15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
udara di dalam sediaan, terutama dalam larutan karbopol dengan konsentrasi tinggi.
Karbopol memiliki pH 2,5 sampai 4,0 pada konsentrasi 0,2 bv dalam bentuk dispersi koloid. Apabila karbopol dinetralkan dengan penambahan suatu
basa, maka secara progresif gugus karboksil akan terionisasi. Adanya gaya tolak- menolak antara gugus yang terionkan menyebabkan ikatan hidrogen pada gugus
karboksi meregang sehingga terjadi peningkatan viskositas. Viskositas maksimum karbopol terjadi antara pH 6 sampai 11 Florence Attwood, 2006. Larutan
karbopol memiliki sifat alir pseudoplastis Kulkarni Shaw, 2016.
Gambar 2.9 Struktur Kimia Karbopol
Sumber : Rowe et al., 2009
Karbopol terdiri dari berbagai jenis yang dibedakan berdasarkan berat molekulnya. Karbopol tipe 940 dengan rumus molekul C
3
H
4
O
2
n untuk jenis 940 memiliki berat molekul monomer 72 grammol dan karbopol 940 memiliki jumlah
monomer 1450 monomer Suyudi, 2014. Karbopol 940 merupakan salah satu jenis karbopol yang memiliki kejernihan yang sangat baik dan cocok digunakan sebagai
thickening atau rheology modifier terutama pada viskositas tinggi Allen,
2002. Dalam bentuk larutan, karbopol 940 merupakan salah satu jenis karbopol yang mudah mengalami degradasi oksidatif terutama oleh sinar matahari dan
logam tertentu, sehingga menyebabkan perubahan warna dan penurunan viskositas pada larutan karbopol Lubrizol, 2005.
2.5.2 Natrium Karboksimetilselulosa Na CMC
Na CMC adalah granul halus putih yang tidak memiliki rasa dan bau. Na CMC cukup stabil dan merupakan bahan yang higroskopis. Larut pada air panas
maupun dingin, stabil pada pH 2-10 dan memiliki sifat alir agak tiksotropik.
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengendapan dapat terjadi pada pH kurang dari 2 dan viskositas menurun dengan cepat pada pH diatas 10. Secara umum Na CMC dalam viskositas tinggi memiliki
kestabilan yang baik pada pH 7-9 Rowe et al., 2009
Gambar 2.10 Struktur Kimia Na CMC
Sumber : Rowe et al., 2009
Na CMC banyak digunakan sebagai peningkat viskositas pada sediaan oral, topikal, dan parenteral serta pada konsentrasi tinggi dapat digunakan sebagai
basis gel dan pasta Kulkarni Shaw, 2016; Rowe et al., 2009. Pada sediaan wound care
penutup luka, Na CMC dapat digunakan sebagai sebagai agen mukoadesif yang dapat menyerap eksudat luka Rowe et al., 2009.
2.5.3 Natrium Alginat
Natrium alginat merupakan garam natrium dari asam alginat yang tersusun dari asam D-manuronat dan asam L-gluronat. Natrium alginat merupakan serbuk
yang tidak memiliki rasa dan bau yang berwarna putih sampai kuning pucat kecoklatan yang diperoleh dari netralisasi asam alginat yang diekstrak dari rumput
laut dengan natrium bikarbonat Rowe et al., 2009.
Gambar 2.11 Struktur Kimia Natrium Alginat
Sumber : Steele et al., 2014
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Natrium alginat merupakan bahan higroskopis dan cukup stabil pada temperatur sejuk dan kelembaban relatif. Larutan natrium alginat lebih stabil pada
pH 4-10, dibawah pH 3 asam alginat akan mengalami presipitasi Rowe et al., 2009. Natrium alginat digunakan dalam berbagai sediaan farmasi oral maupun
topikal. Pada sediaan topikal, natrium alginat digunakan sebagai thickening dan suspending agent
pada krim, pasta, dan gel. Pada sediaan steril, natrium alginat digunakan sebagai pembentuk gel pada sediaan gel mata in situ Champalal
Sushilkumar, 2012.
2.5.4 Tragakan