pasien 1,0. Hal ini sesuai dengan penelitian Torres 2013 bahwa penyakit komorbid tersering adalah penyakit paru kronik 68. Namun terdapat perbedaan
pada penyakit penyerta tersering selanjutnya, di mana pada penelitian tersebut, penyakit penyerta tersering setelah penyakit paru kronik adalah penyakit jantung
kronik 47, diabetes mellitus 33, penyakit ginjal 27, dan penyakit liver 20.
35
Namun pada intinya yang paling banyak menjadi penyakit penyerta pasien pneumonia komunitas adalah penyakit paru kronik. Hal serupa juga terdapat pada
penelitian Almirall 2008, El-Solh 2000, Abdullah 2012, Viegi 2006, dan Izquierdo 2010. Di mana pada setiap hasil penelitian tersebut mencantumkan
bahwa penyakit paru kronik adalah penyakit penyerta terbanyak.
29,33,36,40,50
4.4. Karakteristik Tanda Vital, Gejala Klinis, Pemeriksaan Laboratorium,
dan Pemeriksaan Penunjang Subjek Penelitian 4.4.1. Karakteristik Tanda Vital dan Gejala Klinis Subjek Penelitian
Tabel 4.10. Karakteristik Pasien Pneumonia Komunitas RSUD Cengkareng Tahun 2013-2014 Berdasarkan Kriteria Diagnosis
Kriteria Diagnosis Frekuensi n
Persentase Kriteria Mayor
Batuk 75
77,3 Dahak
52 53,6
Demam T 37,8 19
19.6
Kriteria Minor
Sesak Napas RR20menit 68
70.1 Frekuensi Nadi HR100menit
16 16.5
Nyeri Dada 21
21,6 Auskultasi Suara Napas Ronkhi
46 47,4
Leukositosis 12.000 selmm
3
61 62.9
Pada tabel 4.10., diketahui kriteria diagnosis untuk pasien pneumonia komunitas yang dibagi menjadi kriteria mayor dan kriteria minor. Kriteria mayor
mencakup batuk, dahak, dan demam yang melebihi 37,8 . Sedangkan kriteria minor
mencakup sesak napas yang memiliki frekuensi pernapasan lebih dari 20 kalimenit, frekuensi nadi yang lebih dari 100 kalimenit, nyeri dada, auskultasi suara napas
ronkhi, dan leukosit lebih dari 12.000 selmm
3
. Adapun distribusi frekuensi setiap kriteria dapat dilihat pada tabel 10. Pada kriteria mayor, frekuensi batuk sebanyak
75 pasien 77,3, dahak 52 pasien 53,6, dan demam 19 pasien 19,6. Sedangkan pada kriteria minor, frekuensi pernapasan lebih dari sebanyak 20
kalimenit 68 pasien 70,1, frekuensi nadi lebih dari 100 kalimenit 16 pasien 16,5, nyeri dada 21 pasien 21,6, auskultasi suara napas ronkhi 46 pasien
47,4, dan leukositosis 61 pasien 62,9. Tanda vital merupakan salah satu pemeriksaan yang umumnya dilakukan
pada penderita pneumonia yang dirawat inap untuk memprediksi diagnosis pneumonia komunitas. Sehingga pada beberapa jurnal mengatakan bahwa
ketidaknormalan tanda vital dapat menjadi diagnosis pneumonia komunitas. Di mana pada penelitian Nolt 2007 mengemukakan bahwa adanya peningkatan
abnormalitas pada tanda vital, meningkatkan hubungannya terhadap pneumonia komunitas sesuai dengan penelitian sebelumnya Heckerling 1990.
32
Pada penelitian tersebut dikatakan bahwa suhu yang lebih dari 37,8
O
C dan frekuensi nadi yang lebih dari 100 kalimenit merupakan faktor prediktor independen yang
signifkan untuk pneumonia komunitas. Pada penelitian lain Gennis 1990 dan Metlay 2003 menyatakan bahwa batas perlunya pemeriksaan radiologi pada
pneumonia komunitas adalah pada ketidaknormalan tanda vital baik dari suhu 37,8
O
C, frekuensi nadi lebih dari 100 kalimenit, dan frekuensi napas lebih dari 20 kalimenit.
