Manajemen Penetasan TINJAUAN PUSTAKA
membran khususnya pada minggu pertama. Pemutaran telur turning tidak dilakukan dengan pintu terbuka. Pemutaran telur turning yang baik akan
mengoptimalkan pertumbuhan embrio Kurtini dan Riyanti, 2011.
Harianto 2002 menyatakan bahwa jangan membalik telur sama sekali pada 3 hari terakhir menjelang telur menetas. Pada saat itu, telur tidak boleh diusik
karena embrio dalam telur yang akan menetas tersebut sedang bergerak pada posisi penetasannya. Pembalikan telur dilakukan setiap hari mulai hari ke-3 atau
ke-4 sampai 2 hari sebelum telur menetas. Pemutaran telur sebaiknya dilakukan paling sedikitnya 3 kali atau lebih baik jika diputar sampai 5 atau 6 kali sehari
dengan setengah putaran Djanah,1984 yang disitasi Meliyanti 2012
e Peneropongan telur Candling
Peneropongan telur candling merupakan salah satu perlakuan yang menentukan keberhasilan penetasan. Peneropongan telur candling biasanya dilakukan
sebanyak 3 kali selama penetasan berlangsung yaitu pada hari ke-4, ke-11 dan hari ke-25. Peneropongan telur candling dilakukan untuk mengetahui fertilitas telur
dengan cara meneropong telur Rasyaf, 1991. Selain manajemen mesin tetas, seleksi telur juga memengaruhi dalam
keberhasilan penetasan. Menurut Sudaryani 2003, telur yang baik untuk ditetaskan adalah telur yang berasal dari induk yang dikawini, berbentuk oval,
permukaan kulit telur harus halus dan bersih, telur yang akan ditetaskan harus dalam keadaan segar 7 hari, bobot telur itik berkisar antara 65--75 g.
Telur itik tetas adalah telur yang dikoleksi dari sarang itik bertelur. Menurut Suprijatna, et al. 2008, keberhasilan dalam penetasan buatan tergantung dari
banyak faktor antara lain telur tetas, mesin tetas, dan tata laksana penetasan. Telur tetas yang baik memiliki fertilitas dan daya tetas yang tinggi. Srigandono
1986 menyatakan bahwa telur tetas yang baik didapat langsung dari sarang yang bersih dan kering sehingga tidak terjadi kontaminasi yang dapat membahayakan
kualitas telur. Perbedaan nyata dalam tingkat persentase menetas dari telur yang berasal dari kandang dengan sarang dan kandang tanpa sarang yaitu 75,93 dan
63,76 Supardjata, 1977.
Ada beberapa tahapan dalam penetasan buatan, antara lain adalah pemilihan telur tetas, pembersihan telur tetas, fumigasi mesin tetas, pengaturan suhu dan
kelembapan, peneropongan serta pemutaran posisi telur. Keberhasilan usaha penetasan telur itik salah satunya ditentukan oleh faktor-faktor seperti: kualitas
telur, bobot telur, indeks telur, fertlitas dan daya tetas Istiana, 1994; Wibowo et al. 2005.
Pada proses penetasan suhu dan kelembapan harus diatur dan distabilkan selama 2x24 jam dan dipastikan tidak mengalami perubahan selama proses penetasan.
Suhu dan kelembapan yang stabil ditujukan untuk mempertahankan kondisi telur agar tetap baik selama proses penetasan. Parkhus dan Moutney 1998
menyatakan bahwa telur akan banyak menetas jika berada pada suhu antara 94--104°F 36--40°C. Kelembapan mesin tetas sebaiknya diusahakan tetap pada
kisaran 65--75 . Menurut hasil penelitian Maulidya 2013, kisaran daya tetas dari tiap perlakuan adalah suhu 36--37ºC 3,09 ±7,19, suhu 37--38°C
27,76 ± 19,41, dan suhu 38--39°C 62 ± 13,6. Hasil tersebut dapat menunjukkan bahwa rataan daya tetas telur itik pada suhu 38--39°C paling tinggi
dibandingkan dengan suhu 36--37°C dan 37--38°C. Hal tersebut disebabkan oleh suhu yang diberikan sangat optimum dan hampir mendekati suhu pada penetasan
alami.
Selain suhu dan kelembapan, pemutaran telur merupakan kegiatan yang penting dilakukan. Pemutaran dimulai pada hari ke 4--25. Hal ini bertujuan meratakan
panas yang diterima telur selama periode penetasan, dan mencegah kematian embrio karena lengket pada salah satu sisi kerabang. Selain itu, masa kritis
pertumbuhan embrio adalah hari ke-4 dan pada hari ke-26 embrio mulai mengatur posisi untuk menetas, sehingga tidak dilakukan pemutaran Roni, 2012.
Menurut Kartasudjana dan Suprijatna 2006, pembalikan posisi telur selama inkubasi sangatlah penting dilakukan untuk memperoleh daya tetas yang tinggi.
Selama inkubasi posisi telur sebaiknya bagian tumpul diletakkan keatas. Telur sebaiknya diputar 45
o
dengan total putaran 90
o
. Pemutaran turning ini dimaksudkan agar permukaan yolk tidak melekat pada membran kulit telur.