Anatomi Kandung kemih Kandung Kemih

7 parasimpatis, merelaksasi kandung kemih, dan menimbulkan kontraksi leher kandung kemih dan uretra. 13 Asetilkolin yang bersifat merangsang kontraksi otot destrusor kandung kemih dikeluarkan dari saraf pelvis apabila sudah terjadi desakan berkemih. Saraf parasimpatik kolinergik akan menyebabkan kontraksi otot detrusor kandung kemih. Kontraksi dari otot destrusor akan menyebabkan pengosongan kandung kemih. 13 Kontraksi otot destrusor kandung kemih dapat dihambat oleh obat yang menghambat kerja asetilkolin, kalsium, dan prostaglandin. 13

2.2. Kontraksi Otot Polos

2.2.1. Morfologi

Sama seperti otot jantung dan otot rangka yang memiliki protein aktin dan miosin, otot polos juga memiliki struktur tersebut namun aktin dan miosin pada otot polos tidak teratur sehingga tidak tampak gambaran serat-serat yang melintang pada otot jantung dan otot rangka. Aktin dan miosin otot polos yang tidak teratur membuat garis khayal Z tidak terlihat pada otot polos. Namun terdapat sebuah struktur tempat perikatan aktin yang terletak di sitoplasma dan menempel pada membran sel yang disebut dense bodies. 14 Filamen aktin dapat digambarkan “keluar” dari dense bodies. Filamen miosin otot polos juga memiliki ciri khas yaitu salah satu ujung dari miosin yang menempel akan memiliki arah kontraksi menuju tempat perlekatannya namun ujung lain pada sisi yang berlawanan juga memiliki arah kontraksi menuju sisinya. Hal ini menyebabkan kontraksi yang dihasilkan oleh otot polos lebih maksimal. 15 Pada otot jantung dan otot rangka kalsium disimpan didalam retikulum sarkoplasma dan apabila terdapat rangsangan kalsium akan dikeluarkan untuk memulai proses kontraksi. Pada otot polos, retikulum sarkoplasma berkembang kurang sempurna, sehingga menyebabkan perbedaan proses kontraksi dibandingkan dengan otot jantung dan otot rangka. Perbedaan lain pada otot polos adalah jumlah mitokondria yang relatif sedikit. Glikolisis sangat penting untuk memenuhi kebutuhan metabolisme otot polos. 14