26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Preparasi Larutan Polimer
Polimer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain karbopol 940, Na CMC, natrium alginat, tragakan dan xanthan gum. Kelima polimer ini merupakan
polimer golongan anionik dan diantara jenis polimer anionik lainnya, kelima polimer ini memiliki viskositas yang dapat diukur dengan viscotester Haake.
Pengaturan pH dilakukan pada setiap larutan polimer dengan menambahkan trietanolamin TEA pada larutan polimer hingga didapatkan pH
larutan yaitu 7,4 + 0,1. Rentang pH ini merupakan pH optimum yang dipersyaratkan untuk
sediaan
steril. Pengaturan pH dilakukan sebagai bentuk simulasi sediaan steril dan berfungsi untuk menyeragamkan kondisi pada setiap
larutan polimer, karena adanya variasi pH pada masing-masing polimer. Larutan polimer masing-masing dibuat menjadi dua seri konsentrasi yaitu
konsentrasi rendah dan konsentrasi tinggi. Pemilihan konsentrasi didasarkan pada syarat viskositas sediaan steril yang diaplikasikan pada jaringan terutama mata
yaitu gel in situ. Gel in situ merupakan bentuk sediaan yang memiliki kemampuan untuk mengalami transisi sol-to-gel yaitu perubahan dari bentuk larutan menjadi
gel ketika diaplikasikan Bhowmik et al., 2010; Baranowski et al., 2013; Makwana et al., 2016. Syarat viskositas sediaan dalam bentuk fase larutan adalah
5-1000 cps, dan 10.000-50.000 cps setelah mengalami transisi menjadi fase gel Ramchandra et al., 2012; Saxena et al., 2013; Gangadia et al., 2014.
Berdasarkan rentang viskositas tersebut, kemudian dipilih dua seri konsentrasi larutan polimer dimana larutan polimer konsentrasi rendah memiliki viskositas
500-1000 cps, sedangkan larutan polimer konsentrasi tinggi memiliki viskositas 10.000-20.000 cps pada laju geser 30 rpm.
Dalam penelitian ini, setiap konsentrasi larutan polimer dibuat menjadi tiga kondisi antara lain tanpa sterilisasi, sterilisasi panas uap dan sterilisasi radiasi.
Sterilisasi panas uap dilakukan pada suhu 121
o
C selama 15 menit. Sterilisasi radiasi dilakukan menggunakan gamma irradiator pada dosis 25 kGy. Dosis 25
kGy merupakan dosis radiasi yang direkomendasikan oleh WHO karena dari
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sudut pandang mikrobiologi, dosis ini memenuhi syarat untuk produk-produk farmasi yang diproduksi secara GMP good manufacturing practice WHO,
2015.
4.2 Hasil Identifikasi Pengaruh Sterilisasi Uap dan Sterilisasi Radiasi