51,52
Pemeriksaan tanda vital ini memiliki tingkat sensitivitas sebesar 97 untuk mendeteksi pneumonia komunitas yang dibuktikan dengan pemeriksaan
radiologi thoraks.
32
Pada hasil penelitian ini yang memiliki frekuensi terbesar adalah frekuensi napas yaitu sebanyak 68 pasien 70,1 dibanding suhu 19 pasien
19,6 dan frekuensi nadi 16 pasien 16,5. Sehingga frekuensi napas lebih dari 20 kalimenit dapat menjadi faktor prediktor utama untuk pneumonia komunitas
setelah pemeriksaan radiologi thoraks di RSUD Cengkareng. Hal ini sesuai dengan penelitian Abdullah 2012, di mana tanda vital yang tersering terdapat peningkatan
adalah frekuensi napas 84.
36
Lebih lanjut pada penelitian Nolt B,dkk2007 mengatakan adanya peningkatan derajat ketidaknormalan tanda vital, yaitu suhu
lebih dari 38,6
O
C, frekuensi nadi lebih dari 120 kalimenit, dan frekuensi napas
lebih dari 30 kalimenit.
32
Varibel ini sebenarnya sudah termasuk pada kriteria Pneumonia Severity Index PSI yang akan dibahas kemudian.
Tabel 4.11. Karakteristik Pasien Pneumonia Komunitas RSUD Cengkareng Tahun 2013-2014 Berdasarkan Status Kesadaran dan Tekanan Darah
Variabel Frekuensi n
Persentase Status Kesadaran
Compos Mentis 90
92,8 Apatis
4 4,1
Somnolen 2
2,1 Coma
1 1,0
Tekanan Darah
Normal 64
66,0 Pre-Hipertensi
9 9,3
Hipertensi Derajat I 10
10,3 Hipertensi Derajat II
14 14,3
Berdasarkan hasil dari tabel 4.11., diketahui beberapa tanda-tanda vital dan distribusinya yang berguna untuk menunjang diagnosis pasien CAP. Dari tabel
tersebut didapatkan pada tanda vital status kesadaran yang terbanyak adalah compos mentis, yaitu sebanyak 90 pasien 92,8, diikuti oleh apatis sebanyak 4
pasien 4,1, somnolen 2 pasien 2,1, dan coma 1 pasien 1. Adapun pada tanda vital tekanan darah menggunakan kriteria JNC 7,
53
lebih banyak yang memiliki tekanan darah dalam batas normal, yaitu 64 pasien 66. Jumlah
interpretasi lain dalam tekanan darah, yaitu pre-hipertensi didapat sebanyak 9 pasien 9,3, hipertensi derajat I 10 pasien 10,3, dan hipertensi derajat II 14
pasien 14,3.
Grafik 4.2. Karakteristik Pasien Pneumonia Komunitas RSUD Cengkareng Tahun 2013-2014 Berdasarkan Gejala Klinis
Dari data grafik 4.2., diketahui distribusi gejala klinis pasien pneumonia komunitas, didapatkan gejala batuk sebanyak 75 keluhan 77,3, dahak sebanyak
52 keluhan 53,6, demam sebanyak 54 keluhan 55,7, sesak napas sebanyak 76 keluhan 78,4, nyeri dada sebanyak 21 keluhan 21,6 dan suara napas
ronkhi sebanyak 46 keluhan 47,4, sulit tidur sebanyak 9 keluhan 9,3, dan BB turun sebanyak 28 keluhan 28,9.
Gejala lain yang cukup sering adalah gejala dari sistem gastrointestinal, berupa mual sebanyak 72 keluhan 74,2, muntah sebanyak 43 keluhan 44,3,
lemas sebanyak 42 keluhan 43,3, dan nyeri perut sebanyak 27 keluhan 27,8.
28 9
27 42
43 72
21 46
76 54
52 75
69 88
70 55
54 25
76 51
21 43
45 22
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Berat Badan Turun Sulit Tidur
Nyeri Perut Lemas
Muntah Mual
Nyeri Dada Gangguan Suara Napas
Sesak Napas Demam
Dahak Batuk
Gejala Klinis
Tidak Ya