39
pesan Buddha dan tidak perlu memikirkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan dunia, karena urusan dunia telah ada yang mengaturnya.
Untuk menjaga kelestarian agama Buddha ini, diperlukan para bhikkhu yang memiliki kualitas keilmuan tentang agama Buddha. Sedangkan untuk
menghasilkan para bhikkhu yang berkualitas dibutuhkan dana yang tidak sedikit dalam memenuhi kebutuhan para bhikkhu. Oleh sebab itu, dibutuhkan donatur-
donatur terutama di kalangan umat Buddha untuk menopang kehidupan para bhikkhu. Saat ini mungkin umat Buddha sangat mengharapkan donator-donatur
yang memiliki kepekaan terhadap perkembangan agama Buddha seperti sosok Dra. Sri Hartati Murdaya. Di samping sebagai donatur yang memiliki kepekaan
terhadap perkembangan agama Buddha, beliau juga merupakan salah satu pejabat dari organisasi WALUBI.
B. Peran dan Fungsi Vihara Buddha Metta Arama
Bagi umat Buddha, vihara memegang peranan yang sangat penting dalam rangka melanjutkan estafeta ajaran Buddha. Di samping digunakan sebagai sarana
pengajaran agama Buddha, vihara juga merupakan tempat para bhikkhu yang memang mengabdikan seluruh kehidupannya untuk kepentingan ajaran Buddha.
Dahulu sebelum dikenal vihara, tempat tinggal para bhikkhu adalah goa- goa, di bawah pohon, di kuburan, di atas bukit, di tumpukan jerami dan di tempat
penduduk yang menyediakan tempat untuk menginap. Setelah banyak orang yang mendengarkan ajaran Sang Buddha dan berlindung kepada Sang Tri Ratna mereka
40
bermaksud untuk memberikan tempat tinggal bagi para bhikkhu yang layak. Sang Buddha kemudian memperbolehkan umat berdana vihara.
53
Pada mulanya umat Buddha belum memiliki vihara secara khusus. Gagasan membangun sebuah vihara pertama kali dilakukan oleh raja Bimbisara
dari kerajaan Rajagaha. Suatu ketika setelah raja Bimbisara mendengarkan ajaran Sang Buddha dan mencapai sottapati atau tingkatan kesucian pertama, maka
beliau memberikan persembahkan kepada Sang Buddha dan para bhikkhu.
54
Atas pemberian tersebut, kemudian Sang Buddha memberikan persyaratan sebagai berikut :
1. Tempat tersebut tidak jauh, dekat dan ada jalan untuk dilalui. 2. Tidak terlalu banyak suara pada siang hari dan malam hari.
3. Tempat tersebut tidak banyak gangguan serangga, angin, terik matahari dan pohon menjalar.
4. Orang yang tinggal di sekitarnya mudah memperoleh jubah, makanan, tempat tinggal dan obat-obatan sebagai penyembuhan bagi orang sakit.
5. Di tempat tersebut ada bhikkhu yang lebih senior yang mempunyai pengetahuan tentang kitab suci.
Dengan semakin banyak penganut ajaran Sang Buddha, maka vihara bukan hanya sebagai tempat singgah para bhikkhu, tetapi juga digunakan oleh
para upasakha dan upashika untuk belajar dhamma. Pada hari-hari uposhata umat Buddha datang ke vihara untuk mendengarkan dhamma, menjalankan attha sila
dan melatih meditasi.
53
Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto.
54
Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto.
41
Pada saat ini umat Buddha, terutama di Indonesia datang ke vihara untuk melakukan puja bakti, umat juga mengadakan berbagai kegiatan lain yang sesuai
dengan dhamma di vihara. Dengan demikian vihara adalah sebagai tempat singgah atau tempat tinggal bagi para bhikkhu dan sebagai sarana ibadah umat
Buddha. Sedangkan bila ditinjau dari fungsinya, vihara memiliki fungsi sebagai
berikut : 1. Tempat tinggal para bhikkhu dan samanera
2. Tempat pendidikan putra dan putri bangsa, agar menjadi warga masyarakat yang berguna, khususnya penganut Buddhisme.
3. Tempat yang memberikan rasa aman bagi semua umat Buddha. 4. Tempat pendidikan moral, sopan santun dan kebudayaan.
5. Tempat menyebarkan dhamma. 6. Tempat menunjukkan jalan kebebasan.
7. Tempat latihan meditasi dalam usaha merealisasikan cita-cita kehidupan
suci. 8. Tempat kegiatan sosial keagamaan.
