Stasiun BCF 1 Bone Baru BCF 2 Mbato mbato

pada daerah penangkapan ikan DPI oleh nelayan. Secara umum penangkapan di Pulau Banggai dilakukan pada rataan terumbu karang kedalaman 1 hingga 6 meter. Dengan memperhatikan asas keterwakilan, maka ditentukan 4 stasiun penelitian, yaitu Bone baru, Mbato mbato, Tolokibit, dan Pulau Bandang. Berdasarkan hasil penelitian, kondisi substrat dasar pada masing-masing stasiun tersebut diatas dijelaskan sebagai berikut Gambar 9, Lampiran 2. Gambar 9 Grafik persentase penutupan substrat dasar pada masing-masing stasiun penelitian

4.1.2.1 Stasiun BCF 1 Bone Baru

Stasiun Bone Baru memiliki tipologi pantai berupa pantai berpasir putih dengan kontur yang mendatar. Terumbu karang di stasiun ini tersebar secara sporadis dengan total penutupan sebesar 26,50. Menurut English et al 1997 dengan total penutupan 26,50 tersebut kondisi terumbu karang di stasiun penelitian Bone Baru termasuk dalam kategori buruk. Bentuk pertumbuhan karang yang ditemukan dengan persentase penutupan paling tinggi adalah Acropora Branching ACB, yaitu 8,17. Selanjutnya bentuk pertumbuhan Coral Encrusting CE dan Coral Mashroom CMR dengan penutupan masing-masing sebesar 6,17 dan 5,83. Bentuk pertumbuhan karang lain yang tercatat adalah Acropora Tubulate ACT, Coral Brancing CB dan Coral Foliose CF dengan persentase penutupan masing-masing kurang dari 5. Komponen penyusun substar dasar di stasiun ini lebih didominasi komponen abiotik berupa pasir dan patahan karang yang memiliki penutupan sebesar 42,83. Biota lain yang terdiri dari karang lunak dan kelompok echinodermata, terutama bulu babi Diadema situsum menutupi permukaan substrat sebsar 30,67. Bulu babi Diadema situsum dan karang lunak terutama anemon merupakan habitat utama dari ikan Banggai Cardinal. Komponen lain seperti alga dan karang mati keberadaannya sangat sedikit sehingga peranannnya tidak begitu terlihat terhadap penutupan substrat dasar di stasiun Bone Baru.

4.1.2.2 BCF 2 Mbato mbato

Stasiun Mbato mbato memiliki tipologi pantai berupa pantai berbatu dan pantai berpasir putih. Jarak ke pemukiman penduduk Kampung Banggai dimana aktifitas terbesar Kabupaten Banggai Kepulauan sekitar 500 meter. Kondisi substrat dasar di stasiun Mbato mbato tidak terlalu jauh berbeda dengan kondisi di stasiun Bone baru. Kontur dasar perairan berupa flat atau datar dengan terumbu karang tersebar secara sporadis atau spot per spot. Penutupan karang keras yang terdiri dari 4 bentuk pertumbuhan atau lifeform sebesar 28,33. Menurut English et al 1997 dengan total penutupan 28,33 tersebut kondisi terumbu karang di stasiun penelitian Mbato mbato termasuk dalam kategori buruk. Bentuk pertumbuhan yang dominan adalah Coral Massive CM dengan persentase penutupan sebesar 11,67. Berikutnya bentuk pertumbuhan Coral Branching CB yang terdiri dari genera Porites dan Seriatopora menutupi permukaan substrat dasar sebesar 7,67. Coral submassive CS dan Acropora Branching ACB memiliki persentase penutupan masing-masing sebesar 5,00 dan 4,00. Komponen abiotik yang memiliki penutupan 51,50 merupakan komponen penyusun substrat dasar yang paling dominan di stasiun ini. Komponen Abiotik terdiri dari pasir 43,83 dan patahan karang atau rubble 7,67. Komponen lain yang tercatat adalah Karang mati yang memiliki penutupan sebesar 10,67. Biota lain yang merupakan mikro habitat dari Banggai Cardinal Fish Pterapogon kauderni dari kelompok bulu babi dan anemon memiliki penutupan sebesar 9,50.

4.1.2.3 Stasiun BCF 3 Tolokibit