Struktur ukuran On the relationship between grouper (fish Family Serranidae) and coral reef condition Implication for management

52

2. Struktur ukuran

Distribusi ukuran panjang kerapu yang tercacah berdasarkan hasil visual sensus berada pada kisaran 10 – 20 cm hingga 35 – 50 cm Tabel 9. Tabel 9 Kelimpahan ikan kerapu berdasarkan ukuran panjang cm Range Ukuran Ikan Cm Jumlah Ikan Kerapu per Stasiun Jumlah ST1 ST2 ST3 ST4 ST5 ST6 ST 7 ST 8 ST 9 10 – 20 3 1 3 3 1 5 3 19 20 – 35 4 6 2 1 3 6 2 24 35 – 50 1 1 2 Jumlah Ind250m 8 2 6 1 1 5 4 4 11 5 45 Dari tabel 9 terlihat bahwa kelimpahan ikan kerapu didominasi ikan kerapu dengan ukuran 10–20 cm sebesar 42,22 dan 20-35 cm juga sebesar 53,33. Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa seluruh lokasi penelitian sebanyak 95,56 ditemukan ukuran ikan kecil yaitu kisaran 10–35 cm. Hal ini diduga berkaitan dengan siklus hidup jenis-jenis kerapu pada umumnya, dimana ikan kerapu muda hidup di perairan karang pantai dengan kedalaman 0,5-3 m, selanjutnya menginjak dewas beruaya ke perairan yang lebih dalam antara 7-40 m. Selain itu, hal ini mengindikasikan di lokasi sudah terjadi growth over fishing yaitu ikan ditangkap sebelum ikan sempat tumbuh ukuran dimana peningkatan lebih lanjut dari pertumbuhan akan mampu membuat seimbang dengan penyusutan stok yang diakibatkan oleh mortalitas alami. Lokasi stasiun 1 dan stasiun 3 hanya ditemukan ikan dengan ukuran 35–50 cm, hal ini diduga lokasi tersebut sudah terjadi recruitment over fishing yaitu pengurangan melalui penangkapan terhadap suatu stok sedemikian rupa sehingga jumlah stok induk tidak cukup banyak untuk memproduksi telur yang kemudian menghasilkan rekrut terhadap stok yang sama Widodo Holbrook 1999 in White 2007. Reproduksi ikan kerapu pada umumnya adalah secara seksual yaitu protogynous hermaprodite, di mana individu betina akan berubah kelamin menjadi jantan pada ukuran panjang tubuh 100-110 cm. Apabila ikan kerapu besar keberadaannya sudah jarang di lokasi penelitian maka siklus reproduksi ikan kerapu akan terganggu, sehingga mengakibatkan stock ikan kerapu akan menurun. 53

4.4.3 Hubungan Ikan Kerapu dengan Karakteristik Habitat Terumbu

Karang 1. Analisis Kelompok Analisis kelompok menggunakan Indeks Bray-Curtis digunakan untuk menentukan pengelompokan stasiun pengamatan berdasarkan pada variabel habitat bentik persentase tutupan karang dari setiap stasiun sehingga dapat dikelompokan stasiun-stasiun yang memiliki karakteristik tutupan karang yang sama. Dari hasil perhitungan diperoleh 3 kelompok stasiun pengamatan yang memiliki karakteristik yang sama dari 9 stasiun yang diamati Gambar 14. Gambar 14 Dendrogram pengelompokan habitat stasiun berdasarkan habitat bentik persentase tutupan karang dengan menggunakan indeks Bray-Curtis. Kelompok habitat 1 : terdiri dari 5 stasiun Tanjung Kelapa, Bolok, Pulau Kambing, Pasir Panjang dan Paradiso. Kelompok ini dicirikan dengan persentase tutupan karang hidup yang tinggi rerata 47,73, persentase tutupan karang mati dan abiotik yang cukup rerata 27,80 dan 18,93 serta tutupan other biota dan alga yang rendah rerata 4,80 dan 0,73. Kelompok habitat 2 : terdiri dari stasiun 2 stasiun yaitu Hansisi dan Tanjung Uikalui. Kelompok ini dicirikan dengan persen tutupan other biota rerata 58, persentase abiotik dan karang hidup yang cukup rerata 23,33 dan 14,33 serta persentase tutupan karang mati dan alga yang rendah rerata 3,83 dan 0,5. ST 8 ST 1 ST 9 ST 2 ST 3 ST 6 ST 7 ST 4 ST 5 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 D is si m il a ri ty C1 C3 C2 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 D is si m il a ri ty 54 Kelompok habitat 3 : terdiri dari stasiun 2 stasiun pengamatan yaitu Uiasa dan Otan. Kelompok ini dicirikan dengan persentase tutupan karang hidup dan other biota yang tinggi rerata 41,17 dan 33,33 serta tutupan karang mati dan abiotik yang sedang rerata 16,02 dan 13,50 dan tutupan alga yang rendah 0.

2. Analisis Korelasi