3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Kondisi Terumbu Karang
Untuk mendapatkan kondisi terumbu karang yang sesuai dengan kriteria Gomez Yap 1988, maka dilakukan pemantauan awal dengan menggunakan
metode Manta Tow. Setelah stasiun dipastikan, maka kondisi terumbu karang diamati dengan metode transek garis menyinggung Line Intercept Transect
Method mengikuti English et al. 1997. Setiap lokasi diambil titik koordinatnya menggunakan GPS.
Pengambilan data penutupan karang hidup dengan transek garis menyinggung adalah dengan membentangkan roll meter sepanjang 50 m. Transek
garis sepanjang 50 m diletakkan sejajar dengan garis pantai English et al. 1997, dengan 3 kali ulangan dalam pengambilan data yaitu 0 – 10 m, 20 – 30 m dan 40
- 50 m. Kedalaman berkisar antara 3 sampai dengan 10 meter sesuai dengan kontur dasar modifikasi . Hal ini juga dikarenakan pengambilan data lebih pada
pendekatan kriteria persen tutupan karang sesuai dengan Gomez dan Yap 1988. Koloni karang yang terletak di bawah tali transek diukur mengikuti pola
pertumbuhan koloni karang. Koloni karang yang telah diketahui jenisnya langsung dicatat. Kondisi dasar dan kehadiran karang lunak, karang mati lepas
atau masive dan biota lainnya dicatat. Data diambil oleh satu orang penyelam Gambar 3.
Gambar 3 Ilustrasi teknik pengumpulan data kondisi terumbu karang dengan menggunakan metode LIT.
Kategori persen penutupan karang hidup, karang mati dan substrat berdasarkan skema gambaran kategori persen penutupan karang pada Gambar 4.
Penggolongan komponen dasar penyusun komunitas karang berdasarkan lifeform karang seperti disajikan dalam Tabel 3.
0 m 50 m
Gambar 4 Kategori persen tutupan karang Dahl 1981 in English et al. 1997.
Kategori 1 1 – 10
Kategori 2 11 – 30
Kategori 3 31 – 50
Kategori 4 51 – 75
Kategori 5 75 – 100
Tabel 3 Daftar penggolongan komponen substrat bentik penyusun komunitas karang lifeform karang dan kodenya English et al. 1997.
Kategori Kode
Keterangan
Dead Coral DC
Baru saja mati, warna putih atau putih kotor Dead Coral with Alga
DCA Karang ini masih berdiri, struktur skeletal
masih terlihat Acropora
Branching ACB
Paling tidak 2
o
percabangan. Memiliki axial dan radial oralit.
Encrusting ACE
Biasanya merupakan dasar dari bentuk acropora belum dewasa
Submassive ACS
Tegak dengan bentuk seperti baji Digitate
ACD Bercabang tidak lebih dari 2
Tabulate
o
ACT Bentuk seperti meja datar
Non-Acropora Branching
CB Paling tidak 2
o
percabangan. Memiliki radial oralit.
Encrusting CE
Sebagian besar terikat pada substrat mengerak Paling tidak 2
o
percabangan Foliose
CF Karang terikat pada satu atau lebih titik,
seperti daun, atau berupa piring. Massive
CM Seperti batu besar atau gundukan
Submassive CS
Berbentuk tiang kecil, kenop atau baji. Mushroom
CMR Soliter, karang hidup bebas dari genera
Heliopora CHL
Karang biru Millepora
CML Karang api
Tubipora CTU
Bentuk seperti pipa-pipa kecil Sof Coral
SC Karang bertubuh lunak
Sponge SP
Bertubuh lunak, terlihat dalam berbagai bentuk seperti tabung, vas, pipih, membulat.
Zoanthids ZO
Seperti anemone tetapi lebih kecil, biasanya hidup sendirikoloni seperti hewan kecil
menempel pada substratum seperti platythoa Others
OT Ascidians, anemon, gorgonian, dan lain-lain
Alga Alga assemblage
AA Lebih kecil dari satu spesies yang agak sulit
diperuntukkan Coralline alga
CA Dinding tubuh mengandung kapur
Halimeda HA
Alga dari genus Halimeda Macroalga
MA Berbagai jenis alga, alga coklat, hijau, merah
Turf alga TA
Alga halus berspiral lebat Abiotik
Sand S
Pasir Rubble
R Patahan karang yang ukurannya kecil
Silt SI
Pasir berlumpur Water
W Air
Rock RCK
Batu
3.4.2 Kondisi Ikan Kerapu