6
2.3.2. Fisiologi Berkemih
Proses berkemih terjadi dengan keterlibatan dari struktur dan fungsi saluran kemih bawah, kognitif, fisik, motivasi dan juga lingkungan yang terbagi
menjadi dua fase yaitu penyimpanan dan pengosongan.
13
Terdapat dua persarafan, otonom dan volunter, yang mengendalikan proses berkemih yaitu saraf pudendal yang mengendalikan sfingter uretra ekstrernal dan
otot dasar panggul secara volunter dan sistem saraf otonom yang mengendalikan otot detrusor kandung kemih dan sfingter uretra internal.
13
Gambar 2.4. Proses berkemih normal
Sumber: Setiati S, 2009
Gabungan fungsi dari otot detrusor, saraf pelvis, medula spinalis segmen sakral, dan pusat saraf pengontrol proses berkemih merupakan mekanisme
detrusor. Urin yang dihasilkan dari ginjal akan mengisi kandung kemih dan menghasilkan rangsang yang dilanjutkan ke pusat saraf kortikal dan subkortikal
pada ganglia basal dan serebelum yang menyebabkan relaksasi kandung kemih sehingga dapat terisi urin tanpa keinginan untuk berkemih. Pada saat kandung
kemih mulai penuh pusat kortikal pada lobus frontal juga akan menghambat pengeluaran urin. Persarafan simpatik akan menyebabkan menghambat tonus
2.1.2. Fisiologi Berkemih
7
parasimpatis, merelaksasi kandung kemih, dan menimbulkan kontraksi leher kandung kemih dan uretra.
13
Asetilkolin yang bersifat merangsang kontraksi otot destrusor kandung kemih dikeluarkan dari saraf pelvis apabila sudah terjadi desakan berkemih. Saraf
parasimpatik kolinergik akan menyebabkan kontraksi otot detrusor kandung kemih. Kontraksi dari otot destrusor akan menyebabkan pengosongan kandung
kemih.
13
Kontraksi otot destrusor kandung kemih dapat dihambat oleh obat yang menghambat kerja asetilkolin, kalsium, dan prostaglandin.
13
2.2. Kontraksi Otot Polos
2.2.1. Morfologi
Sama seperti otot jantung dan otot rangka yang memiliki protein aktin dan miosin, otot polos juga memiliki struktur tersebut namun aktin dan miosin pada
otot polos tidak teratur sehingga tidak tampak gambaran serat-serat yang melintang pada otot jantung dan otot rangka. Aktin dan miosin otot polos yang
tidak teratur membuat garis khayal Z tidak terlihat pada otot polos. Namun terdapat sebuah struktur tempat perikatan aktin yang terletak di sitoplasma dan
menempel pada membran sel yang disebut dense bodies.
14
Filamen aktin dapat digambarkan “keluar” dari dense bodies. Filamen miosin otot polos juga memiliki
ciri khas yaitu salah satu ujung dari miosin yang menempel akan memiliki arah kontraksi menuju tempat perlekatannya namun ujung lain pada sisi yang
berlawanan juga memiliki arah kontraksi menuju sisinya. Hal ini menyebabkan kontraksi yang dihasilkan oleh otot polos lebih maksimal.
15
Pada otot jantung dan otot rangka kalsium disimpan didalam retikulum sarkoplasma dan apabila terdapat rangsangan kalsium akan dikeluarkan untuk
memulai proses kontraksi. Pada otot polos, retikulum sarkoplasma berkembang kurang sempurna, sehingga menyebabkan perbedaan proses kontraksi
dibandingkan dengan otot jantung dan otot rangka. Perbedaan lain pada otot polos adalah jumlah mitokondria yang relatif sedikit. Glikolisis sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme otot polos.
14