36 Hasil pengukuran salinitas di setiap stasiun pengamatan menunjukan nilai
yang homogen di semua stasiun pengamatan yaitu berkisar antara 31-33
o oo
Tabel 6, dengan nilai salinitas terendah terdapat di Stasiun 9 yaitu Paradiso 31
o oo
dan yang tertinggi terdapat di Stasiun 8 yaitu Pasir Panjang 33
o oo
. Dengan nilai salinitas tersebut di atas sangat baik bagi pertumbuhan dan
perkembangbiakan ikan kerapu, sebagaimana menurut Lembaga Penelitian Undana 2006 menyatakan bahwa parameter lingkungan yang cocok untuk
pertumbuhan ikan kerapu pada salinitas berkisar antara 30-33
o oo.
Menurut Effendi 2003 bahwa nilai salinitas perairan laut berkisar antara 30-34
o oo
, sedangkan salinitas perairan dimana karang dapat hidup adalah pada kisaran 27-
40
o oo
dengan kisaran optimum untuk pertumbuhan karang adalah 34-36
o oo
4.2.3 Kecepatan Arus
Nybakken 1998 Thamrin 2006. Berdasarkan hasil pengukuran di lokasi penelitian terlihat bahwa salinitas perairan di lokasi penelitian masih dalam
kisaran yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan bagi ikan kerapu dan biota karang sebagi habitat ikan kerapu.
Kecepatan arus pada masing-masing stasiun berkisar antara 0,14-0,67 mdt Tabel 6, kecepatan arus terendah terjadi di stasiun 4 yaitu Hansisi 0,14 mdt,
sedangkan kecepatan arus yang tertinggi terjadi di stasiun 7 yaitu di Otan. Sedangkan arah arus pada umumnya menuju arah barat hal ini berkaitan erat
dengan musim tenggara pada bulan Mei dan musim timur bulan Juni yang berlangsung pada saat pengukuran.
Adanya arus ini diperlukan untuk tersedianya aliran air yang membawa makanan dan oksigen kelangsungan hidup bagi ikan dan biota karang serta
menghindarkan karang dari pengaruh sedimentasi. Bagi biota karang, penyuplai nutrient terbesar berasal dari zooxanthellae, namun arus diperlukan karang dalam
memperoleh makanan dalam bentuk zooplankton dan oksigen serta dalam membersihkan permukaan karang dari sedimen Thamrin 2006. Bagi biota ikan,
pergerakan air merupakan salah satu faktor fisika yang berperan dalam proses rekrutmen yakni pada tahap penyebaran larva pelagik di perairan laut Cowen
1991.
37
4.2.4 Kecerahan
Kecerahan berhubungan erat dengan kekeruhan karena kecerahan air sangat tergantung pada warna dan kekeruhan. Peningkatan padatan tersuspensi akan
meningkatkan kekeruhan perairan dan sebaliknya akan mengurangi kecerahan perairan. Parameter tersebut merupakan indikasi tingkat produktivitas perairan
sehubungan dengan proses respirasi biota perairan dan kualitas perairan. Kecerahan menggambarkan kemampuan cahaya menembus lapisan air pada
kedalaman tertentu. Hasil pengukuran kecerahan di lokasi penelitian berkisar antara 85-100 Tabel 6, hal ini menunjukan penetrasi cahaya matahari ke dalam
perairan berlangsung baik tanpa hambatan dari bahan organik maupun anorganik yang tersuspensi di dalam perairan. Sebagaimana dinyatakan oleh Wardoyo
1980 bahwa kemampuan daya tembus cahaya matahari ke perairan sangat ditentukan oleh kandungan bahan organik dan bahan anorganik tersuspensi di
dalam air, kelimpahan plankton, jasad renik dan densitas air. Cahaya matahari sangat diperlukan terutama oleh alga simbion karang zooxanthellae untuk
melakukan fotosintesis, selanjutnya hasil dari fotosintesis dimanfaatkan oleh karang untuk melakukan proses respirasi dan kalsifikasi Hubbard 1997.
Kedalaman penetrasi sinar matahari mempengaruhi kedalaman pertumbuhan karang hermatipik sehingga diduga hal ini juga mempengaruhi penyebarannya
Sukarno 1977. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kecerahan dan kekeruhan di lokasi
pengukuran berada dalam kisaran yang layak bagi pertumbuhan biota karang sesuai dengan baku mutu air laut yang ditetapkan oleh Kementrian Lingkungan
Hidup Kepmen LH No. 512004 tentang Baku Mutu Air Laut yakni masing- masing sebesar 5m dan 5 NTU, sehingga dapat disimpulkan bahwa cukup
tersedia cahaya matahari untuk proses fotosintesis bagi kelangsungan hidup hewan karang.
4.2.5 Kekeruhan