Gambaran umum lokasi penelitian

31

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Teluk Kupang merupakan kawasan pesisir dan laut yang terletak di bagian barat Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan Teluk Kupang menyimpan berbagai potensi sumberdaya kelautan tropika, dan banyak memberi manfaat bagi masyarakat. Teluk Kupang keberadaannya saat ini ada dalam wilayah administrasi Pemerintahan Kabupaten Kupang, Pemerintah Kota Kupang, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao dan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Secara geografis Teluk Kupang terletak di antara 9 o 91’ – 10 o 40’ LS dan 123 o 23’ – 123 o Berdasarkan peta tematik Landsat memberikan gambaran yang jelas sebaran terumbu karang, padang lamun serta substrat pasir di Teluk Kupang dan sekitarnya. Ekosistem terumbu karang terkonsentrasi di sekitar Pulau Semau dan Pulau Kera serta Teluk Kupang bagian barat; substrat pasir tersebar terutama di dalam perairan teluk dari Sulamu sampai Pasir Panjang, sedangkan padang lamun tersebar hampir sama dengan ekosistem terumbu karang. 85’ BT. Menurut ketinggian atau topografi wilayah pesisir Teluk Kupang, memperlihatkan adanya pantai-pantai yang masuk kategori satuan perbukitan terjal, landai sampai berupa dataran pantai. Pulau Semau bagian barat wilayah pesisirnya termasuk dalam satuan perbukitan landai sedangkan bagian timur termasuk ke dalam kategori satuan perbukitan terjal. Di perairan Teluk Kupang ditemukan berbagai endapan serta karakteristik geologis yang berbeda antara satu dengan lainnya yang memberikan gambaran bahwa tipe pantai yang terdapat antara Kota Kupang, Pulau Semau secara keseluruhan serta wilayah pesisir sampai Tanjung Oisiina adalah tipe pantai II dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Geologi : Aluvium, batu gamping dan breksi 2. Relief : Rendah - tinggi 3. Karakteristik garis pantai : Berpasir, berbatu dan berkoral 4. Proses dominan : pencucian massa, abrasi dan pertumbuhan koral 32 Hasil pengamatan beberapa peneliti menunjukkan bahwa terdapat 2 dua massa air yang mempunyai karakteristik yang berbeda dan menonjol yaitu massa air dari Samudra Hindia selatan yang ditandai dengan tingginya suhu dan salinitas air, namun memiliki kadar oksigen terlarut yang rendah serta massa air dari Laut Banda utara yang memiliki karakteristik sebaliknya. Pertemuan kedua massa air ini terlihat di sekitar pantai barat Pulau Timor sedangkan pola arus sesaat ternyata lebih dipengaruhi oleh arus pasang surut, hal ini terjadi karena pola arus ini berbeda antara lokasi yang satu dan lokasi lainnya. Kesuburan perairan tinggi terdapat di beberapa lokasi yang dekat dengan daratan dan memiliki sungai yang dapat menyumbang nutrient dan zat hara ke perairan sekitarnya seperti Teluk Kupang yaitu diantara Tanjung Barat dan Nunkurus serta wilayah yang terbatas di sekitar Pulau Semau. Terkait pengelolaan kawasan Teluk Kupang, berasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 18Kpts –II1993 tanggal 28 Januari 1993 kawasan Teluk Kupang telah ditetapkan menjadi kawasan konservasi sebagai Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dengan luas kawasan 50.000 Ha, yang terbentang sepanjang pantai Teluk Kupang, termasuk Pulau Burung, Pulau Kera, Pulau kambing dan Pulau Semau. Sedangkan di dalam rancangan Perda Provinsi NTT Tentang Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Teluk Kupang dan Wini di Provinsi NTT Bappeda Kabupaten Kupang 2003 dinyatakan bahwa pengeloaaan pesisir dan laut dalam lingkungan kawasan Teluk Kupang akan diatur dalam perda yang akan ditetapkan tersebut. Pulau-pulau di wilayah Teluk Kupang termasuk dalam ruang lingkup berlakunya Perda tersebut, dimana pengelolaan pulau-pulau kecil dan perairan disekitarnya dilakukan secara menyeluruh berdasarkan satu gugusan pulau-pulau danatau keterkaitan pulau tersebut