Sterilisasi Radiasi Gamma TINJAUAN PUSTAKA

20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.7 Sterilisasi Radiasi Gamma

Sterilisasi radiasi gamma merupakan sterilisasi menggunakan radiasi pengion dalam bentuk radiasi gamma dari sumber radioisotop yang sesuai seperti cobalt-60 60 Co. Mutasi DNA mikroorganisme oleh radiasi gamma menyebabkan mikroorganisme menjadi mati atau inaktif WHO, 2015. Sterilisasi radiasi dapat dengan aman diterapkan pada berbagai bahan dan sediaan farmasi, bahkan metode ini telah digunakan dalam 50 tahun lebih. Dosis radiasi yang direkomendasikan oleh International Pharmacopoeia 2015 adalah 25 kGy kilogray. Dari sudut pandang mikrobiologi, dosis ini adalah dosis yang memenuhi syarat untuk produk- produk farmasi yang diproduksi secara GMP good manufacturing practice. Sterilisasi radiasi merupakan sterilisasi tanpa panas yang memiliki berberapa keuntungan antara lain efektif karena tidak membutuhkan waktu yang lama, aman bagi teknisi dan pasien, daya tembus radiasi yang tinggi sehingga dapat menembus berbagai jenis wadah, serta tidak menimbulkan masalah toksisitas dan ekologi seperti pada sterilisasi etilen oksida dan formaldehid akibat residu yang dihasilkan. Satu-satunya kelemahan metode ini adalah tingginya biaya produksi karena alat yang mahal Silindir Özer, 2012. 21 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian II dan Laboratorium Formulasi Sediaan Steril Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN, dalam kurun waktu Februari 2016 –Mei 2016.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan

Karbopol 940 Pharmaceutical Grade, Shadhong Bio-Technologi, natrium karboksimetilselulosa Pharmaceutical Grade, Shadhong Bio- Technologi, natrium alginat Food Grade, Shandong Jiejing, tragakan Food Grade , Brataco Chemika, xanthan gum Food Grade, Danisco, trietanolamin, HCl 1M dan akuades.

3.2.2 Alat

Neraca analitik GH-202, AND, Jepang, overhead stirrer RW 20 Digital, IKA, hot plate Cimarec, viscotester 6R Haake, Jerman, autoklaf digital ALP, gamma irradiator cell 220 dan alat gelas.

3.3 Prosedur Kerja

Penelitian ini bersifat eksperimental, dimana setiap larutan polimer akan diuji sifat reologinya pada berbagai kondisi, yaitu setelah sterilisasi uap dengan autoklaf pada suhu 121 o C dan sterilisasi radiasi dengan dosis radiasi 25 kGy. Berikut adalah tabel kondisi percobaan yang dilakukan pada penelitian ini.