Cara Kerja Penelitian Variabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik

Pasien dengan Pneumonia Komunitas di RSUD Cengkareng Tahun 2013-2014 Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder pada pasien dengan pneumonia komunitas di bawah usia 60 tahun di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng tahun 2013 hingga 2014. Data rekam medis pasien yang digunakan adalah pasien dengan pneumonia komunitas di bawah usia 60 tahun yang berobat rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng pada bulan Januari tahun 2013 hingga Desember tahun 2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling hingga dari 100 data yang diberikan Tim Rekam Medis RSUD Cengkareng, didapatkan 97 pasien yang memenuhi kriteria inklusi yang ditetapkan dengan rincian 50 pasien pada tahun 2013 dan 47 pasien pada tahun 2014, dan 3 pasien tidak dimasukkan karena memiliki salah satu atau lebih dari kriteria eksklusi yang ditetapkan. Untuk membandingkannya dengan kasus-kasus sebelumnya yang ada di Indonesia, sangat minim terdapat laporan kasus pneumonia komunitas di bawah usia 60 tahun. Sedangkan jika dibandingkan dengan laporan kasus pada negara lain, jumlahnya sangat banyak. Sehingga dalam pembahasan penelitian ini akan dijelaskan perbandingan dengan laporan kasus tersebut.

4.2. Karakteristik Demografi Subjek Penelitian

Subjek penelitian penyakit pneumonia komunitas sangat beragam, karakteristik yang akan dibahas dalam laporan penelitian ini adalah sebagai berikut: usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, riwayat pekerjaan, jalur masuk, lama hari inap, dan indeks massa tubuh. 4.2.1. Karakteristik Usia Subjek Penelitian Tabel 4.1. Karakteristik Pasien Pneumonia Komunitas RSUD Cengkareng Tahun 2013-2014 Berdasarkan Kelompok Umur Variabel Frekuensi n Persentase Usia Masa Remaja Akhir 17-25 tahun 11 11,3 Masa Dewasa 26-45 tahun 31 32,0 Masa Pertengahan 45-59 tahun 55 56,7 Frekuensi morbiditas pasien pneumonia komunitas di bawah usia 60 tahun meningkat seiring meningkatnya usia. Pada penelitian ini, kelompok usia dibagi 3 sesuai dengan klasifikasi Departemen Kesehatan 2009. Frekuensi morbiditas tertinggi terdapat pada kelompok usia pertengahan yaitu pada usia rentang 45-59 tahun sebesar 55 pasien 56,7, diikuti kelompok usia dewasa sebesar 31 pasien 32, dan yang terendah morbiditasnya pada kelompok usia remaja sebesar 11 pasien 11,3. Dari data tersebut, menunjukkan bahwa semakin tua usia pasien, semakin meningkat jumlah morbiditas penyakit pneumonia komunitas. Pernyataan ini didukung oleh penelitian Almirall 2000 di Madrid, Spanyol yang menyatakan meningkatnya usia berbanding lurus dengan meningkatnya jumlah penderita pneumonia komunitas. 29,30 Hal serupa juga disampaikan oleh Malik 2012 pada penelitiannya di Pakistan. 31 Namun, yang menjadi masalah adalah adanya perbedaan pada setiap penelitian mengenai puncak kelompok usia penderita. Pada penelitian Malik 2012 puncak kelompok usia penderita pada kelompok usia 20-40 tahun, sedangkan pada penelitian Jordan 2009 menyatakan puncak kelompok usia penderita pada usia 5 tahun dan 65 tahun. 31 Pada penelitian lain Nolt 2007 mendapatkan puncak usia penderita pada kelompok usia 18-50 tahun. Perbedaan distribusi ini, kemungkinan disebabkan adanya perbedaan pada desain penelitian, perbedaan variasi geografik, dan perbedaan kriteria inklusi. Kemungkinan lain perbedaan tersebut disebabkan kemiskinan, malnutrisi, dan kesadaran keluarga rendah pada suatu negara. 32 4.2.2. Karaktersitik Jenis Kelamin Subjek Penelitian Tabel 4.2. Karakteristik Pasien Pneumonia Komunitas RSUD Cengkareng Tahun 2013-2014 Berdasarkan Jenis Kelamin Variabel Frekuensi n Persentase Jenis Kelamin Laki-laki 47 48,5 Perempuan 50 51,5 Pada penelitian ini, diketahui data jumlah jenis kelamin pada penderita pneumonia komunitas di bawah usai 60 tahun. Di mana jenis kelamin perempuan yang berjumlah 50 pasien 51,5 mendominasi daripada jenis kelamin laki-laki yang berjumlah 47 pasien 48,5. Rasio kasus pneumonia komunitas di RSUD Cengkareng antara laki-laki dan perempuan sekitar 1:1,1. Lebih tingginya frekuensi jenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki pada penderita pneumonia komunitas, didukung oleh penelitian lain yang menyebutkan hal serupa. Penelitian Viegi 2006 yang membahas epidemiologi pneumonia komunitas pada dewasa di Italia, mendapatkan bahwa perempuan lebih banyak sebesar 53,3 dibandingkan laki-laki yang berjumlah 46,7. 33 Namun, jika melihat penelitian lain, seperti penelitian Malik 2012 di Pakistan, mendapatkan bahwa laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak yaitu 55 dibandingkan perempuan 45. 31 Hal serupa juga ditemukan oleh Onyedum 2010 pada penelitiannya di Nigeria bahwa laki-laki lebih mendominasi 55 dibandingkan perempuan 45 dan penelitian Nolt 2007 di Amerika dengan laki- laki penderita pneumonia sebanyak 68. 32,34 Penelitian pada negera Eropa pun serupa yaitu pada penelitian Torres 2013 mendapatkan hasil bahwa insiden pneumonia komunitas lebih banyak pada laki-laki ketimbang perempuan. 35 Di negara India yang merupakan negara berkembang, yang memiliki keidentikan sama halnya dengan Indonesia pun, didapatkan data pneumonia komunitas dari penelitian Abdullah 2012 bahwa penderita pneumonia komunitas lebih banyak pada laki- laki berjumlah 35 pasien 70 dibandingkan perempuan yang berjumlah 15 pasien 30. 36 Hal tersebut berkaitan dengan kerentanan laki-laki lebih besar terhadap