7
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Kerapu
Ikan kerapu hidup pada perairan tropis dan sub tropis, dan ada beberapa ikan kerapu hidup di terumbu karang. Kerapu muda hidup di daerah padang
lamun, tetapi pada saat dewasa hidup di pantai berpasir atau di daerah pantai berlumpur. Beberapa spesies kerapu hidup pada kedalaman 100-200 m
adakalanya sampai kedalaman 500 m, tetapi pada umumnya kerapu hidup pada kedalaman kurang dari 100 m Philip Randall 1993. Menurut Philip dan
Randall 1993, habitat ikan kerapu berada pada perairan dasar, terumbu karang dan karang berbatu pada kedalaman kurang dari 60 m. Pada umumnya ikan
kerapu muda hidup di perairan karang pantai dengan kedalaman 0,5-3 m, selanjutnya menginjak dewasa beruaya ke perairan yang lebih dalam antara 7-40
m, dimana perpindahan ini biasanya terjadi pada siang dan sore hari. Telur dan larva kerapu bersifat pelagis, sedangkan muda hingga dewasa bersifat demersal
Tampubolon Mulyadi 1989. Ikan kerapu tersebar luas di Pasifik Barat, mulai Jepang bagian selatan
sampai Palau, Guam, Kaledonia Baru, Kepulauan Australia bagian selatan serta Laut India bagian timur dari Nicobar sampai Broome. Di Indonesia, ikan kerapu
banyak ditemukan di wilayah perairan Teluk Banten, Ujung Kulon, Kepulauan Riau, Kepulauan Seribu, Kepulauan Karimunjawa, Madura, Kalimantan dan Nusa
Tenggara Heemstra Randall 1993. Parameter lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan ikan kerapu yaitu
pada temperature 24-31
o
Kebanyakan jenis komersial penting, termasuk jenis ikan kerapu dan napoleon melakukan aktivitas reproduksi dalam suatu pemijahan massal
spawning aggregation melibatkan puluhan hingga puluhan ribu individu Sadovy 1996. Pemijahan massal adalah kelompok species ikan yang sama
berkumpul untuk tujuan pemijahan, dimana densitas dan jumlah ikan secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan densitas dan jumlah ikan dilokasi
C, salinitas 30-33 ppt, kandungan oksigen terlarut 3,5 ppm dan pH 7,8-8. Perairan dengan kondisi seperti ini pada umumnya terdapat di
perairan terumbu karang Lembaga Penelitian Undana 2006.
8 agregasi tersebut pada saat tidak dalam masa reproduksi Domeier Colin 1997.
Banyak ikan karang konsumsi berkumpul dalam jumlah besar pada lokasi, musim dan fase bulan yang spesifik untuk memijah Sadovy 1996. Pada umumnya
lokasi dan waktu agregasi selalu tetap pada jangka waktu yang lama sehingga kumpulan ikan ini menjadi target yang mudah bagi aktivitas penangkapan
musiman Sadovy 1997. Jenis ikan kerapu umumnya merupakan hermaprodit protogyni
Shapiro1987 in Levin Grimes 1991. Juvenil kerapu biasanya mamiliki jenis kelamin betina dan individu jantan terbentuk pada saat betina dewasa berubah
kelamin Levin Grimes 1991. Selanjutnya Levin Grimes 1991 menjelaskan bahwa eksploitasi terhadap lokasi pemijahan massal akan
berimplikasi secara nyata terhadap ekologi reproduksi ikan kerapu. Jika individu yang lebih tua dan berukuran besar lebih rentan terhadap penangkapan, maka
proporsi jantan dalam populasi akan menurun. Hilangnya individu dewasa menyisakan individu muda yang belum memiliki pengalaman untuk melakukan
pemijahan di lokasi pemijahan massal tradisional seperti dilakukan pendahulunya, sehingga lokasi pemijahan massal tersebut dapat menghilang pada akhirnya.
Kalaupun lokasi pemijahan tersebut masih berfungsi, penurunan jumlah individu jantan menyebabkan keterbatasan sperma yang dapat mengganggu keberhasilan
pemijahan Shapiro et al. 1994 in Levin Gimes 1991.
2.2 Ekosistem Terumbu Karang