37
BAB III VIHARA BUDDHA METTA ARAMA MENTENG JAKARTA
A. Sejarah Singkat Vihara Buddha Metta Arama
Lahirnya vihara Buddha Metta Arama ini dipelopori oleh seorang pengusaha kaya raya yang memang memiliki kepekaan sosial yang tinggi
terhadap perkembangan agama Buddha di Indonesia. Beliau ini tidak segan-segan untuk memberikan sebagian hartanya guna mengembangkan agama Buddha di
Indonesia. Pengusaha kaya raya tersebut yang peduli terhadap perkembangan agama Buddha di Indonesia belakangan ini kerap kali dikenal dengan sebutan
Dra. Sri Hartati Murdaya. Dra. Sri Hartati Murdaya adalah seorang pengusaha terkenal beserta
suaminya memiliki rumah mewah yang beralamat di jalan Lembang Terusan D59 Jakarta dengan luas tanah sekitar 250 m
2
bermaksud menghadiahkan rumah tersebut untuk dijadikan vihara Buddha Metta Arama. Pengambilan nama vihara
ini berawal dari pemikiran beliau tentang adanya vihara di dalam rumah. Oleh karena letak vihara ini di dalam rumah, maka beliau namakan arama yang kini
resmi dinyatakan dengan sebutan vihara Buddha Metta Arama. Vihara Buddha Metta Arama ini kemudian diresmikan menjadi tempat ibadah pada tanggal 15
September 1997.
51
Dra. Sri Hartati Murdaya pada awalnya adalah seorang penganut agama Buddha yang taat, namun karena banyaknya permasalahan yang ia hadapi
51
Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto, Jakarta, tanggal 29 Maret 2006.
38
terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah kehidupan dunia, maka akhirnya ia mengalami kehampaan spriritual yang mengakibatkan dirinya tidak
lagi berpedoman kepada ajaran Sang Buddha dalam setiap tingkah lakunya dan cenderung meninggalkan pesan-pesan Buddha yang mengajarkan tentang hidup
sederhana. Mungkin hal inilah yang kemudian ia sebut sebagai kehampaan spiritual.
52
Berlatar belakang dari kehampaan spiritual inilah kemudian ia menghadihakan rumahnya untuk dijadikan vihara sebagai bentuk kepeduliannya
kepada para bhikkhu dan sekaligus menemukan jalannya sesuai dengan ajaran- ajaran Buddha yang selama ini ia tinggalkan dan campakkan. Kerelaan Sri Hartati
Murdaya untuk memberikan rumahnya agar dijadikan sebagai vihara ini terbukti dengan banyaknya fasilitas rumah yang seharusnya ia pergunakan untuk
kepentingan bisnis, kini ia digunakan untuk kebutuhan dan kepentingan vihara. Berkat kemurahan hati beliau dan sebagai penganut agama Buddha yang
taat, maka sekarang ini telah berdiri sebuah vihara di tengah-tengah perumahan mewah yang diberi nama Vihara Buddha Metta Arama. Vihara ini terletak di jalan
Lembang Terusan D59, Telp. 021 331961 Jakarta 10310 – Indonesia. Kini Vihara Buddha Metta Arama Menteng Jakarta ini dihuni oleh 5
orang bhikkhu dan 4 orang samanera. Semua kebutuhan pokok bhikkhu dan 4 orang samanera ini seperti sandang, pangan, papan dan obat-obatan ditanggung
oleh seorang pengusaha terkenal bernama Dra. Sri Hartati Murdaya. Dengan demikian tugas para bhikkhu dan siswanya saat ini hanyalah mengajarkan pesan-
52
Wawancara Pribadi dengan Suddhi Citto.
39
pesan Buddha dan tidak perlu memikirkan tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan dunia, karena urusan dunia telah ada yang mengaturnya.
Untuk menjaga kelestarian agama Buddha ini, diperlukan para bhikkhu yang memiliki kualitas keilmuan tentang agama Buddha. Sedangkan untuk
menghasilkan para bhikkhu yang berkualitas dibutuhkan dana yang tidak sedikit dalam memenuhi kebutuhan para bhikkhu. Oleh sebab itu, dibutuhkan donatur-
donatur terutama di kalangan umat Buddha untuk menopang kehidupan para bhikkhu. Saat ini mungkin umat Buddha sangat mengharapkan donator-donatur
yang memiliki kepekaan terhadap perkembangan agama Buddha seperti sosok Dra. Sri Hartati Murdaya. Di samping sebagai donatur yang memiliki kepekaan
terhadap perkembangan agama Buddha, beliau juga merupakan salah satu pejabat dari organisasi WALUBI.
B. Peran dan Fungsi Vihara Buddha Metta Arama