yang berada di Base Bone Baru saat ini melakukan kegiatan penangkapan ikan Banggai Cardinal. Rata-rata jmlah ikan yang ditampung dari 1 pengumpul yang
datang bisa mencapai 7000 ekor selama 1 minggu di lokasi. Setiap kapal dilengkapi dengan alat pegemasan seperti box styrofoam, plastik dan tabung
oksigen Lampiran 6. Sedangkan penampungan di tingkat pengumpul besar supplier
berupa bak semen dan akuarium dengan skema penampungan seperti tersaji pada Gambar 15. Pada tingkat eksportir penampungan dan fasilitas
pengepakan ikan jauh lebih lengkap dibandingkan dengan di tingkat pengumpul agar proses aklimatisasi ikan yang baru datang dari Manado dapat berjalan dengan
baik, sehingga ikan cepat beradaptasi dan menghasilkan ikan dengan kualitas yang baik seperti skema penampungan yang tersaji pada Gambar 16 dan
Lampiran 7.
4.4 Alat dan Metode Penangkapan
Nelayan Pulau Banggai menggunakan alat tangkap dari bahan waring untuk melakukan penangkapan ikan Banggai Cardinal. Terdapat 2 jenis alat tangkap,
yaitu bondre atau jaring lingkar sejenis scoop net Gambar 17 dan cang Gambar 18. Jaring lingkar digunakan untuk penangkapan dalam skala yang
lebih besar, biasanya ketika diketahui dalam satu habitat terdapat ikan Banggai Cardinal dengan kelimpahan yang tinggi. Sedangkan Bondre digunakan ketika
dalam satu habitat ditemukan ikan Banggai Cardinal dengan kelimpahan yang tidak terlalu tinggi. Penangkapan dilakukan dengan menyelam tahan nafas di
kedalaman 5 meter atau kurang. Sedangkan pada kedalaman 6 meter atau lebih penyelaman dilakukan dengan menggunakan kompresor.
Pengoperasian bondre cukup dilakukan oleh satu orang nelayan Gambar 19. Ikan digiring dengan menggunakan dayung ke arah mulut, kemudian
diangkat. Penangkapan dengan menggunakan alat tangkap cang dilakukan oleh 2 orang nelayan dengan cara jaring dibentangkan melawan arus agar sayap dan
kantong membentang Gambar 20. Pada prinsipnya cara pengoperasian cang sama dengan bondre, hanya saja tidak memiliki sayap. Kedua ujungnya dipegang,
secara perlahan sayap dilingkarkan sambil nelayan menggiring ikan ke arah kantong dengan menggunakan dayung kayu. Setelah ikan semuanya masuk ke
dalam kantong, mulut kantong ditutup dan diangkat ke permukaan.
Penyortiran ikan dilakukan diatas perahu dalam kotak styrofoam. Begitu seterusnya hingga ikan yang terkumpul cukup banyak. Penggiringan ikan dengan
dayung kayu sering kali mematahkan koloni karang bercabang ketika pengoperasian di area terumbu karang yang cukup rapat. Perlu dipikirkan cara
menggiring yang lebih efektif lagi dan lebih ramah lingkungan. Musim penangkapan sangat tergantung dari datangnya pengumpul Manado.
Rata-rata dalam 1 bulan pengumpul datang 3 kali, namun dalam waktu-waktu tertentu kadang pengumpul tidak datang. Penangkapan dimulai setelah diketahui
jumlah permintaan ikan Banggai Cardinal dari pengumpul. Pada kondisi saat ini tahun 2009 rata-rata permintaan sebesar 7000 ekor setiap 1 kapal pengumpul
biasanya datang kapal. Sistem penangkapan dilakukan secara bergantian Keterangan Gambar :
1. Kantong : Lebar 40 x 40 cm
Tinggi 50 – 60 cm
2. Sayap : Panjang 1,8
– 2 cm Lebar 40 cm
3. Pemberat : 25
– 30 cm untuk pemberat ukuran kecil dengan jarak ± 20 – 25 cm 4. Pelampung :
25 30 pelampung dengan jarak ± 20 – 25 cm
Gambar 18 Skema alat tangkap Cang Ukuran :
Diameter : 40 - 50 cm
Panjang : 60 - 80 cm
Gambar 17. Skema alat tangkap Bondre
diantara masing-masing daerah penangkapan dengan tujuan memberikan kesempatan kepada ikan untuk berkembang biak sehingga stok sustain. Dalam
satu daerah penangkapan memiliki selang 2 bulan baru bisa menangkap lagi di daerah tersebut. Puncak musim penangkapan bulan April
– Juni, musim rata- ratabiasa pada bulan Desember
– Februari, musim paceklik bulan Juli – September.
