Morfologi Kontraksi Otot Polos

10 terlebih dahulu diaktivasi agar dapat memecah ATP menjadi ADP untuk menghasilkan tenaga. Ikatan antara Ca 2+ dengan kalmodulin akan membentuk sebuah kompleks yang dapat mengaktifkan miosin kinase rantai ringan yang bergantung pada kalmodulin calmodulin-dependent myosin light chain kinase atau disingkat MLCK. Fosforilasi yang dikatalisis oleh miosin yang telah terfosforilasi akan meningkatkan aktivitas ATPase. 14 Miosin yang telah mengalami fosforilasi akan mengalami defosforilasi sehingga ikatan antara Ca 2+ -kalmodulin akan terdisosiasi sehingga otot polos kembali dalam keadaan relaksasi. Defosforilasi dilakukan oleh miosin fosfatase rantai ringan myosin light chain phospatase atau disebut juga MLCP. Namun relaksasi tidak hanya terjadi akibat defosforilasi oleh MLCP. Mekanisme lain dapat menyebabkan relaksasi juga. Salah satunya adalah mekanisme latch bridge. Latch bridge menyebabkan kontraksi dapat bertahan lebih lama dengan penggunaan energi yang sedikit walaupun konsentrasi Ca 2+ menurun diakibatkan miosin tetap berikatan dengan aktin. Hal ini sangat bermanfaat bagi otot polos yang kontraksinya terjadi terus-menerus. Mekanisme lain yang dapat menyebabkan relaksasi otot polos adalah peningkatan kadar cAMP yang akan mengaktivasi PKA yang mampu memfosforilasi MLCK. Kerja MLCP juga dapat dihambat oleh DAG yang mengaktifkan protein kinase-C PKC. PKC dapat memfosforilasi MLCP sehingga kontraksi dapat meningkat akibat penurunan fungsi MLCP yang dapat memicu relaksasi otot polos. 6 Kontraksi otot polos dapat terjadi walaupun tanpa adanya rangsangan ekstrinsik. Peningkatan kontraksi dapat terjadi apabila terjadi peregangan pada otot polos. Peregangan dapat menurunkan potensial membran, meningkatkan frekuensi spike, dan meningkatkan tonus secara umum. Apabila dilakukan penelitian untuk merekam potensial intrasel secara in vitro dengan menggunakan otot polos usus halus maka akan didapatkan hasil peningkatan potensial membran, penurunan frekuensi spike, dan relaksasi otot. Efek yang berlawanan akan dihasilkan apabila sediaan otot polos tersebut diberikan asetilkolin. 14 Otot polos lebih mirip kepada sebuah masa yang bersifat kental dan tidak kaku karena apabila otot polos diregangkan maka akan terjadi peningkatan tegangan yang akan diikuti dengan penurunan tegangan apabila peregangan 11 dilanjutkan. Penurunan tegangan setelah peregangan dapat sampat di bawah tingkat tegangan otot saat sebelum diregangkan. Karena sifat otot polos ini maka pengukuran terhadap panjang dan tegangan otot polos sulit dilakukan. Sifat otot polos ini disebut plastisitas otot polos. 14

2.3. Nigella sativa

2.3.1. Morfologi Nigella sativa

Nigella sativa atau biasa disebut jintan hitam memiliki batang tegak, berwarnan hijau kemerahan, dan berbulu kasar. Tanaman Nigella sativa dapat tumbuh setinggi 40 hingga 70 cm. Nigella sativa dapat ditemukan di semak- semak. Nigella sativa tergolong tanaman dengan akar tunggang. Daun tanaman Nigella sativa berbentuk lonjong dan runcing pada ujung dan pangkal berwarna hijau serta ditunjang dengan rangka tulang menyirip dengan tiga tulang daun. Biji Nigella sativa digunakan untuk budidaya tanaman yang bertujuan memperbanyak populasinya. Biji Nigella sativa berbentuk bulat dan agak kerucut berwarna hitam dengan ukuran panjang 3 mm. 1 Gambar 2.6 Biji Nigella sativa Sumber: Rostika N, 2006

2.3.2. Komposisi Kimia Biji Nigella sativa

Identifikasi dari komposisi kimia yang terkandung di dalam biji Nigella sativa terangkum dalam tabel dibawah.