55
Bila ditinjau dari aspek fungsi dalam memenuhi kebutuhan batin, maka pada umumnya vihara dikelompokkan menjadi empat bagian yaitu Brahmana
vihara, Dibba vihara, Dhamma vihara dan Arya vihara. Brahma vihara terdiri dari metta, karuna, mudita dan upekha. Metta
berarti cinta kasih yang tanpa batas atau universal. Mencintai siapa saja tanpa ingin memiliki atau melekat kepadanya. Mencintai semua makhluk tanpa
memandang latar belakang orang atau makhluk itu. Dengan adanya metta berarti manusia tidak memiliki perasaan dendam atau benci kepada siapapun.
55
Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto.
42
Sementara itu karuna berarti belas kasihan kepada semua makhluk yang membutuhkan pertolongan. Sedangkan mudita berarti empati kepada kebahagiaan
atau penderitaan orang lain. Empati adalah perasaan yang merasakan penderitaan atau kebahagiaan orang lain seperti dialami oleh diri sendiri. Adapun upekha
berarti keseimbangan batin, selaras, bebas dari keresahan dan kegelisahan. Kelompok kedua adalah Dibba vihara. Kelompok vihara ini terdiri atas
hiri dan ottapa. Hiri berarti perasaan malu, yaitu malu untuk melakukan hal-hal
yang tidak baik. Sedangkan ottapa berarti perasaan takut, yaitu takut akan akibat yang timbul dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.
56
Kelompok ketiga adalah Dhamma vihara. Kelompok ini terdiri dari subba papassa akaranami
, kusalassu pasompada, socitta panyodapanam dan etam Buddhana Sasanam
. Subba papassa akaranami berarti jangan berbuat jahat kemudian kusalassu pasompada berarti berusaha untuk menambah kebaikan,
selanjutnya sacitta panyodapanam berarti sucikan hati dan pikiran dan etam Buddhana sananam
berarti inilah ajaran para Buddha. Kelompok keempat adalah Arya vihara. Kelompok vihara ini terdiri atas
sila , samadhi dan panna. Sila berarti latihan kedisiplinan untuk melakukan
perbuatan baik yang tidak merugikan orang atau makhluk lain. Adapun samadhi berarti pengembangan batin untuk mencapai ketenangan dan pandangan terang.
Sedangkan panna berarti kebijaksanaan yang timbul sebagai reaksi dari pelaksanaan samadhi.
57
Sebagai tempat tinggal bhikkhu dan tempat ibadah umat Buddha, maka biasanya vihara terdiri dari beberapa bangunan, dan setiap bangunan biasanya
56
Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto.
57
Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto.
43
memiliki fungsi tersendiri. Banyaknya bangunan sangat bergantung kepada kemampuan umat Buddha yang mendirikan vihara tersebut. Seperti biasa
pekerjaan membangun vihara ini dilakukan secara gotong royong oleh para umat yang memiliki keyakinan kepada Sang Triatna.
58
Dengan demikian adanya Vihara Buddha Metta Arama ini, diharapkan selain dapat berfungsi sebagai tempat tinggal para bhikkhu dan tempat ibadah
umat Buddha, juga dapat berfungsi sebagai sarana pendidikan dan latihan umat, demi lestarinya ajaran Buddha. Secara geografis Vihara Buddha Metta Arama ini
terletak di jalan Lembang Terusan D59 Menteng Kode Pos 10310 Jakarta – Indonesia.
C. Aktivitas Dalam Vihara Buddha Metta Arama