Gambar 19 Penangkapan ikan Banggai Cardinal menggunakan alat tangkap Bondre
Gambar 20 Penangkapan ikan Banggai Cardinal dengan menggunakan alat
tangkap Cang
Nelayan Pulau Banggai menggunakan kapal atau sampan dalam operasi penangkapan ikan Banggai Cardinal. Ukuran kapal yang digunakan oleh nelayan
biasanya dengan panjang kapal 5 m sampai dengan 7 meter, lebar 40 cm sampai dengan 80 cm dan tinggi 35 cm sampai dengan 70 cm.
Biaya penanganan dalam pengoperasian penangkapan ikan Banggai Cardinal terdiri dari biaya sewa sampan, dayung, bahan bakar dan alat tangkap,
dan biaya penanganan dalam proses pengepakan. Biaya penanganan dalam pengoperasian penangkapan ikan Banggai Cardinal dapat dilihat pada Tabel 14.
Di Pulau Banggai, base nelayan penangkap ikan Banggai Cardinal terdapat di Bone Baru, dengan 11 lokasi penangkapan di sekitar pulau Banggai dan
beberapa titik di Pulau Peleng dan Pulau Bandang. Lokasi tersebut antara lain Bone Baru, Popisi, Teluk Setubono, Tinakin Laut, Monsongan, Bobu, Boniton,
Banggai Mbato mbato, Pulau Bandang, Gonggong dan Tolokibit. Dalam sistem perdagangan ikan Banggai Cardinal secara umum terdapat 3
ukuran ikan yaitu ukuran besar 4 cm, sedang 3 – 4 cm dan ukuran kecil 2 – 3
cm seperti terlihat pada Gambar 21. Ukuran ikan yang ditangkap umumnya tergantung dari permintaan pengumpul, umumnya ukuran sedang lebih banyak
permintaan dibanding ukuran besar atau ukuran kecil. Sesekali ada permintaan untuk ikan ukuran kecil dengan proporsi yang cukup rendah, yaitu sekitar 500
– 1000 ekor dari total 7000 permintaan setiap bulannya untuk satu pengumpul.
Hingga saat ini permintaan untuk ikan ukuran besar belum ada. Tabel 14 Biaya penanganan pengoperasian penangkapan ikan Banggai Cardinal
No. Jenis Biaya
Biaya Rp Keterangan
1 Sewa sampan
1.000.000,- Apabila sampan disewa
2 Kapal
2.500.000,- sampai dengan 5.000.000,-
Untuk tingkat pengumpul 3
Dayung 25.000,-
Dibutuhkan 2 dayung dalam 1 sampan 4
Bahan Bakar 10.000,- sampai dengan
100.000,- Jumlah bahan bakar 2
– 10 liter tergantung jarak
5 Alat Tangkap Cang
50.000,- sampai dengan 100.000,-
Tergantung ukuran Cang 6
Alat tangkap
Bondre 30.000,-
Untuk order kecil 7
Boks Styrofoam 50.000,-
Untuk transport ikan 8
Jerigen Besar 25.000,-
Tempat ikan yang akan dikirim 9
Saringan 15.000,-
Untuk penyeleksian ikan antar kontainer 10
Raket net 10.000,-
Untuk transfer ikan 11
Kaca mata renang 10.000,-
Untuk snorkling dan menangkap ikan 12
Ember kecil 7.500,-
Untuk handling ikan 13
Ember besar 30.000,-
Untuk ikan yang akan di kirim
Gambar 21 Ukuran pemasaran ikan Banggai Cardinal
4.5 Pengelolaan Ikan Banggai Cardinal
Pengelolaan ikan Banggai pada penelitian ini strategi pengelolaan berdasarkan hasil analisis terhadap jumlah tangkapan yang diperbolehkan, metode
penangkapan dan efektifitas pengumpulan dan distribusi perdagangan. Hasil analisis dari ketiga faktor tersebut diharapkan dapat menjadi panduan dalam
strategi pengelolaan Ikan Banggai Cardinal di Pulau Banggai. Strategi pengelolaan jumlah tangkapan pada penelitian ini dilakukan
terhadap empat lokasi utama pengambilan ikan Banggai Cardinal. Lokasi tersebut adalah Bone Baru, Mbato mbato, Tolokibit dan Pulau Bandang. Hasil
pengamatan dan perhitungan untuk lokasi Bone Baru dapat direkomendasikan jumlah yang dapat dimanfaatkan sebesar 133.603 ekor. Adapun data hasil
tangkapan Januari sampai dengan September 2008 pada lokasi Bone Baru sebesar 4.630 ekor sehingga masih jauh dari rekemendasi jumlah tangkapan pada
penelitian ini. Untuk lokasi Mbato mbato, hasil pengamatan dan perhitungan dapat merekomendasikan jumlah pemanfaatan sebesar 54.201 ekor. Sedangkan
data hasil tangkapan Januari sampai dengan September 2008 pada ini sebesar 600 ekor sehingga masih jauh dari rekomendasi jumlah tangkapan pada penelitian ini.