dengan ekosistem pulau induk di wilayah Teluk Kupang Bappeda Kabupaten Kupang 2003 Menurut Bappeda Kabupaten Kupang 2003 tujuan pengelolaan wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang adalah : 1. Menyusun dan menetapkan kerangka kerja dan prioritas pengelolaan wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang; 33 2. Mengurangi, menghentikan, menanggulangi dan mengendalikan tindakan dari kegiatan-kegiatan merusak terhadap habitat dan sumberdaya di wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang; 3. Menjamin dan melindungi kondisi lingkungan dan sumberdaya wilayah pesisir dan laut dalam rangka pembangnan di wilayah pesisir dan yang memperhatikan daya dukung lingkungan; 4. Mendorong kerjasama dan meningkatkan kapasitas pengelolaaan wilayah pesisir dan laut secara terpadu antara masyarakat lokal, pemerintah, swasta, perguruan tinggi dan LSM yang bergerak di bidang lingkungan; 5. Meningkatkan kapasitas, kemampuan dan kemandirian dalam mengelola wilayah pesisir dan terpadu oleh masyarakat di tingkat pedesaan. Sedangkan prioritas pengelolaan wilayah pesisir dan laut Teluk Kupang adalah : 1. Meningkatkan koordinasi pengambilan keputusan melalui proses antar sektor dalam membuat dan meninjau keputusan-keputusan yang berhubungan dengan pengelolaaan wilayah pesisir dan laut; 2. Melindungi habitat pesisir dan laut melalui penetapan dan pelaksanaan Daerah Perlindungan Laut atau Taman Laut Provinsi dan KabupatenKota; 3. Meningkatkan keadilan dan partisipasi melalui pengakuan hak masyarakat tradisional; 4. Meningkatkan kapasitas melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan dan peayanan kepada masyarakat; 5. Memajukan dan mempertahankan sumberdaya perikanan pesisir melalui kegiatan perikanan yang ramah lingkungan; 6. Memperbaiki perencanaan tata ruang melalui prioritas ketergantungan pemanfaatan pada wilayah pesisir dan laut. Menurut Salean 2004, saat ini Provinsi Nusa Tenggara Timur sedang dijalankan Program Gerakan Masuk Laut GEMALA yang direncanakan sebagai program multi years yang dimulai pada tahun 2002 sehingga pemantapannya mencapai kurun waktu 15 tahun. Ditinjau dari pelaksanaannya Program Gemala menjanjikan kegiatan yang menggunakan pendekatan wilayah, terpadu dan menyeluruh. Tujuan Gemala adalah : 34 1. Meningkatkan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah PAD dan devisa; 2. Meningkatkan kesempatan kerja dengan memanfaatkan potensi sumberdaya laut dan pesisir di bidang produksi, jasa wisata bahari, industri pengolahan, pemasaran hasil, penerapan teknologi dan peningkatan sumberdaya manusia. 3. Meningkatkan ketahanan pangan khususnya protein hewani dari ikan Potensi Perikanan tangkap di wilayah Nusa Tenggara Timur meliputi luas perairan laut sebesar 199.529 km 2 Produksi perikanan tangkap khususnya produksi ikan kerapu di Propinsi Nusa Tenggara Timur dari tahun 2003 sampai dengan 2008 mengalami peningkatan produksi yaitu dari tahun 2003 produksi sebesar 2.613,1 tonth, 2004 produksi sebesar 2.068,6 tonth, 2005 produksi sebesar 3.105,5 tonha, tahun 2006 tidak ada data, tahun 2007 produksi sebesar 6.018,1 tonth, dan tahun 2008 produksi ikan kerapu sebesar 6.617,1 tonha Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur 2009. di luar perairan ZEEI, panjang garis pantai 5.700 km, jumlah yang diperbolehkan ditangkap JBT sebanyak 292.800 ton ikantahun dengan nilai stock potensi lestari MSY sebesar 388.700 tontahun. Serta jumlah produksi perikanan tangkap pada Tahun 2008 adalah 101.217,08 Ton. Besarnya jumlah potensi sumberdaya ikan ini dapat dikategorikan menurut klafisikasi jenis ikan yakni : ikan pelagis kecil, ikan pelagis besar dan ikan demersal serta benih ikan nener, Namun dari semua jenis ikan tersebut yang merupakan produksi unggulan adalah jenis ikan tuna dan cakalang Pemprov Nusa Tenggara Timur 2009.

4.2 Kondisi Habitat Perairan