Hubungan Ikan Kerapu dengan Terumbu Karang

14 Tabel 1 Pengaruh pH terhadap komunitas biologi perairan Nilai pH Pengaruh Umum 6,0 – 6,5 1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun. 2. Kelimpahan total, biomassa dan produktvitas tidak mengalami perubahan. 5,5 – 6,0 1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak. 2. Kelimpahan total, biomassa dan produktvitas tidak mengalami perubahan yang berarti. 3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral. 5,0 – 5,5 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton dan bentos semakin besar. 2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos. 3. Algae berfilamen semakin banyak. 4. Proses nitrifikasi terhambat. 4,5 – 5,0 1. Penurunan keanekaragaman dan komposisi jenis plankton, perifiton dan bentos semakin besar. 2. Penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos. 3. Algae berfilamen semakin banyak. 4. Proses nitrifikasi terhambat. Sumber : Modifikasi Baker et al 1990 in Effendi 2003 Pada pH 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun, algae Clamydomonas acidophila masih dapat bertahan hidup pada pH yang sangat rendah yaitu 1, dan algae Euglena masih dapat bertahan pada pH 1,6 Haslam 1995 in Effendi 2003.

2.4 Hubungan Ikan Kerapu dengan Terumbu Karang

Keterkaitan ikan pada terumbu karang disebabkan karena bentuk pertumbuhan karang menyediakan tempat yang baik bagi perlindungan. Karang merupakan tempat kamuflase yang baik serta sumber pakan dengan adanya keragaman jenis hewan atau tumbuhan yang ada. Beberapa jenis ikan yang hidup di tepi karang, menjadikan karang sebagai tempat berlindung dan daerah luar karang sebagai tempat mencari makan. Selain itu terumbu karang juga berfungsi sebagai tempat memijah dan daerah pengasuhan bagi biota laut. Interaksi antara ikan dengan terumbu karang sebagai habitat telah dipelajari oleh Choat Bellwood 1991 yang membahas interaksi antara ikan karang dengan terumbu karang dan menyimpulkan tiga bentuk umum hubungan, yaitu: 15 1. Interaksi langsung, yaitu sebagai tempat berlindung dari predator atau pemangsa terutama bagi ikan-ikan muda. 2. Interaksi dalam mencari makanan, meliputi hubungan antara ikan karang dan biota yang hidup pada karang termasuk alga. 3. Interaksi tidak langsung sebagai akibat dari struktur karang dan kondisi hidrologi dan sedimen. Keberadaan ikan karang pada suatu daerah terumbu karang secara langsung dipengaruhi oleh kesehatan terumbu atau persentase penutupan karang hidup yang berhubungan dengan ketersediaan makanan, tempat berlindung dan tempat memijah bagi ikan Sukarno et al. 1983. Distribusi dan kelimpahan komunitas ikan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor biologi dan fisik seperti gelombang, beban sedimen, kedalaman perairan serta kompleksitas topografi rugosity dari substrat terumbu karang Sano et al. 1984; Galzin et al. 1994; Chabanet et al. 1997. Menurut Kuiter 1992, ikan kerapu tergolong ikan karnivora, hidup soliter dan banyak terdapat di daerah terumbu karang serta muara sungai. Kerapu termasuk ke dalam predator yang dominan pada habitat karang dengan makanan utamanya adalah ikan, krustasea dan chepalopoda Heemstra Randall 1993. Menurut Utojo et al. 1999 ikan kerapu hidup secara soliter pada daerah terumbu karang yang berasosiasi dengan jenis Porites sp., Acropora sp., Foliosa, Sponge, Pinctada dan Tridacna. Umumnya ikan kerapu hidup di daerah terumbu karang pada kedalaman 5 – 20 m di semua tipe terumbu karang dengan kategori kondisi yang baik. Ikan kerapu dalam kehidupannya biasanya menetap atau tidak berpindah-pindah sedentary, kebanyakan ikan kerapu macan memanfaatkan lianglobang yang ada di daerah terumbu karang sebagai tempat berlindung Yeeting et al. 2001.

2.5 Pengelolaan Sumber Daya Berbasis Ekosistem