Kematian Embrio TINJAUAN PUSTAKA

digantikan oleh gas-gas, sehingga sering terjadi kematian embrio dan telur membusuk Baruah et al., 2001. Kematian embrio dapat juga terjadi karena prosedur penetasan yang tidak sesuai seperti, suhu inkubator terlalu tinggi atau terlalu rendah, penyimpanan telur yang terlalu lama, telur tidak diputar. Akibatnya, embrio tidak dapat tumbuh normal dan akhirnya mati Putri, 2009. Menurut Sudaryani 1999, beberapa penyebab kegagalan embrio saat penetasan: 1 Telur infertil, disebabkan oleh : a perbandingan induk jantan dan betina tidak memenuhi persyaratan induk jantanbetina sudah terlalu tua; b induk betina terlalu gemuk; c kebersihan kerabang telur tetas; d telur tetas disimpan terlalu lama pada kondisi yang tidak sesuai sebelum dimasukan ke dalam mesin tetas; e pakan induk parent stock kekurangan vitamin A, B, C atau E dan; f parent stock mengalami sakitstres. 2 Embrio mati pada awal penetasan disebabkan oleh: a suhu mesin tetas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah; b faktor genetik parent stock; c kesalahan dalam proses fumigasi pengasapan; d kesalahan pada pemutaran telur; e strespenyakit pada parent stock. 3 Embrio banyak yang mati di mesin penetasan pada umur 11--20 hari disebabkan oleh: a pemutaran telur yang tidak benar; b suhu dan kelembapan mesin tetas yang tidak tepat; c faktor genetik parent stock; d peletakan telur pada egg tray yang tidak benar arahnya sebaiknya yang bulat diatas dan runcing dibawah; e sirkulasi udara yang tidak baik. 4 Embrio banyak yang mati setelah kulit telur retak Bila embrio banyak yang mati sesudah kulit telur retak, penyebab utamanya adalah kelembapan di mesin hatcher penetasan terlalu rendah dan terjadi fluktuasi suhu di mesin setter. 5 Menetas terlalu cepat, disebabkan oleh suhu mesin setterhatcher yang terlalu tinggi. 6 Menetas terlambat Kemungkinan disebabkan oleh suhu mesin setter terlalu rendah atau sebelum ditetaskan, telur tetas telah lama disimpan. 7 Menetas tidak serempak, disebabkan oleh: a penyebaran panas di dalam mesin tetas tidak merata; b telur tetas berasal dari indukparent stock yang berbeda umur dan ukuran telur yang beragam. 8 Pusar final stock tidak menutup secara sempurna, disebabkan oleh: a suhu di mesin hatcher terlalu tinggi; b suhu di mesin setter terlalu berfluktuasi; c kesalahan teknik fumigasi pada saat telur berada di mesin hatcher; d kelembapan di mesin hatcher terlalu rendah. 9 Final stock tertutup cairan disebabkan oleh: a suhu di mesin tetas terlalu rendah; b kelembapan di mesin tetas terlalu tinggi dan kandungan gizi pakan parent stock kurang tepat. 10 Final stock terlalu kecil, disebabkan oleh: a berat telur tetas terlalu rendah; b kelembapan di mesin tetas terlalu rendah dan suhu di mesin tetas terlalu tinggi. 11 Final stock lemah disebabkan oleh: a suhu dan kelembapan di mesin hatcher terlalu tinggi atau terlalu rendah; b kandungan gizi pakan parent stock kurang tepat; c telur tetas berasal dari induk parent stock yang masih muda.

I. Vitamin B kompleks

Vitamin B kompleks adalah satu kelompok vitamin B yang terdiri dari: vitamin B1 thiamine, vitamin B2 riboflavin, vitamin B3 niacin, vitamin B5 pantothenic acidasam pantotenat, vitamin B6 pyridoxamine, vitamin B9 folic acidasam folat, vitamin B12 cyanocob, vitamin B7 biotin, Kolin, dan inositol Yuniastuti, 2007. Vitamin B bekerja dengan bersinergi, yaitu antara jenis yang satu dan jenis yang lain saling melengkapi. Kekurangan salah satu dari vitamin B kompleks dapat menyebabkan ketidakseimbangan sistem tubuh. Vitamin B kompleks bersifat larut dalam air. Kelebihan mengonsumsi vitamin B akan di eskresikan melalui urin Sulaksono, 2013. Lebih lanjut dikemukakan oleh Sulaksono 2013 bahwa vitamin B kompleks memiliki manfaat memproduksi energi, membantu kerja sistem saraf, mempertahankan kondisi tubuh yang sehat, menjaga sistem pencernaan, serta menjaga kesehatan rambut dan kuku. Vitamin B1, diperlukan untuk mengubah karbohidrat menjadi glukosa. Vitamin B1 thiamine berfungsi pada unsur sistem enzim jaringan terutama dalam dekarboksilasi asam piruvat dan ketoglutarat. Kekurangan vitamin-vitamin B ini dapat menyebabkan penurunan produksi energi, yang menyebabkan lesu dan mudah kelelahan Yuniastuti, 2007. Vitamin B5 , diperlukan agar kelenjar adrenal bekerja dengan baik untuk memproduksi beberapa hormon dan zat pengatur saraf. Kekurangan vitamin B5 asam pantotenat berupa kelelahan, rasa lemah, gangguan saluran cerna, dan gangguan otot berupa kejang Departemen Gizi dan Kesahatan Masyarakat, 2011. Vitamin B6, membantu tubuh dalam membuat hormon-hormon tertentu, serta senyawa kimia khusus dalam otak yang disebut dengan neurotransmitter. Vitamin B6 pyridoxine membantu memproduksi sel darah merah, yang akan membantu mencegah anemia. Vitamin B6 berfungsi membantu pelepasan glikogen dari hati dan otot menjadi energi dan disimpan dalam otot Achadi, 2007. Vitamin B9 atau asam folat sangat berperan penting bagi ibu hamil untuk mencegah cacat tabung saraf pada janin selama pertumbuhan di dalam kandungan. Kekurangan salah satu dari vitamin B kompleks dapat menyebabkan perasaan mudah stres, cemas dan depresi. Vitamin B9 berperan dalam mentransfer dan pemakaian gugus karbon. Mempunyai peran spesifik dalam metabolisme histidin dan peran dalam hemopoesis Yuniastuti, 2007. Vitamin B kompleks, sangat penting untuk menjaga pencernaan, yaitu membantu