Vitamin B9 atau asam folat sangat berperan penting bagi ibu hamil untuk
mencegah cacat tabung saraf pada janin selama pertumbuhan di dalam kandungan. Kekurangan salah satu dari vitamin B kompleks dapat menyebabkan perasaan
mudah stres, cemas dan depresi. Vitamin B9 berperan dalam mentransfer dan pemakaian gugus karbon. Mempunyai peran spesifik dalam metabolisme histidin
dan peran dalam hemopoesis Yuniastuti, 2007.
Vitamin B kompleks, sangat penting untuk menjaga pencernaan, yaitu membantu
produksi HCl asam klorida , membantu pemecahan lemak, protein dan karbohidrat. Vitamin B sangat penting untuk RNA, DNA dan reproduksi sel
tubuh. Kulit, rambut, dan kuku yang terus tumbuh membutuhkan vitamin B Sulaksono, 2013. Vitamin B yang berfungsi menjaga pencernaan adalah
vitamin B1, vitamin B2, Vitamin B3 dan Vitamin B6. Kekurangan dalam salah satu dapat menyebabkan pencernaan terganggu, akibatnya tubuh juga akan
kekurangan nutrisi penting Departemen Gizi dan Kesahatan Masyarakat, 2011.
Menurut Kartasapoetra dan Marsetyo 2010, fungsi B kompleks secara umum yaitu:
1 memengaruhi keseimbangan air dalam tubuh; 2 berguna dalam proses pertumbuhan dan perbanyakan sel;
3 berguna dalam pembuatan sel-sel darah; 4 berguna dalam proses pertumbuhan dan pekerjaan urat syaraf;
5 merangsang pembentukan eritrosit.
Menurut Achadi 2007, kebutuhan B kompleks dalam sehari belum bisa ditentukan. Akan tetapi, vitamin B kompleks rata - rata terkandung dalam
makanan sehari – hari sekitar 500 -- 900 mg. Penggunaan yang terbaik dan aman bagi tubuh manusia dewasa ialah 200-- 400 mg.
Kebutuhan vitamin B kompleks dalam tubuh sebaiknya tercukupi, jika tubuh mengalami kekurangan asupan B kompleks maka akan timbul gejala--gejala:
1 terjadi kelemahan pada otot; 2 badan menjadi kurus, gangguan syaraf dan kelumpuhan kaki;
3 sesak nafas dan ederma yang disebabkan oleh gagal fungsi jantung; 4 cepat lelah;
5 kulit kasar dan berminyak dan gangguan pertumbuhan. Menurut Sulaksono 2013, kelebihan mengonsumsi vitamin B kompleks juga
dapat menyebabkan efek samping negatif. Efek samping ini termasuk asam urat, gula darah tinggi, dan masalah kulit. Selain itu, dosis yang tak terkontrol dapat
menyebabkan komplikasi jantung dan hati. Kelebihan vitamin B3 atau niasin dapat menyebabkan masalah penglihatan, mual, muntah, dan memperparah sakit
maag. Kelebihan B9 atau asam folat dapat mengganggu kerja sistem lain. Kelebihan niacin ini juga dapat menimbulkan efek samping pada hati.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bumirestu, Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan pada April--Mei 2015.
B. Alat dan Bahan
1 Alat yang digunakan dalam penelitian
Satu buah mesin tetas tipe meja kapasitas 200 butir dengan ukuran 80 cm x 66 cm x 54 cm; Thermohygrometer yang digunakan untuk mengukur suhu
dan kelembapan ruang mesin tetas; Thermometer air yang digunakan untuk mengukur suhu air dalam sprayer; Sprayer untuk menyemprotkan air dan
larutan vitamin B kompleks; Timbangan digital untuk menimbang telur; Bak air untuk tempat air dalam mesin tetas; Boks DOD sebagai tempat pertama
penenganan DOD setelah menetas; Candler yang akan digunakan untuk meneropong telur.
2 Bahan yang digunakan pada penelitian
Itik tegal jantan dan betina berumur 10 bulan dengan sex ratio 1: 10; Telur itik sejumlah 120 butir berumur 4 hari dengan kondisi kerabang bersih,
berbentuk oval, warna seragam hijau muda kebiruan, dan bobot berkisar
65--75 g dengan nilai koefisien variasi sebesar 4,72; Larutan vitamin B kompleks dengan dosis 4, 6, dan 8 gl air yang digunakan sebagai sumber
kelembapan; Desinfektan yang digunakan pada sanitasi mesin tetas adalah sabun krim yang dilarutkan dengan minyak tanah dan air; Fumigan yang
digunakan untuk fumigasi mesin tetas dengan kekuatan 2 kali adalah formalin 8 ml dan kalium permanganat KMnO4 4 g.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Langkap RAL dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Setiap satuan percobaan menggunakan 6 telur itik. Perlakuan
yang diberikan adalah P0 : perlakuan penyemprotan telur itik dengan air;
P1 : perlakuan penyemprotan telur itik menggunakan larutan B kompleks dengan dosis 4 gl air;
P2 : perlakuan penyemprotan telur itik menggunakan larutan B kompleks dengan dosis 6 gl air;
P3 : perlakuan penyemprotan telur itik menggunakan larutan B kompleks dengan dosis 8 gl air.
D. Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis sesuai dengan asumsi sidik ragam pada taraf nyata 5 dan ditransformasi arcsin untuk data persen yang sesuai. Hasil yang berbeda
nyata diuji lanjut dengan uji polinomial ortogonal untuk mengetahui perlakuan yang optimal Steel and Torrie, 1991.
E. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap menyiapkan telur tetas, tahap menyiapkan mesin tetas, dan kegiatan selama proses penetasan.
a. Tahap menyiapkan telur tetas Tahap persiapan dilaksanakan pada dua hari sebelum pelaksanaan penetasan yang
meliputi : 1 seleksi telur tetas berdasarkan pada kualitas telur, kebersihan telur, bentuk
telur yang oval, serta kisaran bobot telur 65--75g Srigandono,1986, warna kerabang hijau muda hingga sedang kebiruan Kurtini, 1993 dan
berumur 4 hari; 2 telur diambil dari induk dengan sex ratio 1:10 dengan umur induk jantan
dan betina sama 10 bulan; 3 menimbang dan memberi tanda berupa nomor dan meletakkannya pada
tempat telur berupa kawat.
b. Tahap menyiapkan mesin tetas 1 Sanitasi
Tahap sanitasi meliputi sanitasi peralatan dan sanitasi ruangan mesin tetas. Sanitasi alat dan ruangan dilakukan dengan cara mengeluarkan seluruh alat.
Menyemprot alat dan ruangan mesin tetas dengan larutan sanitizer yang terbuat dari campuran sabun krim, minyak tanah, dan air. Menyemprotkan ke mesin tetas
hingga merata kemudian membilas dengan air hingga bersih. 2
Menyiapkan mesin tetas Menghidupkan mesin tetas 1 X 24 jam dengan suhu 38--39
o
C dan