katakan pada mereka, saya tidak senang pembelajaran saya yang nyuapi, saya katakan pada mereka, bahwa belajar bukan hanya dari saya. Mereka presentasi
dalam diskusi ada yang menggunakan powerpoint dan lain sebagainya. Saya juga kadang menggunakan metode bazar. Jadi, setiap kelompok seperti berkeliling
berkunjung pada kelompok lain. dan mendengarkan penjelasan kelompok yang mereka kunjungi. Jadi nanti semua tahu materi pembelajaran hari itu, dari setiap
kelompok.
3. Bagaimana menanamkan nilai moral pada siswa?
Jawaban: itu sebenarnya kalau ada materi kan harus selalu kita selipkan sikap- sikap-sikap itu. Itu harus kita sampaikan kalo saya memberikan contoh-contoh
sampel. Misalnya untuk sikap jujur, dalam ulangan pun harus jujur. Saya sampaikan. Misalnya juga dengan teman. Pokoknya itu diselipkan dalam belajar.
Sebisa mungkin. Jadi belajar pun sekaligus menanamkan nilai.
4. Bagaimana jika menemukan situasi ada anak yang bersikap kurang baik di
kelas, misalnya berkelahi dengan teman?
Jawaban : namanya anak ya kadang ada saja yang bertengkar dengan teman. Tapi kebanyakan kalau di depan kita sih tidak. Saya sangat dekat dengan siswa, saya
baik tapi saya orangnya tegas tapi anak sudah tahu. Tapi kalaupun ada, kadang- kadang kan anak perempuan ada yang menangis sedang bermasalah dengan
teman. Semua reaksi semua kelakuan di kelas itu keliatan. Saya kalau ada seperti itu harus tegas, tapi harus tetap lembut. Karena jadi guru SMP lebih susah dari
guru SMA dan SD. Jadi kita beri pendekatan dengan cara yang tegas tapi baik. gak marah-marah. Makanya saya kalau masuk kelas harus tersenyum. Itu kode
etik guru. saya tanya mereka kamu suka kalau guru marah, mereka bilang tidak. Jadi kita posisikan kita bersahabat dengan mereka. Jadi nanti nasehat kita cepet
masuk ke mereka. Saya tanamkan pada siswa, bahwa marah tidak menyelesaikan masalah. Itu buat saya. Prinsip saya semua hal harus diselesaikan dengan kepala
dingin. Seperti anak-anak yang nakal, juga harus diselesaikan tanpa marah-marah. Susah kalau anak umur segini kan labil ya, jadi harus baik-baik.
Narasumber,
Sungkowowati, M. Pd.
Hasil Wawancara
Nama : Eddy Sudiyo, S. Pd.
TempatTgl. Lahir : Cilacap, 14 Juli 1965
Jabatan : Guru Bimbingan Konseling
Tempat, Waktu wawancara : Ruang Guru, 7 April 2015 Pertanyaan
1. Bagaimana cara guru BK dengan Guru kelas dan wali kelas berkoordinasi
dalam menyelesaikan masalah?
Jawaban : biasanya berkoordinasi melalui rapat guru atau guru yang bidang studi yang bersangkutan datang langsung kepada kami guru BK ketika ada masalah.
Kalau memang harus ada tindak lanjut, kami carika solusi. Artinya bahwa guru BK tidak bisa kerja sendiri. Terutama wali kelas atau guru kelas. Ketika suatu masalah
masih bisa di handle guru kelas, ya itu sudah cukup sampai disitu. Tapi kalau kemudian harus melibatkan guru BK, harus perlu tindak lanjut, katakan ini anak
sudah kewalahan lah guru bidang study, maka melibatkan kami guru BK dan konsultasi juga dengan wali kelas. Kalau untuk rapat spesifik secara rutin tersendiri
belum ada. Biasanya melalui rapat guru. nanti disampaikan jika ada masalah
dengan siswa. 2.
Apa masalah yang sering dilakukan siswa di SMP 177 Jakarta ini?
Jawaban : rata-rata masalah yang dilakukan yang saya tangani itu adalah berantem dengan teman-temannya, kemudian ada kasus juga yang merokok, ada juga kasus
yang berkaitan video bergenre dewasa di handphone. Awalnya kan kurikulum 2013 ini, mnegedepankan pembelajaran berbasis teknologi informasi, jadi anak-anak itu
harus aktif dalam mencari bahan-bahan pembelajaran yang mana harus akses internet. Disitulah kadang disalahgunakan. Kita maklum sekali karena banyak
sekali situs-situs yang tidak seharusnya. Ya namanya anak-anak itu kan pasti ada keinginantahuan kan aneh-aneh , ingin melihat. Walaupun mereka kadang juga tau
sendiri, ketika kita usia segitu pun sama. kami melakukan pendekatan-pendekatan pada saaat ada jam masuk kelas, disitulah saatnya saya menyampaikan program-
program. Himbauan-himbauan.