Pada lokasi Tolokibit, hasil pengamatan dan perhitungan dapat direkomendasikan jumlah pemanfaatan sebesar 171.132 ekor. Jika dibandingkan data hasil
tangkapan Januari sampai dengan September 2008 pada lokasi Tolokibit yang sebesar 8.120 ekor, maka masih jauh dari rekemendasi jumlah tangkapan pada
penelitian ini. Hasil pengamatan dan perhitungan pada lokasi Pulau Bandang, dapat direkomendasikan jumlah pemanfaatan sebesar 515.648 ekor dan paling
besar bila dibandingkan dengan tiga lokasi lainnya. Namun demikian, bila dilihat dari data hasil tangkapan Januari sampai dengan September 2008 pada lokasi ini
a. ukuran besar b. ukuran sedang c. ukuran kecil
yaitu sebesar 7.190 ekor, masih sangat jauh dari rekemendasi jumlah tangkapan pada penelitian ini. Perbandingan jumlah kuota dan tangkapan nelayan di 4
empat stasiun penelitian disajikan melalui Grafik pada Gambar 22. Alat tangkap dengan menggunakan Bondre dan Cang yang dilakukan
nelayan penangkap ikan hias khususnya nelayan penangkap ikan Banggai Cardinal di Pulau Banggai tergolong alat tangkap yang ramah lingkungan.
Namun demikian untuk metode penangkapan masih diperlukan suatu pembelajaran teknik pengoperasian yang lebih baik lagi menyangkut kesehatan
penyelaman dan perhatian terhadap lingkungan sekitar. Teknik penyelaman yang buruk akan menyebabkan pengoperasian alat tangkap yang serampangan asalkan
ikan target dapat tertangkap tanpa perhatian terhadap lingkungan terutama karang yang ada di sekitar. Karang dan biota lainnya yang ada dapat terangkat oleh arus
yang tercipta dari pengoperasian alat tangkap dan bahkan terinjak oleh nelayan penangkap. Untuk itu dapat direkomendasikan agar adanya perhatian dari pihak
terkait seperti pemerintah daerah, perguruan tinggi atau lembaga swadaya masyarakat untuk mengadakan pelatihan tentang cara pengoperasian alat tangkap
yang lebih ramah lingkungan.
Gambar 22 Perbandingan kuota dan jumlah tangkapan bulan Januari sampai dengan September tahun 2008
Hasil pengamatan terhadap pengumpulan dan distribusi perdagangan ikan Banggai Cardinal di Pulau Banggai, Sulawesi Tengah terlihat tidak efektif baik
dari pengumpulan maupun distribusinya. Pengumpulan hasil tangkapan yang dilakukan oleh nelayan Pulau Banggai langsung dilakukan di perahu kapal dan
dijemput oleh kapal pengumpul dari Manado untuk diangkut ke penampungan pengumpul di Manado. Untuk itu dapat diusulkan strategi pengelolaan melalui
pembangunan penampungan setingkat pengumpul di Pulau Banggai, agar nelayan Pulau Banggai dapat menampung ikan Banggai Cardinal dan ikan hias lainnya
dan tidak menangkap hanya berdasarkan permintaan order saja. Distribusi perdagangan ikan hias pada umumnya berkaitan langsung dengan model
pengumpulan yang ada pada suatu daerah. Belum adanya sarana penampungan ikan Banggai Cardinal di Pulau Banggai menyebabkan terlalu panjangnya rantai
distribusi perdagangannya.
Panjangnya rantai
distribusi pergadangan
menyebabkan rendahnya harga ikan di tingkat nelayan karena adanya penekanan harga dari pengumpul, dimana pengumpul juga ditekan harganya oleh eksportir.
Apabila rantai distribusi dapat diperpendek, maka diharapkan nelayan memiliki posisi yang lebih baik dengan harga yang tidak terlalu rendah. Untuk itu
diharapkan adanya perhatian dari pihak terkait, termasuk eksportir dan asosaisi ikan hias yang ada untuk dapat memberikan pelatihan dan pemodalan dalam
rangka pembangunan sarana penampungan yang baik sehingga harga dan kualitas ikan menjadi lebih baik dengan pengepakan untuk pengiriman yang lebih baik
juga. Pengelolaan ikan Banggai Cardinal secara nasional juga dapat dilakukan
melalui uji coba introduksi Ikan Banggai Cardinal di perairan Indonesia lainnya yang kondisinya mirip dengan perairan di Kabupaten Banggai Kepulauan. Hal ini
dapat dilakukan karena berdasarkan pelepasan ikan Banggai Cardinal secara tidak sengaja oleh para pengumpul ikan hias di perairan Gilimanuk, Bali pada Tahun
1999 sudah menujukkan meningkatnya kelimpahan ikan Banggai Cardinal yang ditandai dengan sudah dapatnya nelayan ikan hias di Bali menangkap ikan ini
sejumlah 50 ekor per hari yang dapat diartikan sudah terjadi proses reproduksi. Konservasi spesies untuk ikan Banggai Cardinal juga dapat dilakukan sebagai
bagian dari pengelolaannya secara nasional, termasuk penelitian dan