 1 Gebog, dan SMA 1 Mejobo Kudus.
ii. Untuk penggunaan model pembelajaran kooperatif model
jigsaw dan Group Investigation GI serta model konvensional sebagai control
diperoleh secara undian dari tiga SMA Negeri yang terpilih tadi yang akan diteliti. Setelah dilakukan undian maka hasilnya adalah SMA 2 Bae untuk
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation GI, SMA 1 Gebog untuk model pembelajaran tipe Jigsaw, dan SMA 1 Mejobo untuk model
konvensional. iii.
Untuk menentukan kelas dari sekolah yang dipilih, ditentukan secara acak masing-masing satu kelas tiap sekolah. Untuk SMA 2
Bae terpilih kelas X-8, SMA 1 Gebog terpilih kelas X-6, dan SMA 1 Mejobo terpilih kelas X-3 masing-masing berjumlah 40 0rang siswa..
Atas dasar proporsi jumlah siswa yang ada, dianalisis 120 siswa yang terdiri dari 40 siswa untuk kelompok model pembelajaran model jigsaw, dan 40
siswa untuk kelompok model pembelajaran model Group Investigation GI, serta 40 siswa untuk kelompok model pembelajaran konvensional. Kemudian setelah
itu diadakan pengelompokan siswa berdasarkan perlakuan dan jumlah sampel pada setiap selnya.
13. Variabel dan Rancangan Penelitian