Rupang Stupa Arti Simbol Dalam Vihara Buddha Metta Arama

47 diselenggarakan tiga bulan sekali, tepatnya pada saat menjelang hari raya agama Buddha. Aksi sosial seperti ini banyak diminati umat, karena acaranya diselenggarakan di vihara yang berarti umat dapat berpartisipasi secara langsung. Demikian aktivitas-aktivitas dalam Vihara Buddha Metta Arama Menteng Jakarta. Secara garis besar aktivitas-aktivitas yang diselenggarakan di Vihara Buddha Metta Arama ini dapat diklasifikikasikan kepada tiga golongan yaitu kegiatan keagamaan, pendidikan keagamaan dan kegiatan sosial keagamaan yang kesemuanya itu diselenggarakan dengan salah satu tujuan untuk menjaga kelestarian ajaran Sang Buddha.

D. Arti Simbol Dalam Vihara Buddha Metta Arama

Simbol-simbol yang terdapat pada Vihara Buddha Metta Arama dimaksudkan untuk mengingatkan umat Buddha pada ajaran Sang Buddha, umat Buddha merenungkan Buddha dan ajarannya melalui simbol-simbol yang sesuai. Adapun simbol yang digunakan pada Vihara Buddha Metta Arama antara lain rupang, stupa, cakkha dan simbol-simbol yang terdapat pada altar. Arti simbol dalam Vihara Buddha Metta Arama ini akan diuraikan sebagai berikut : 66

1. Rupang

Banyak orang beranggapan bahwa penganut agama Buddha adalah penyembah berhala. Mereka berpikir bahwa di depan Buddharupang umat Buddha menyembah Buddharupang dan meminta-minta segala sesuatu yang 66 Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto. 48 dikehendakinya. Hal ini tidaklah sesuai dengan apa yang sesungguhnya dilakukan oleh umat Buddha di hadapan Buddharupang. Dalam melakukan puja kepada Sang Buddha sesuai dengan ajarannya, Buddharupang adalah melambangkan kehadiran Sang Buddha. Buddharupang yang menjadi lambang perwujudan Sang Buddha bukan semata-mata berhala yang disembah begitu saja, namun umat Buddha menghormatinya karena Buddharupang memiliki makna filosofi yang dalam bagi mereka. 67 Buddharupang sebagai lambang pemujaan tidak hanya dipuja sebagai sosok kepribadian Sang Buddha yang sangat mulia, melainkan juga karena perjuangan dan ajaran beliau yang dapat membebaskan manusia dari penderitaan. Meskipun Buddharupang hanya terbuat dari kayu, batu, perunggu atau emas, umat Buddha tetap menghormatinya dengan cara merangkapkan kedua tangan di depan dada atau bersujud di hadapan Buddharupang. Rasa bakti yang dilakukan di hadapan Buddharupang didasarkan atas rasa terima kasih kepada guru junjungan yang juga merupakan awal atau pintu dalam memperoleh kebenaran atau paling tidak melakukan kamma baik. Atas jasa- jasa beliau manusia dapat bebas dari penderitaan, menuju kebahagiaan dan kebebasan. 68 Di sini tampak bahwa umat Buddha membutuhkan wajah sang Buddha Gautama di dalam bakti persembahan, bukan wajah Tuhan, kecuali jika Sang Buddha Gautama dianggap Tuhan. 67 Dwiyanti, Fungsi Vihara bagi Umat Buddha, Jakarta : Sekolah Tinggi Agama Buddha Nalanda, 1997, h. 19 68 Dwiyanti, Fungsi Vihara bagi Umat Buddha, h. 6 49 Rupang biasanya diletakkan di setiap bangunan vihara. Hal ini berguna agar umat dapat mengetahui bahwa rupang merupakan simbol yang sering digunakan dalam agama Buddha.

2. Stupa

Stupa adalah suatu monumen yang didirikan sebagai tempat untuk penempatan abu jenazah atau benda peninggalan dari orang suci atau raja sejagat. Stupa sebagai tempat penyimpanan abu jenazah atau benda peninggalan telah ada sejak pada masa Sang Buddha, dan stupa seperti ini telah dijadikan sebagai obyek penghormatan. 69 Puja bakti maupun penghormatan pada stupa adalah suatu sikap mental dengan tujuan merenungkan dan selalu ingat akan perbuatan atau prilaku baik yang telah dilakukan oleh pemilik peninggalan tersebut yang ada dalam stupa, agar umat Buddha dapat meneladaninya. Inilah makna dari penghormatan pada stupa tersebut. Adapun stupa yang ada di Vihara Buddha Metta Arama adalah stupa dalam bentuk kecil dan diletakkan di altar. Arti simbol dari stupa ini adalah agar umat Buddha dapat menjadi contoh teladan bagi umat Buddha lain khususnya, dan di luar umat Buddha pada umumnya.

3. Cakkha